Dimuat di Samarinda Pos, Sabtu 13 Mei 2017
Judul : Gurunya Manusia
Penulis : Munif Chatib
Penerbit : Kaifa
Terbit : Mei, 2016
Cetakan : Kedua, September 2016
Tebal : xx + 260 hal
ISBN : 978-602-0851-45-7
Peresensi : Ratnani Latifah. Penikmat buku dan
penyuka literasi. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.
Pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa. Dan guru adalah salah satu pondasi yang memiliki
peran kuat pada keberhasilan pendidikan. Bobbi De Porter berkata, “Salah
satu unsur penting dalam kemajuan siswa adalah guru yang betul-betul peduli
terhadap anak didiknya dan terampil
merangkul serta berhubungan dengan semua pembelajar—yaitu guru yang
menciptakan lingkungan yang nyaman sehingga anak didiknya senang belajar.”
Hanya saja, yang terjadi saat ini, banyak guru yang belum
bisa menerapkan apa yang telah
dipaparkan Bobbi De Porter. Pada praktik
lapangan, guru saat ini kadang terlalu kaku dan tidak peduli dengan kemajuan atau kenyamanan
siswa, yang terpenting adalah telah menyampaikan materi. Dan masalah para murid
sudah paham atau tidak, para guru mengembalikan semuanya kepada siswa. Padahal tentu
saja cara itu tidak benar.
Buku ini mencoba mengupas bagaimana
cara menjadi seorang guru yang profesional dan tetap menyenangkan. Karena saat
ini disadari atau tidak peran guru akan sangat berpengaruh dengan kemajuan
siswa juga kemajuan bangsa. Sebagaimana
diketahui langkah awal yang harus diterapkan guru adalah guru harus memiliki empat kompetensi yang harus dipraktikkan. Yaitu kompetensi pedagogi,
kompetensi kepribadian kompetensi profesinoanlisme dan kompetensi sosial.
Kompetensi pedagogi berarti guru
memiliki kemampuan untuk mengelola pembelajaran siswa. Di mana guru harus
memahami karakter siswa, kadar kemampuan siswa dalam menerima materi, dan bisa
merancang pembelajaran yang menyenangkan. Sedangkan kompetensi kepribadian
adalah guru harus memiliki pribadi yang mantap, stabil, arif dan bijaksana
untuk menjadi teladan siswa. Dalam sebuah pepatah jawa dipaparkan, guru
digugu dan ditiru.
Selanjutnya kompetensi profesional, berarti guru
menguasai materi secara mendalam, sehingga guru dapat membimbing siswa sesuai kurikulum dan mengembangkan cara ajar yang kreatif
dan inovatif. Terakhir kompetensi sosial yaitu kemampuan guru dalam bergaul
secara luas dalam bermasyarakat sehingga
guru bisa bergaul secara baik pada para siswa, tenaga pengajar lain,
guru dan masyarakat luas (hal 28-29).
Keempat kompetensi ini harus dipegang erat oleh para guru.
Ketika guru sudah memahami dengan benar tentang pentingnya empat kompetensi
ini, maka mereka akan menjadi sosok guru yang profesional, yang bisa menerapkan
tugas dan fungsi guru dengan baik. Namun selain harus memiliki empat kompetensi
ini, guru juga harus memahami tentang bagaimana agar guru tidak hanya menjadi
guru profesional saja, tapi seorang guru yang menyenangkan yang bisa mengemong
dan membuat para siswa merasa nyaman, tidak merasa terintimidasi.
Sadar atau tidak guru kadang bersikap menuntut dan menghakimi
para siswa. Ketika siswa belum memahami pembelajaran yang diajarkan, guru akan
menyalahkan siswa yang dianggap tidak memperhatikan apa yang disampaikan guru.
Menganggap siswa malas belajar dan sebutan lain yang kadang membuat siswa
merasa semakin rendah diri. Padahal, ketika siswa belum paham, tentang suatu
materi, bisa jadi itu terjadi karena metode yang diterapkan guru dalam mengajar
tidak sesuai dengan karakter siswa. Monoton dan membosankan.
Munif Chatib dalam bukunya ini
mencoba memaparkan tentang bagaimana menjadi guru yang menyenangkan tanpa
meninggalkan sisi profesinalisme guru.
Dalam mengajar, seyogyanya guru pandai mengambil hati siswa, sehingga
siswa terarik dan semangat dalam belajar (hal 81).
Selain itu untuk bisa mengenal
setiap siswa dengan baik, ada bagusnya jika guru menerapkan strtegi multiple
intelegences yaitu gaya mengajar guru disesuiakan dengan gaya belajar
siswa. Dengan itu akan mempermudah guru dalam memilih metode apa yang ingin disajikan
kepada siswa-siswanya (hal 141).
Sebuah buku yang menarik dan
inspiratif. Buku ini mengajak para guru untuk lebih aktif dan peduli dengan
kebutuhan siswa. Bahwa guru tidak hanya menjadi panutan yang kadang menakutkan,
tapi juga membimbing dengan penuh kasih, hingga membuat siswa mereasa nyaman
dalam belajar.
Srobyong, 9 April 2017
Kalau sudah produktif begini, saya bisanya cuman kagum, Nduk. Semoga dimudahkan segala keingan mulianya ya ...
ReplyDeleteAamiin, terima kasih Mbak. Doa yang sama buat Mbak Kayla
DeleteAssalamu'alaikum, Mbak Ratna saya mau tanya apa alamat email untuk mengirim resensi buku ke koran Samarinda Pos ini ya? Terima kasih sebelumnya.
ReplyDeleteSalam kenal,
Febri
Wa'alaikum salam, ini alamat e-mailnya rahman@sapos.co.id. Salam kenal kembali.
DeleteTerima kasih Mbak Ratna ^^
Delete