Dimuat di Samarinda Pos, Sabtu 15 Juli 2017
Judul : Sukses Wawas Diri
Penulis : Eileen Rachman
Penerbit : Gramedia
Cetakan : Pertama, September 2016
Tebal : 580 halaman
ISBN :
978-602-03-3028-0
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumna Universitas Islam Nahdlatul Ulama,
Jepara.
Sudah menjadi berita umum, bahwa
setiap orang pasti ingin meraih
kesuksesan. Hanya saja, keinginan itu tidak didampingi dengan sikap wawas diri yang
akan membantu dalam pewujudannya. Padahal memiliki sikap wawas diri itu sangat penting. Wawas diri adalah sikap
di mana kita mau memeriksa diri sendiri secara jujur. Mau melakukan intropeksi jika memang melakukan kesalahan agar tidak
mengulang kejadian yang sama. Wawas diri
akan menjadi pondasi dalam membangun integritas,
membangun kekuatan diri dan bisa menguatkan hubungan dengan orang lain.
Dalam buku ini dipaparkan dengan jelas
tentang sikap-sikap yang berhubungan dengan wawas diri yang memang harus
dimiliki. Di antaranya adalah yakin terhadap diri sendiri bahwa kita bisa
melakukannya. Dengan memiliki sikap positif dalam menghadapi berbagai hal, itu
akan sangat membantu dalam membangun mental. “If you dream it, you can do
it. If you believe you can, you probably can. If you believe you won’t, you
most assuredly won’t.” (hal 14).
Selanjutnya selalu membiasakan
berkata jujur. Karena kejujuran adalah dasar dari pengembangan diri
seseorang. Kepemimpinan yang efektif
sudah pasti berlandaskan kejujuran. Integritas menjadi nilai penting yang dianut
hampir semua organisasi atau perusahaan, sehingga individu yang menegakkan
integritas semestinya diutamakan untuk dipromosikan. Dengan menegakkan integritas,
seseorang akan lebih dihormati, bisa melangkah dengan bangga, sekaligus bisa
melakukan pekerjaan dengan lancar.
Antusiasme juga perlu dimiliki.
Dengan memiliki antusiasme, kita akan selalu memiliki semangat untuk bekerja
dengan baik. Selain itu antusiasme itu juga bisa menyebarkan energi positif
bagi rekan-rekan yang lain. Tidak kalah
penting adalah mengaktifkan EQ—Emotional Quotienst. Memang benar dalam beberapa
hal IQ—intelligence Quotienst itu perlu dan sangat dibutuhkan.
Namun tetap saja kita tidak bisa
mengesampingkan EQ, karena keduanya sama-sama penting dan saling berkontribusi.
Perlu dicatat faktor kepribadian itu
tidak terlalu tergantung pada kecerdasan, tapi lebih pada sistem
emosional yang beroperasi dalam kepribadian manusia. “Sebanyak 85% kesuksesan individu
ditentukan oleh faktor-faktor human engineering, sedangkan sisanya,
yaitu 15%, berasal dari keterampilan, dan bukan semata kecerdasan umum.” (hal
55).
Lalu tanamkan juga behaviour
intelligence. Di mana setiap individu harus bertindak dengan cerdas dalam
segala situasi. Behaviour intelligence sendiri adalah sekumpulan
keterampilan dan kemampuan untuk menyeleksi, mengeksekusi dan memilih tindakan
yang tepat untuk mengelola suatu situasi, baik sosial maupun yang bersifat proyek non-manusia (hal 59). Orang yang behaviour
intelligence tinggi tahu cara menyelesaikan tugas. Baik yang melibatkan
orang atau tidak.
Agar usaha meraih kesuksesan
bisa berjalan lancar, setiap orang juga
membutuhkan ilmu. dalam artian kita harus selalu belajar di mana pun berada.
Apalagi saat ini berbagai pengetahuan dapat diakses dengan mudah. Dan membaca
merupakan salah satu cara dalaam menambah ilmu pengetahuan. Kita bisa semakin jauh dari sikap ilmiah bila
tidak membiasakan diri membaca dan mengambil keputusan berdasarkan analisis
data (hal 135). Disadari atau tidak jika
melakukan sesuaatu tanpa ilmu yang benar sudah pasti banyak kerugian yang akan
didapatkan.
Motivasi juga harus dimiliki. Dengan
memiliki motivasi yang tinggi akan membuat siapa saja memiliki semangat juang
tinggi dalam bekerja semaksimal mungkin. Sulit dibayangkan bila individu, tim
dan perusahaan hanya mengandalkan kekuatan pikir dan fisik. Karena kreativitas
dan value adding mustahil berkembang jika tidak didukung motivasi
individu dalam kelompok atau organisasi (hal 394). Oleh karena itu dalam sebuah
perusahaan mulai memperhitungkan motivasi pegawai negeri dalam pengembangan
sumber dayanya.
Dalam perekrutan tenaga kerja,
biasanya orang-orang yang lebih utama dipilih adalah para individu yang
memiliki sikap jujur, selalu berpikir positif, memiliki EQ tinggi, behaviour intelligence yang tinggi,
berilmu dan memiliki motivasi. Selain
itu sikap-sikap tersebut juga akan menuntun untuk lebih mudah dalam meningkatkan
jenjang karir bahkan jika ingin memulai usaha sendiri. Sebuah buku yang patut
dibaca. Buku ini sangat menginspirasi mengingatkan untuk selalu wawas diri jika ingin meraih kesuksesan.
Srobyong, 21 Mei 2017
kayaknya kekurangan bukunya belum disampaikan ya mbak?
ReplyDeleteIya Mbak, tapi sejauh baca buku ini asyik-asyik saja :)
Delete