Dimuat di Koran Pantura, Edisi; Senin 16 Mei 2016 |
*Kazuhana El Ratna Mida
Aku
benci beras subsidi. Makanya segera kusuruh Marti memberikan beras subsidi yang
didapat beberapa jam lalu kepada ternaknya. Sungguh tak pernah terbesit dalam
otak udik yang kumiliki. Ternyata mereka orang yang berdiri di singgasana,
ciptaan para rakyat jelata sangat tak menghargai keberadaan kami yang duduk
leseh di mana-mana, demi sesuap nasi.
“Kenapa,
Ras?” tanya Marti bingung.
Yah, aku
tahu dia ragu. Menatapku agak lama dengan gumpalan air yang hampir tumpah. Aku
hanya menggeleng sambil menatap pada ayam-ayam milik Marti.
Ternyata dimuat juga di Tabloid Banger yang masih satu naungan
dengan Koran Pantura. Edisi Januari-Maret 2016
ini sudut pandang dari beras, atau ??
ReplyDeleteIya ini dari sudut pandang beras, Mas. Aku mencoba bercerita dengan menghidupkan tokoh beras.
DeleteDan akhirnya saya baru ngeh klo nama Ras itu Beras. Sudut pandang yng diambil bagus mbak. Temanya hangat dan ssuai realita. Tatanan alurnya pun kerenn lahh.. hhee
ReplyDeleteTpi bnyak typonya mbak.e
Xixiixixi yg pnting kereeeennnn
Terima kasih sudah berkenan mampir dan membaca Rohma ^_^
DeleteUweee, makin cakep penanya Mbak Ratna. Super, deh. (Y)
ReplyDeleteSoal beras, ini memang bikin miris. :(
Terima kasih Mbak, ii sejatinya malah cerpen lama lalu aku rombak dan kirim ^_^
DeleteIya beras bikin miris :(