Dimuat di Koran Jakarta, Jumat 16 Juni 2017
Judul : The Complete Guide of Fasting
Penulis : Dr. Jason Fung & Jimmy Moore
Penerbit : Baca
Cetakan : Pertama, Juni 2017
Tebal : x + 364 halaman
ISBN : 978-602-6486-09-7
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumna Universitas
Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.
Secara historis puasa sudah
dipraktikkan secara luas. Namun kebanyakan orang tetap mempercayai mitos-mitos
fundamental mengenai bahaya puasa. Di mana kebanyakan mempercayai bahwa puasa
akan membuat kita dalam mode kelaparan, tubuh kehilangan protein, menurunkan
kadar gula darah, membakar otot dan akan kalap makan ketika berbuka (hal
85). Padahal semua anggapan itu salah.
Menurut para dokter dan pakar kesehatan, mengungkapkan puasa memiliki
banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Buku karya Dr. Jason Fung dan Jimmy Moore
ini, mencoba mematahkan mitos-mitos salah yang tidak memiliki aturan. Dalam
buku ini penulis selain memaparkan manfaat puasa, juga melengkapi dengan kisah-kisah yang
dialami para pasien yang sudah menerapkan terapi puasa, sehingga tubuh mereka
terasa lebih sehat dan bugar.
Puasa bermanfaat untuk menurunkan berat badan. Hal ini dikarenakan,
secara tidak langsung ketika kita menjalankan puasa, kita telah mengurangi
porsi makan. Jika biasanya kita makan sehari tiga kali, maka ketika puasa, kita
hanya makan dua kali sehari. Yaitu ketika berbuka dan sahur. Di sini secara
tidak langsung, dalam berpuasa, kita telah merubah pola makan yang sehat dan
teratur.
Di samping itu, sebagaimana
diketahui ketika tidak puasa, insulin akan meningkat dan menghalangi pembakaran
lemak. Karena insulin adalah pendorong utama obesitas—kegemukan dan
diabetes. Sebaliknya puasa adalah cara
paling efektif dan efisien untuk menurunkan kadar insulin sekitar 50% dan
menurunkan berat badan (hal 139).
Puasa mengobati diabetes tipe 2. Bisa
dibilang diabetes tipe 2 adalah penyakit kelebihan glukosa, di dalam darah dan
juga di dalam tubuh. Sedangkan cara
ampuh untuk menghilangkan glukosa dalam tubuh adalah dengan puasa. Karena puasa
bisa bisa membakar kelebihan glukosa, juga mengurangi karbohidrat (hal
166-167).
Puasa meningkatkan kekuatan otak. Dalam sebuah studi mengenai ketajaman mental dan
puasa, tidak satu pun dari berbagai faktor yang diukur—termasuk perhatian
berkelanjutan, fokus perhatian, waktu reaksi sederhana dan memori
langsung—ditemukan mengalami gangguang. Studi lainnya mengenai pengurangan
kalori nyaris total selama dua hari tidak menemukan efek merugikan terhadap
kinerja kognitif, aktivitas, tidur dan suasana hati. Itulah yang terjadi pada
otak kita (hal 180). Puasa jelas
membatasi kalori, di mana dengan pengurangan kalori, memori akan meningkat
secara signifikan, serta aktivitas sinaptik dan elektrik dalam otak juga
mengalami peningkatan.
Puasa memperlambat penuaan. Menurut
Amy Berge, penggiat puasa yang memiliki
gelar master ilmu gizi juga penulis buku The Alzheimer’s Antitode,
memaparkan, “Puasa bisa membantu mempercepat autofagi dan pembersihan jaringan
tua dan rusak tubuh.”. Selain itu dijelaskan puasa juga merangsang hormon
pertumbuhan, yang memberi sinyal untuk memproduksi bagian-bagian sel yang baru,
sehingga tubuh mendapatkan peremajaan secara sempurna. Karena memicu
penghancuran bagian-bagian sel lama dan pembentukan bagian-bagian sel baru.
Oleh karena itu pantas jika puasa disebut sebagai salah satu antipenuaan yang
paling ampuh (hal 184-185).
Puasa
meningkatkan kesehatan jantung. Kolesterol darah yang tinggi diangap sebuah
faktor risiko penyakit kardiovaskular, termasuk di antaranya serangan jantung
dan stroke. Dan faktor risiko penyakit
jantung lainnya adalah sejenis lemak
yang disebut trigliserida. Ketika simpanan
glikogen di dalam hati sudah penuh, hati mulai mengubah kelebihan karbohidrat menjadi
trigliserida. Trigliserida ini kemudian dikeluarkan dari hati sebagai
lipoprotein densistas sangat rendah (very low density lipoprotein—VLDL) digunakan untuk membentuk LDL—kolesterol
jahat.
Di sini
dipaparkan dengan puasa, maka kita bisa mengurangi kolesterol yang merupakan
faktor terjadinya penyakit jantung. Puasa juga menurunkan karbohidrat. Dan
dengan berkurangnya karbohidrat, secara tidak langsung juga menyebabkan
turunnya LDL—kolesterol jahat (hal 195). Mark
Twain berkata, “Sedikit rasa lapar bisa benar-benar bermanfaat bagi
kebanyakan orang sakit ketimbang obat dan dokter terbaik.”.
Betapa banyak sekali manfaat
berpuasa. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita bersyukur, di bulan suci ini
selain kita bisa panen pahala dengan berpuasa, secara tidak langsung kita juga
berupaya menjaga kesehatan.
Srobyong, 12 Juni 2017
Thanks infonya. Oiya ngomongin puasa, saya nemuin artikel menarik nih yang ngebahas tentang cara cerdas untuk hemat saat bulan Ramadan. Cek di sini ya: Jurus amankan uang saat bulan puasa, agar kantong nggak jebol
ReplyDelete