Monday, 24 July 2017

[Resensi] Petualangan dan Pelajaran dari Hutan Rimba

Dimuat di Harian Singgalang, Minggu 23 Juli 2017

Judul               : Pesan Rahasia dari Hutan Rimba
Penulis             : Wahyu Noor S.
Penerbit           : Lintang, Indiva
Cetakan           : Pertama, Desember 2016
Tebal               : 128 halaman
ISBN               : 978-602-6334-12-1
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatu Ulama, Jepara

Liburan sekolah Zen diajak ayahnya liburan ke Jambi—tempat pamannya, Om Huda mengajar. Begitu sampai di Jambi, Zen langsung semangat. Apalagi di sana terlihat sangat asri, masih banyak pohon-pohon tumbuh tinggi menjulang. Sangat berbeda dengan keadaan di Jakarta.  Dan semangat Zen semakin tinggi ketika melihat hampara hutan yang luas.  Dia sangat ingin bertualang. Sayangnya keinginannya itu dilarang oleh ayah dan pamannya.

“Kamu boleh menjelajahi hutan rimba, namun jelajahilah hutan itu setalah kamu besar. Di sana kamu pasti akan mendapat banyak pelajaran.” (hal 7).

Di sana Zen berkenalan dengan penduduk setempat. Ada Ahmad yang baik hati dan Ruli yang terlihat dingin. Suatu hari tanpa sengaja mereka bertemu dengan perempuan-perempuan rimba. Ternyata perempuan-perempuan Suku Anak Dalam itu, sedang mencari bahan makanan. Ahmad yang baik hati, memberikan talas kepada mereka.  Melihat hal itu Zen semakin takjub. Dia tidaak percaya bahwa dirinya sedang melihat sebuah kehidupan dari sisa sebuah peradaban masa silam (hal 35).

Keesokan harinya, Zen kembali bertemu Suku Anak Dalam.  Namun anehnya anak rimba itu langsung lari ketika mendengar bunyi bersin dari rumah Ruli. Dari keterangan Ahmad, dia baru tahu kalau anak rimba sangat takut terhadap penyakit influenza, karena konon katanya penyakit itu sangat berbahaya dan bisa mematikan.  Zen jadi semakin penasaran tentang Suku Anak Dalam. Tapi dia sadar kalau dia tidak boleh kesana, itulah pesan ayah dan pamannya.  Jadi dia tidak boleh melanggarnya.

Tapi tanpa diduga, saat Zen, Ahmad dan Ruli kembali dari pasar, mereka tersesat di hutan. Ketakutan pun menyergap ketiga anak itu.  Belum lagi, ketika mereka bertemu anak-anak rimba, anak itu langsung pergi ketik Zen mengatakan dia berasal dari Jakarta.  Apa yang akan terjadi pada Zen dan teman-temannya? Dan pesan rahasia apa yang Zen terima dari anak Rimba?

Novel ini  mengenalkan anak tentang kehidupan di hutan rimba, yang sangat memilukan, setelah adanya penebangan hutan secara liar dan kebakaran hutan. Di mana orang-orang rimba, menjadi kesulitan dalam mencari bahan makanan. Padahal hutan adalah tempat hidup mereka sejak dahulu kala. Di sini anak diingatkaan untuk selalu peduli kepada kelestarian alam. Selain itu dalam kisah ini, penulis mengajarkan anak untuk  selalu bertanggung jawab, selalu bersyukur dan berkata jujur.

Srobyong, 16 Juli 2017 

No comments:

Post a Comment