Sunday 31 January 2016

[Review] Kisah Bintang yang Memilih Jatuh



Dari sekian banyak hal yang bisa kau lupakan, otakmu memilih melupakanku. (hal. 21)

Kaget dan frustasi itulah yang Sam rasakan ketika pasca operasi tumor yang dilakukan Lynn, kekasihnya. Gadis itu mengalami amnesia dan dari sekian banyak ingatan yang selama ini dimiliki, nama Sam-lah yang dilupakan. Namun Sam mencoba  tegar di depan Lynn, meski hatinya teriris. Seperti janji yang pernah dia buat dulu, dia pun menceritakan kembali semua tentang kisah mereka. (hal. 8)

Perlahan, Sam menceritakan semua. Kedekatakan mereka sedari kecil karena rumah mereka bertetangga,  hingga bagaimana mereka akhirnya menjadi sepasang kekasih. Tapi, tetap saja ingatan Lynn tidak juga kembali. Gadis itu malah bisa mengingat Billy, Leon, Evi dan Dani, ketika mereka berkunjung.  (hal. 54) Hal itu cukup membuat Sam merasa sedih, karena menyadari ternyata hanya dirinya yang dilupakan.

Dan Sam semakin sedih ketika mendengar ucapan Leon. Bahwa selama ini dia terlalu egois dengan memaksa Lynn untuk mengingat kembali kenangan mereka dan meminta gadis itu untuk jatuh cinta lagi padanya. Serta sebuah rahasia yang Billy katakan, mereka (Billy dan Lynn) pernah menjalin hubungan. (hal. 99) Dan kenyataan bahwa Billy sampai sekarang masih menyukai gadis itu.

Sejak kejadian itu, Sam memilih menghindar. Dia tidak mau menemui Lynn lagi.  Mungkin Leon atau Billy bisa menjaga Lynn lebih baik daripada dirinya. Tapi entah bagaimana dengan perasaan Lynn sendiri. Siapa laki-laki yang dicintainya, Billy atau Sam? Dan apakah dia memang merasa terbebani seperti yang dikatakan Leon?

Membaca novel ini sukses membuat perasaan campur aduk. Gemas dengan para tokoh cowok yang ada dalam novel. Seperti Sam yang memiliki sifat penakut dan rendah diri. Dia selalu mudah termakan dengan omongan orang lain. Sam terlalu pesimis dan memiliki pemikiran yang sempit. Begitupun Ayah Sam dan Lynn. Lalu tokoh Leon yang selalu mengompori dan suka ikut campur. Cowok ini ngeselin banget. Sosok Billy  awalnya terlihat keren dengan segala sikap dewasanya.  Tapi di bagian akhir sukses membuat saya meralat pendapat itu.   

Novel ini memiliki  sudut pandang unik karena pilihan pov-nya. Penulis tidak memakai kata ganti dia untuk tokoh Lynn, tapi kamu. Jadi pemilihan pov dua untuk menggambarkan Lynn, seolah tokoh aku itu benar-benar bercerita dengan baik. Apalagi tokoh ini dari sudut pandang cowok.

Hanya saja pemilihan setting di Jawa Timur, jika dilihat dari nama terasa kurang pas. Dan masih ada beberapa kesalahan penulisan dari buku ini.  Tapi lepas dari semua itu ..., novel ini memiliki kekuatan tersendiri dalam segi gaya bercerita yang asyik untuk diikuti.  Serta banyak hal yang bisa dipetik dari buku ini.  

Novel ini tidak hanya menceritakan tengan kisah cinta yang mendayu-dayu antara Lynn dan Sam. Tapi juga masalah keluarga yang harus dihadapi masing-masing tokoh. Sejak kecil Sam ditinggal ayah yang sangat disayanginya pergi. Bagaimana perasaan anak ketika tiba-tiba ayahnya kabur? Hal itu membuat Sam memiliki ketakutan jika dikhianati. “Tidak ada luka yang lebih besar daripada luka hati karena dikhianati oleh orang yang kita cintai.” (hal.63)


Lalu ada juga quote yang mengajak pembaca untuk memiliki pikiran  positif, “Jangan melihat orang dari penampilannya saja.” (hal. 65) Dan selalu memiliki hati lapang.“Memaafkan bisa jadi sangat melegakan. (hal. 65) Juga pesan bahwa sebuah usaha keras lama-lama akan berhasil juga. “Orang bilang kegigihan bisa meruntuhkan tembok.” (hal. 144) Novel ini ditutup dengan twist ending yang cukup mengagetkan dan membuat sesak. Meski bagi saya sendiri pada bagian-bagian akhir ada clue yang membuat saya menduga akan seperti itu. But Keseluruhan novel ini asyik untuk dinikmti. Recomended untuk dibaca.  

Spesifikasi Buku


Judul               : When The Star Falls
Penulis             : Andry Setiawan
Penyunting      : Yooki
Ilustrasi Isi      : @teguhra
Penerbit           : Penerbit Haru
Cetakan           : Pertama, Oktober 2015
Halaman          : 204 hlm

ISBN               : 978-602-7742-58-1

Thursday 28 January 2016

[Review] Edukasi Gizi Lewat Cerita Anak



Judul                           : Cerita Anak Terbaik Sepanjang Masa Seri Aku Anak Sehat
Penulis                         : Dyah Ummi Purnama
Penerbit                       : Visimandiri
Harga                          :  Rp 50.000,00
Halaman                      : 112 halaman
Blurb
Anak cerdas, sehat, dan kreatif adalah dambaan orangtua. Banyak cara bisa dilakukan untuk mengasah kecerdasan dan kreativitas anak. Dan selalu ada cara pula untuk mengenalkan pola hidup sehat pada anak-anak. Salah satunya melalui buku ini. Buku ini menyajikan cerita menarik yang sarat ilmu pengetahuan. Di dalamnya berisi banyak pelajaran bagi anak-anak tentang pentingnya mengonsumsi makanan yang sehat. Anak-anak juga akan diajak belajar memasak dengan bahan sederhana dan memahami manfaat makanan bagi kesehatan. Selain dapat bukunya, anak-anak juga dapat menggunakan kartu kuartet untuk belajar mengenal vitamin. Belajar pun jadi menyenangkan!
~*~
Mau belajar dari cerita dengan muatan banyak ilmu pengetahuan? Sebuah buku yang membahas Edukasi Gizi Lewat Cerita Anak berjudul  “Cerita Anak Terbaik Sepanjang Masa Seri Aku Anak Sehat” bisa dijadikan pilihan yang tepat untuk dibaca anak-anak Indonesia. Buku ini berisi tujuh cerita. Ceritanya asyik, unik dan sudah pasti memiliki banyak hikmah yang bisa diteladani. 
Semisal cerita yang berjudul “Rabun Ayam Karena Suka Makan Ayam?” Diceritakan ada seorang anak bernama Dani yang kesulitan melihat ketika waktu senja. Dani mengira dia sukar melihat karena suka makan mata ayam. Padahal tentu saja bukan itu alasannya. Akhirnya setelah Dani membaca buku Ensiklopedia kesehatan, dia jadi tahu alasan sebenarnya dia memiliki kesulitan melihat. Dia kekurangan vitamin A. 
Lalu ada cerita yang berjudul “Beri-Beri Tidak Sama dengan Biri-Biri”  Dani tidak terlalu peduli ketika Lala menceritakan bahwa ada orang yang terkena penyakit Beri-Beri. Dani malah dengan santainya bercanda kalau Beri-Beri terjadi karena orang itu suka mengembik seperti Biri-Biri. Tapi ternyata dia salah, temannya Sianipar mengatakan kalau Opunya juga terkena penyakit Beri-beri. Dani pun akhirnya membaca buku Ensiklopedia bersama Lala. Dari sana dia tahu bahwa sakit Beri-Beri itu karena kekurangan vitamin B.
Tidak kalah keren itu cerita yang berjudul “Hii Kurang Darah Karena Digigi Vampir?” Hujan tiba-tiba turun dengan deras dan kemudian menyebabkan listrik mati. Kebetulan Fira yang saat itu sedang menonton Vampir jadi ketakutan karena terus terbayang Vampir yang menggigit manusia hingga kehabisan darah. Dan dia semakin takut ketika mengingat Nia temannya tidak masuk sekolah karena sakit Kurang Darah. Fira langsung membayangkan Nia itu digigit Vampir. Tapi ternyata dugaan Fira salah, setelah dia membaca buku yang dipinjam dari perpustakaan, dia tahu bahwa Nia sakit Anemia Macrocytic Megaloblastic yang terjadi karena kekurangan vitamin B 12.
Selain tiga cerita itu ada juga empat cerita lain yang tidak kalah seru. Yaitu; Ketika Awan Sakit Sariawan, Adik Bayiku Dijemur, Si Kulit Bersisik yang Pandai Memancing, dan Awas Ada Sungai Darah. Bagaimana ceritanya  dan vitamin apa yang akan dibahas nanti ..., bisa langsung dibaca dalam buku ini.

Sebuah buku anak yang bagus dan diharapkan menjadi bacaan yang bermanfaat. Karena selain memuat cerita yang unik, asyik dan menarik, buku ini juga memuat banyak pengetahuan. Yaitu;  belajar tentang vitamin untuk anak, pentingnya vitamin yang cukup dan kandungan vitamin pada berbagai sumber makanan, dan resep makanan yang mengandung vitamin.  Semua itu dibahas sesuai dengan urutan cerita. Jadi setelah membaca cerita yang seru, anak-anak langsung bisa belajar juga mengenai akibat yang akan terjadi jika kekurangan vitamin-vitamin itu. Sangat cocok untuk dijadikan bacaan untuk anak-anak. Dan tidak ketinggalan ada lembar aktivitas dan bonus kartu kwartet sumber vitamin.           

Sunday 24 January 2016

[Review] Pendidikan di Mata Orang Rimba



Judul               : Sokola Rimba
Penulis             : Butet Manurung
Editor              : Tim Sokola
Penerbit           : Kompas
Cetakan           : Ketiga, November 2015
Halaman          : xxviii + 384 halaman
ISBN               : 978-979-709-996-1

Kebanyakan orang sering menganggap bahwa Orang Rimba itu  primitif, bodoh dan ketinggalan zaman. Mereka tidak mengenal huruf dan tidak bisa membaca, hidup hanya bergantung pada hutan dan terkurung pada kegelapan. Namun, kadang mereka sering lupa, bahwa ketika di dunia terang Orang Rimba terlihat ketinggalan zaman, bukankah itu bisa terjadi ketika orang-orang dari dunia terang memasuki hutan? Mereka akan menjadi orang yang paling ketinggalan zaman. Tidak tahu jalan dan adat yang berlaku. Jadi manusia memang tidak bisa menilai hanya dari luarnya. Orang Rimba mungkin ketinggalan zaman tapi mereka lebih bisa memperlakukan alam dibanding orang-orang di dunia terang yang kadang memperlakukan hutan dengan sewenang-wenang.

Sokola Rimba menceritakan tentang pengalaman Butet Manurung ketika bekerja di WARSI sebagai antropolog untuk fasilitator pendidikan di hutan. (hal. 5) Dia memiliki keinginan besar agar Orang Rimba setidaknya bisa membaca dan menulis. Namun sejatinya Butet masih bingung bagaimana caranya untuk menarik Orang Rimba belajar.

Kelompok  Orang Rimba sendiri tersebar di kawasan hutan Bukit Duabelas yang luasnya lebih dari 60.000 hektar. Dan atas usaha WARSI bersama beberapa Orang Rimba, berdasarkan SK Menteri Kehutanan pada bulan Agustus tahun 2000, kawasan itu telah berubah status menjadi Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) dengan luas 60.500 hektar. (hal. 9)

Langkah awal yang dilakukan Butet tentu saja mendekati para Orang Rimba, belajar membaur dan menjadi teman. Yang pertama kali Butet kunjungi dari tiga kabupaten di TNBD adalah Rombang Sungai Tangkuyungon. Di sana dia disambut cukup baik, dia diajak mengambil  mengambil madu. Di sana Butet baru tahu bahwa pohon madu itu seperti “benda Pusaka” dan jika mau memanjat pohon untuk mengambil Orang Rimba melantunkan mantra “mengusir hantu kayu”.  Butet juga diajak menangkap ikan dan bisa balas dendam dengan pacet yang pernah menghisap darahnya ketika dulu dikejar lebah. Ada juga kejadian lucu di mana Butet dicemburui disangka mau merebut suami salah satu Orang Rimba dan disangka sakti karena bisa cepat menghapal lagu Rimba.  (hal. 31)

Inilah kesempatan menurutnya, Butet menjelaskan tentang menulis, namun tidak dengan agresif. Lalu pada suatu waktu saat anak-anak sedang bermain, Butet menggambar  dan melengkapinya dengan tulisan dan meminta mereka menyebutkan  gambar itu.  Mereka terlihat tertarik. Tentu saja Butet sangat senang namun, karena terlewat senang dia kelepasan menawari anak-anak itu sekolah. Yang hasilnya dia malah diceukin. (hal. 33)

Rombang Sungai Tangkuyungon belum ada harapan untuk mengajak sekolah, Butet  kini ke Rombang DAS Terap.  Sesuai kebijakan WARSI dia memang tidak diperbolehkan datang ke satu kelompok Orang Rimba. Pada kunjungan kali ini, Butet kembali mendapat serangan dari lebah hingga dia harus berendam lama di sungai untuk menghindari sengatan para lebah. Dan seperti di kelompok sebelumnya, masalah pendidikan juga kurang diminati  di sana. Meski beberapa anak laki-laki ada yang tertarik belajar, namun ketika  kedua Bepak, Lidapenado dan Ngelemboh mendengar Robert bertanya tentang keinginan untuk bisa membaca dan menulis, mereka dengan tegas menolak.  “Itu tidak ada dalam adat kami Orang Rimba.” (hal. 47)

Butet lalu melanjutkan kunjungannya ke Sungai Belambun Pupus, anak sungai DAS Bernai. Namun sebuah kesalahan fatal telah terjadi karena dua teman Butet, Willy dan Hadi mengatakan kedatangan mereka untuk mengajar membaca dan menulis. Dan secara otomatis pada Orang Rimba dewasa marah-marah dan mereka harus rela untuk pergi.

Namun di balik banyaknya Orang Rimba dewasa yang menolak, ternyata ada juga yang malah menunggu untuk diajarkan baca dan menulis dan mengatakan, “Baca tulis tidak mengubah agama kami atau adat kami, tetapi baca tulis membantu kami dalam bekerja.” (hal. 65) Masalahnya Orang Rimba yang menyatakan tertarik kemudian tidak muncul lagi.

Selama hampir dua tahun pencarian murid akhirnya Butet bisa membuat Orang Rimba tertarik untuk belajar baca dan menulis. Mungkin karena melihat dari berbagai peristiwa yang terjadi. Mereka kini yang malah meminta sendiri untuk belajar. Dan ternyata mereka cukup cepat tanggap dalam belajar.  Namun yang jadi masalah kemudian, bagaimana kelanjutan Orang Rimba setelah bisa belajar menulis dan membaca. Itulah yang kemudian menjadi dilema bagi Butet. Belum lagi ada masalah ketidak sinkronan atas pemikiran WARSI dan dirinya. Akhirnya pada 1 Oktober 2003, Butet mengundurkan diri.

Butet bersama Indit, Dodi, Oceu dan Willy serta teman-teman yang memiliki pemikiran yang sama berjuang membangun Sokola Rimba. Mereka mengabdikan secara total untuk kepentingan Sokola Rimba meski dengan biaya sendiri.

Rasanya membahas buku ini tidak akan selesai jika harus dijabarkan semua. Karena dari setiap cerita memiliki keunikan sendiri-sendiri. Pengalaman nyata yang dituangkan dalam buku ini sungguh luar biasa. Memberikan pencerahan dan keteladanan. Saya seperti diajak langsung ke hutan melihat secara langsung apa yang tengah terjadi di sana. Keseruan petualangan dan melihat keluguan dan ketakutan-ketakutan  dengan hal-hal baru yang dilihatnya.

Namun menilik dari apresiasinya pada orang baru, Orang Rimba itu sejatinya ramah. Mereka memiliki sikap yang polos yang kemudian suka dimanfaatkan orang terang. Karena itulah menurut Butet, Orang Rimba harus diberi bekal menulis, membaca dan menghitung agar tidak selalu dibodohi.  Belajar bukan berarti mereka harus meninggalkan hutan bukan?

Saya tidak bisa membayangkan ketika Butet dikejar lebah  dan juga harus berperang dengan para pacet-pacet yang menempel pada tubuh dan menyeodot darahnya. Atau ketika dia harus beredam di sungai dan demi menghindari lebah. Lalu disuruh makan ulat bahkan didatangi beruang.  Pengalaman seru dan mendebarkan pastinya. Membaca ini saya jadi suka senyum-senyum sendiri dan juga ikut miris dengan segala yang terjadi.  Hanya saja masih ada beberapa kesalahan penulisan. Tapi selebihnya buku ini keren dan inspiring. Banyak muatan pendidikan yang bisa dicontoh bagi para pendidik.   Buku ini bahkan sudah pernah difilmkan  tahun 2013  di mana disutradarai oleh Riri Riza. 

Beberapa quote yang menarik, inspiring dan perlu dipikirkan.

  • Intinya, memang tidak semua orang yang melek huruf akan menjadi dokter atau insinyur atau pemimpin masyarakat. Tidak harus, kan? Tetapi yang jelas, tidak mungkin bisa menjadi dokter kalau baca tulis saja tidak bisa. Baca tulis setidaknya akan memberikan mereka lebih banyak pilihan karena hanya lewat pendidikanlah (yang tidak sekadar baca tulis hitung, tapi juga peningkatan kapasitas dan jaminan habitat tempat hidup) mereka mampu memposisikan diri terhadap dunia luar dan dengan merdeka mentukan arah pembangunannya sendiri.  (hal. 17)
  • Pilih  orang yang memegang teguh kata-katanya dan abaikan orang yang melanggar janjinya.  (hal. 172)
  • Dalam mengajar, ada hal yang lebih penting daripada kepintaran, yaitu cara kita memberi pelajaran, yang membuat murid merasa bawah itu menyenangkan. Tapi yang terpenting dari semua itu adalah pemahaman mengapa pendidikan itu penting bagi Orang Rimba. Supaya alasan itu yang menjadi spirit, yang merasuki jiwa mereka bergerak ke mana-mana saat menjelajah rimba.  (hal. 180)

  • “Bu, kenapa hutan masih saja habis, padahal kami sudah sekolah?” (hal. 224)

  • “Ma, kenapa masih ada orang membunuh dan merampok, padahal sudah beragama.” (hal. 224)

  • Orang Rimba memilih memakai pakaian tradisional atau jeans, itu terserah mereka. Kita tidak berhak mengatakan mana yang lebih baik untuk mereka. (hal. 232)
  • Bahwa terkadang hidup ini memang terlihat keras. Tetapi sebenarnya itu  hal-hal yang memang layak terjadi (hal. 292)
  • Menjaga hutan memang sulit, orang pemerintah saja tidak mampu, apalagi saya yang baru bisa baca tulis?” ~Peniti Benang, salah satu kader Sokola Rimba~ (hal. 313)

  • Ranting akan tetap di pohon, rumput akan tetap tegak jika henggang (burung rangkong) atau gajah belum menapakinya. Bahwa  keadaan rimba dan penghuninya baik-baik saja sampai modernisasi tiba di dalam sana. (hal. 325)


[Review] 19 Jurus Lancar Menulis



Maraknya lomba menulis yang saat ini banyak beredar dan diikuti banyak peserta,  menandakan minat menulis yang semakin tinggi.  Karena itulah  bisa menulis dengan lancar dan produktif adalah harapan semua orang yang memang menyukai dunia literasi. Apalagi bagi penulis pemula yang masih sering terkena sindrom  write block. Masih bingung bagaimana mulai menulis dan mengeksekusinya. Bingung memilih judul yang membuat penasaran dan bagaimana agar tulisan itu bisa tembus media atau malah bisa diterbitakan secara mayor.  Selain yang telah disebutkan sebelumnya, masih banyak sekali kebingungan-kebingunan lain yang dimiliki para penulis pemula. Buku ini cocok  untuk mengatasi semua masalah itu. Buku ini berisi jurus-jurus keren dan tips-tips jitu agar bisa menulis dengan lancar.

Asyiknya lagi, buku ini bisa dibaca secara acak, disesuaikan dengan apa yang sedang dibutuhkan.  Pada dasarnya buku ini terdiri dati tiga bagian yaitu Fiksi. Jurus yang bisa diambil di sana adalah, Jurus Menulis Novel Romance, Jurus Menulis Teenlit Berisi, Jurus Menulis Horor Mistis, Jurus Rahasia Menulis Komedi, Jurus Menulis Horor Komedi, Jurus Dasar Menulis Novel, Jurus Menulis Fans Fiction yang Sexy, Jurus Menulis Flash Fiction dan Jurus Menulis Puisi Tanpa Teori.

Yang kedua Non Fiksi, terdiri dari Jurus Menulis Personal Literature, Jurus Menulis Memoar, Jurus Menulis Go Blog yang Cerdas, Jurus Menulis NonFiksi yang Dilirik Penerbit dan jurus Menggali Ide Menulis Buku Motivasi dari Kehidupan Sehari-hari.

Dan bagian ketiga ada Tips dan Trik. Di sini akan dipaparkan Jurus Memilih Judul Tulisan, Jurus Mudah Tembus Media, Jurus Manis Menang Lomba Menulis dan Jurus Menghadang Seribu Alasan Gagal Menulis. Lalu ada bonus Jurus Para Leluhur Iklan : Membuat Iklan Televisi.

Pada bagian Fiksi bisa langsung melahap jurus-jurus jitu yang sudah disuguhkan : 
  • Jurus Menulis Novel Romance  ala Ari Keling. (hal. 1) 

 Penulis yang sudah menelurkan  13 novel dengan berbagai genre ini memberikan kiat-kiat apa yang harus dilakukan jika ingin membuat novel romance yang keren. Pada bab itu kita akan disuguhi tentang apa yang perlu dipersiapkan ketika  memilih tokoh, memasukkan setting biar tidak terkesan tempelan, mengolah plot, ide dan memasukkan unsur perasaan.  

  •  Jurus Menulis Teenlit Berisi  oleh Vivie Hardika (hal. 15)

Nah yang suka teenlit bisa langsung melahap ini. Bagaimana menulis dengan gaya bahasa renyah dan tidak kaku.
  • Jurus Menulis Horor Mistis oleh Lonyek Rap (hal. 31)
Di sini akan dikupas tentang 5 zat-zat penting dalam cerita horoe mistis. Ini sangat perlu dicatat. Lalu selanjutnya dikupas tuntas 8 jurus yang bisa membuat horor mistis.

  • Jurus Rahasia Menulis Komedi  oleh Ceko Spy (hal. 47)
Suka menulis komedi? Ada 3 jurus yang bisa dipraktikkan agar cerita yang kita buat biasa mengocok perut pembaca.

Dan banyak lagi jurus lainnya yang tidak kalah hebat. 


Bagi yang suka menulis nonfiksi  ada 5 jurus yang bisa diintip, salah satunya, 
  • Jurus Menulis Personal Literature oleh Eva Sri Rahayu (hal. 127)
  • Jurus Menulis Memoar  oleh Astuti Parengkuh (hal. 141)
Dua jurus di atas sama-sama menceritakan kisah nyata penulis. Tapi kenapa namanya bisa beda ... bisa langsung baca sendiri. 

Lalu ada lagi yaitu, 
  • Jurus Menulis Nonfiksi yang Dilirik Penerbit  Monica Anggen. (hal.  163)

 Penulis yang sudah tidak diragukan kemampuannya dalam menulis nonfiksi  juga penulis fiksi dengan senang hati membeberkan jurus jitu yang patut ditiru.  Di sini penulis akan mengulas 10 jurus jitu yang bisa diserap.  Kenal diri sendiri, menetukan tema, perlunya data dan referensi, membuat outline, menawarkan pada penerbit, mulai menulis, write’s block dan Brainstroming, ketika naskah selesai, Proof reader, waktunya mengirim naskah. Lebih detailnya lagi bisa langsung baca sendiri.

Pada bagian tips dan trik, kita akan diajari banyak jurus yang sering digalaukan oleh para penulis  yaitu :
  •  Jurus Memilih Judul Tulisan oleh  Pilo Poly (hal. 201) 
  • Jurus Mudah Tembus Media oleh Zya Verani (hal. 215) 

  Di mana akan dipaparkan 8 cara. Yaitu; Pelajari media yang diincar, mempercantik tulisan, mengendapkan naskah, menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, menangkap momentum tertentu, membuat paragraf yang keren, membuat judul yang nendang dan jangan menyerah. Ulasan lebih detail bisa dilihat sendiri di buku. 

Dan kadang kala banyak penulis suka bingung kenapa ketika mulai menulis namun pada tengah jalan sering gagal, maka sangat dianjurkan membaca jurus ini, 
  • Jurus Mengahadang Seribu Alasan Gagal Menulis oleh (hal. 243) 

Arista Devi menjabarkan apa yang kadang dilupakan ketika ingin menjadi menulis. Bahwa untuk memulai menjadi penulis, kita sendiri harus mau membaca, tidak malas dan memiliki banyak alasan, mau berusaha untuk belajar, jangan terpaku pada teori menulis, karena yang terpenting itu menulis dulu baru bisa diperbaiki lagi.

Buku yang patut dibaca bagi penikmat literasi. Karena dari buku ini kita akan mendapat banyak pengetahuan yang tidak kira. Mungkin banyak buku lain yang membahas tips dan trik menulis sebagaimana tema buku ini, tapi buku ini memiliki keunikan tersendiri. Di mana  buku ini ditulis oleh para penulis yang memang sudah mumpuni dalam bidangnya. Ada juga quote yang memotivasi untuk menulis. Seperti, “Jika ada buku yang ingin sekali kau baca tapi belum ada yang menulis, maka kamu harus menulisnya.” ~Toni Marrison~

Hanya saja, layout yang dipilih meski memang bagus dan sesuai dengan setiap tema, tapi itu  sedikit mengganggu kenyaman membaca. Karena background yang diambil menjadi tumpang tindih dengan tulisan.  Lepas dari kekurangan itu, buku ini tetap recomended untuk dijadikan koleksi. Karena manfaat yang bisa diambil memang sangat banyak.

Judul               : 19 Jurus Mabuk Penulis Suktres
Penulis             : Mayako Aiko, Ceko Spy, dkk
Editor              : Monica Anggen , Evi Sri Rahayu
Penerbit           : Universal Nikko
Cetakan           : 1, Agustus 2015
Halaman          : 285 Halaman


ISBN               : 978-602-9458-21-3

Thursday 21 January 2016

[Review] Rahasia di Balik Lahirnya Anak Genderuwo

Blurb
“Mbesok yen wis tekaning patikoe, donjo brono iki separo dibagi adil kanggo anak poetoekoe, separo kanggo anak poetoekoe sing ndoewe tondho toh poetih sing ono woeloene. Anak poetoekoe koewi sing biso ngresiki donjo brono iki lan dosa-dosakoe.”

Tanda lahir berupa toh putih berbulu di punggung Jaka menyeretnya ke dalam sungai takdir yang tak disangka-sangkanya. Kelahirannya sudah diramalkan oleh sesosok genderuwo yang pernah mengawini neneknya. Perkawinan demi pesugihan yang melahirkan sesosok dalbo penghuni lereng Merapi. Hanya Jaka yang mampu membersihkan harta pesugihan akibat perjanjian leluhurnya. Dan Jaka pula yang berhak mewarisi separuh harta itu. Tetapi, ada pihak lain yang iri kepadanya dan berusaha menggagalkan pewarisan itu dengan segala cara.

Wuni adalah sebuah kisah berdasarkan pengalaman nyata sang penulis yang berupaya mengabadikan sekeping legenda tanah Jawa yang bersungkup rahasia.

~*~

Novel ini menceritakan tentang keluarga besar Seontoro. Dia terkenal sebagai keluarga paling kaya di desa Wuni, sebuah desa yang berjarak sekitar 25 Km ke arah Barat laut Klaten. Kekayannya melimpah ruah. Dia memiliki tiga istri, yaitu Sumi, Darmi dan Suminah. Ketika meninggal dia mewariskan tanah pertanian dan perkebunan seluas hampir dua ratus hektar di beberapa desa. Seratus dua puluh hektar yang sudah dibagikan pada anak-anaknya dan sekitar delapan puluh hektar masih dikelola istrinya.  (hal. 8)  Namun selain itu ternyata dia juga meninggalkan sebuah wasiat yang tidak terduga.

Jaka adalah salah satu cucu dari Seontoro dari istri keduanya. Mulanya hidup Jaka damai-damai saja. Namun, telepon dari Pakdenya yang bernama Sunar, ternyata membawa Jaka pada sebuah kehidupan paru yang tidak pernah dia sangka sebelumnya. Ternyata wasiat yang ditinggalkan kakeknya itu berhubungan dengan dirinya. Sang kakek mewasiatkan agar mewariskan semua harta yang dimiliki kepada anak atau cucunya yang memiliki toh putih. (hal. 40) Karena seseorang yang memiliki toh putih atau tanda putih itu diramalkan akan bisa membersihkan harta yang dimiliki kakeknya.

Belum lepas kekagetan Jaka tentang masalah warisan, dia bertambah terkejut ketika mengetahui bahwa harta yang dimiliki kakeknya ternyata adalah harta yang didapat karena penjanjian dengan makhluk gaib. Kakeknya menyerahkan Sumi istrinya untuk kawin dengan Jin—gendewuro. (hal. 43)  Namun, sebelum meninggal kakeknya sadar bahwa perbuatan itu salah dan ingin salah satu anak atau cucunya membersihkan harta itu. Dan orang yang bisa melakukan itu adalah anak yang memiliki toh putih, seperti yang pernah dikatakan genderuwo sendiri.

Jaka sungguh tidak menyangka dengan keadaan yang begitu tiba-tiba. Padahal sebelumnya dia sudah memiliki rencana sendiri setelah lulus dari IPB.  Namun, takdir ternyata berkata lain.  Selain berurusan dengan masalah warisan, Jaka juga dihadapkan pada sebuah kenyataan bahwa ada salah satu keluarga yang tidak ingin dia menerima warisan itu. Dan orang itu berusaha merencakan sesuatu untuk mencelakakan Jaka dengan cara apapun.

Orang itu menculik Jaka dan hampir mencelakakannya, namun sosok yang tidak pernah ada di bayangan Jaka datang membantunya. Sosok yang mirip monyet, mengingatkan Jaka pada sosok Anoman. Seluruh tubuh bagian dada hingga lengan ditumbuhi bulu lebat berwarna ungu. Sosok itu mengaku masih saudara dari Jaka dan bernama Slamet. (hal.231) Seketika Jaka ingat Pakdenya pernah bercerita bahwa neneknya Sumi pernah melahirkan dalbo, anak genderuwo. Ternyata sosok itu memang benar-benar ada. Tapi kenapa dalbo itu menolong Jaka dan kenapa dalbo bisa lahir? Kelanjutannya bisa langsung membaca sendiri untuk mengatahui berhasilkan Jaka mensucikan harta seperti yang diwariskan kakeknya dan alasan apa dalbo menolongnya. Serta siapa di balik penculikan Jaka dan kelahiran dalbo.

Sebuah novel yang sejak awal sudah menggelitik saya untuk membacanya. Apalagi membahas tentang misteri  dalbo dan saya suka cerita yang berbau mistis. Dan kebetulan saya memang sedang memikirkan tentang apakah benar ada kejadian manusia melahirkan anak genderuwo? Dan dalam buku ini saya menemukan jawabannya. Ah, sungguh tidak menyangka. Kejadian ini benar-benar terjadi.

Dan novel ini selain berbau mistis ada juga selipan tentang kisah percintaan anatara Jaka, Euis, temannya sewaktu di Bogor dan Sukesi yang masih sepupunya. Mereka memiliki peran yang cukup kuat dalam novel ini. Padahal saya pikir hanya sebagai pemanis saja.

Pemilihan tema tentang legenda tanah Jawa  menjadi unsur menarik dari novel ini. Membuat penasaran. Cerita dikemas dengan bahasa ringan dan mudah dicerna. Settingnya sangat detail dan pilihan cover yang saya rasa cukup membuat penasaran, karena ditampilkan dengan suasan gelap dan mencekap. Merah dan hitam adalah perpaduan warna yang menunjukkan kekuatan dan mistis.

Hanya saja ada beberapa kalimat yang agak mengganggu dan diulang-ulang. Tapi keseluruhannya buku ini recomended untuk dibaca. Cerita ini membuat saya belajar lagi tentang bahasa Jawa. Mungkin beberapa kalimat di sana tidak asing namun ada juga yang memang belum pernah saya ketahui. Dari novel ini mengingatkan pada saya bahwa  sudah sepantasnya hanya pada Allah-lah seharusnyanya kita meminta.  Berserah diri. Memohon petunjuk, kelapangan rezeki dan pengampunan.  Dan harta itu kadangkala memang sebuah anugerah, namun kadang harta pun bisa mejadi bencana, memecah kekeluargaan.

Judul               : Wuni
Penulis             : Ersta Andantino
Penyunting      : Joni Sujono
Penerbit           :  Javanica—PT Kaurama Buana Antara
Cetakan           : Pertama, November 2015
Halaman          : 332 hlm.
ISBN               : 978-979-16110-5-3
Harga              : Rp 75.000,00




Monday 18 January 2016

[Review] Ketika Surga Tak Lagi Dirindukan


Masalah poligami selalu menjadi topik hangat dengan segala pro kontra yang ada. Namun ketika seorang laki-laki memilih poligami, apakah pilihan itu sepenuhnya salah laki-laki, atau ada alasan lain sehingga sebuah poligami itu menjadi pilihan? 

Novel ini menceritakan tentang Arini. Dia adalah gadis pecinta dongeng. Sejak kecil, hidup Arini memang seolah sempurna. Memiliki sahabat-sahabat yang selalu menemaninya, kakak laki-laki yang  perhatian. Serta kedua orangtua yang selalu mencurahkan kasih sayang padanya. Dan dongengnya semakin lengkap dengan kehadiran Pras yang menjadi suaminya. Arini pun ingin menyempurnakan kebahagian itu dengan berharap pernikahannya bisa langgeng.  Dia dan Pras akan selalu hidup rukun dan bahagia sampai akhir hayat memisahkan.

Namun sebuah telepon yang dia dengar di sebuah pagi, seketika merubuhkan dongeng indah yang selama ini Arini bangun. Dia ingat dengan jelas apa yang dikatakan perempuan itu. “Halo, Nyonya Prasetya di ini ....” (hal. 46) Kecewa, dan syok itulah yang Arini rasakan saat itu. Dia tidak menyangka Pras telah berpaling pada perempuan lain. Arini bingung bagaimana dia menghadapi kenyataan bahwa surga yang dibangunnya bersama dengan Pras. Karena setelah mendengar kabar itu, sudah tidak ada lagi surga yang diridukan. Haruskan dia bertahan atau melepas Pras?

Ada juga Mei Ros. Sejak kecil kehidupannya bisa dibilang selalu dalam kubangan kesakitan. Dia tidak memiliki teman. Hidup dengan tantenya yang tak pernah membiarkan Mei Rose istriahat sejenak. Belum lagi masalah percintaannya yang juga tidak berjalan mulus. Dia dipermainkan laki-laki yang menitipkan benih di rahimnya. Laki-laki itu pergi dan dia harus menanggung semuanya sendiri. Puncak keputusasaannya adalah di hari pernikahan yang sudah ditunggu-tunggunya, ternyata semua hanya tipuan, Luki, laki-laki yang mengatakan ingin menikahinya, ternyata tidak lebih dari seorang penipu. Laki-laki itu hanya ingin menguras tabungan dan mempermalukannya di depan umum. (hal. 169)

Pras dikenal sebagai laki-laki setia yang memiliki empati tinggi. Dia selalu tidak tahan jika ada orang di depannya kesusahan. Dia selalu ingin membantu sebisanya. Namun, siapa sangka sikapnya itu malah membuatnya terjebak pada pilihan sulit. Pras berjanji menikahi seorang perempuan yang akan bunuh diri di depannya.

Dan pilihan itu harus dibayar dengan harga yang sangat mahal. Keutuhan rumah tangganya menjadi taruhan. Sepandai-pandainya tupai melompat pasti jatuh juga. Pras memang sedang mencari waktu yang tepat untuk menceritakan semua yang telah dilakukan pada Arini. Tapi ternyata Pras tidak cukup memiliki keberanian untuk jujur. Hinga pada suatu hari yang tidak terduga. Arini melihat Pras tengah bersama Mei Rose. (hal. 225) Selanjutnya bisa langsung dibaca sendiri dalam novel ini. Siapa yang pada akhirnya dipilih Pras.

Sebuah novel yang membuat sisi kewanitaan saya bergejolak. Apalagi kalau bukan masalah poligami. Novel ini sejatinya pun sudah difilm kan. Namun, dari sisi pengamatan saya, ada banyak perbedaan yang ada anatara novel dan film. Tapi meski berbeda, buku ini tetap recomended untuk dibaca.

Membaca ini saya seperti berada di sebuah labirin yang membuat saya bingung untuk keluar.  Saya tidak habis pikir dengan pilihan Pras yang memilih menikahi Mei Rose hanya karena rasa kemanusiaan. Apakah menolong itu harus sampai mengorbankan rumah tangganya sendiri? Duch. Tidak habis pikir sama sekali. Meski saya tahu poligami memang diperbolehkan, tapi ..., apakah hal itu bisa langsung dilakukan seketika itu juga tanpa pikir panjang. Berpikir mampukah saya berbuat adil? Bagaimana pendapat istri saya?

Memang jika dilihat dari segi fiqih, laki-laki menikah lagi tanpa meminta persetujuan perempuan itu sah. Boleh saja. Tapi menilik dari segi Kompilasi hukum Islam di Indonesia, setidaknya ada beberapa alasan laki-laki boleh berpoligami. Yaitu;   istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai istri, istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan istri tidak dapat melahirkan keturunan.

Selain itu, alasan untuk menikah lagi pun harus jelas, Kompilasi Hukum Islam juga memberikan syarat lain untuk memperoleh izin Pengadilan Agama. Syarat-syarat tersebut juga merujuk pada Pasal 5 UU Perkawinan, yaitu: (Pasal 58 KHI) adanya persetujuan istri; adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri-istri dan anak-anak mereka. 

Nah dalam novel ini sayangnya tidak ada hal-hal semacam itu. Seolah bagi laki-laki begitu mudahnya langsung menentukan menikah lagi. Dan parahnya tanpa memberi tahu istri pertama.

Kelebihan novel ini adalah gaya bercerita yang menarik dengan memakai sudut pandang dari masing-masing tokoh antara Arini dan Mei Rose. Menjadi kelebihan sendiri. Apalagi diceritakan dengan bahasa yang mudah dicerna dan dinikmati. Serta mampu mengajak pembaca ikut terjebak pada perasaan tokoh novel. Adanya quote-quote di setiap pergantian bab juga menjadi nilai lebih sendiri.
Lepas dari semua itu, novel ini tetap asyik dibaca dan memberikan banyak pesan moral yang bisa kita ambil.  Kita  bisa belajar tentang masalah poligami lewat sebuah novel. Dalam novel ini akan ada percakapan para laki-laki dalam memandang masalah poligami. Ada juga pendapat wanita ketika mereka dipoligami.

Spesifikasi Buku


Judul               : Surga yang tak Dirindukan
Penulis             : Asama Nadia
Editor              : The Nita, Diyan Sudihardjo
Penerbit           :  Asma Nadia Publishing
Cetakan           :  Tujuh, Desember 2014
Halaman          : xii + 308 halaman
ISBN               : 978-602-9055-21-4