Monday 24 September 2018

[Traveling] Wisata Religi : Keindahan Makkah-Madinah di Firdaus Fatimah Zahra

[Dokumen pribadi bagian depan Firdaus Fatimah Zahra] 


Kota Semarang, Jawa Tengah memiliki banyak sekali destinasi wisata yang patut kita sambangi. Dari wisata alam—Pantai Marina, Geo Kreo, Curug Lawe, Curug Benowo, dll. Wisata sejarah : Lawang Sewu, Kota Tua Semarang, Musemum  MURI, Museum Mandala Bhakti, dll. Wisata keluarga, Wisata malam, Wisata belanja dan termasuk wisata religi. 

            Di antara destinasi wisata religi yang bisa kita sambangi adalah “Firdaus Fatimah Zahra” . Tempat ini dibangun oleh PT Fatimah Zahra, sebuah biro perjalanan haji dan umrah di Semarang.  Sebuah tempat yang awalnya untuk keperluan latihan manasik umrah dan haji  Fatimah Zahra. Akan tetapi saat ini telah terjadi perubahan, karena  Firdaus Fatimah Zahra juga sudah digunakan biro-biro haji lain untuk berlatih manasik. Bahkan tempat ini juga mulai dibuka untuk umum, dijadikan salah satu wahana wisata religi yang menarik.

            Bagaimana tidak, ketika kita datang ke sini, maka seolah-olah kita akan melihat potret Makkah-Madinah. Yah ... kita akan melihat tempat dan  proses yang akan kita lalui tatkala melaksanakan ibadah haji dan umrah. Tanah seluas kurang lebih 3 hektar ini, benar-benar menyajikan sebuah keindahan wisata yang menarik  dengan wawasan keagamaan.  Pokoknya kita tidak akan rugi ketika berkunjung di sana.

            Lalu apa saja yang bisa kita temukan di “Firdaus Fatimah Zahra”?

            Yuk kita mulai bahas satu persatu, tempat-tempat menarik di sana.

1.      Gerbang Utama Firdaus Fatimah Zahra

Oke, kita mulai dari yang paling luar dulu, yak! Jadi ketika kita akan mengunjungi wisata ini, maka di luar kita akan disambut oleh gerbang utama yang indah dan megah. Di mana konon keindahan dan kemegahan ini merupakan simbol eksklusif dan kenyamaan manasih di Firdaus Fatimah Zahra.

[Dokumen pribadi Gerbang Utama Firdaus Fatimah Zahra] 


2.      Hall Achmad Aidy

Tempat ini sengaja disediakan olah pendiri Firdaus Fatimah Zahra, sehingga para tamu yang mengunjungi tempat ini akan merasakan nuasana Islami yang kental. Hall (Gedung pertamuan_ ini sendiri menurut saya memang sangat cantik dan nyaman.  Dibangun dengan arsitektur bergaya Timur Tengah, semakin menambah rasa kedekatan terhadap keadaan di Makkah-Madinah.

3.      Replika Imigrasi

Jadi, sobat, di sini disediakan juga replika imigrasi yang dibuat sangat mirip dengan cuonter imigrasi, boks petugas imigrasi. Di mana diharapkan dengan kemiripan ini akan mempermudah para jamaah haji ketika imigrasi di Jeddah. Cantik banget bukan? Jadi kita di sini benar-benar akan mendapat gambaran dengan proses-proses yang akan kita lewati tatkala siap menjalankan ibdaha haji atau murah.

4.      Tempat Pengambilan  Koper

Wah ... saat masuk ke sini, saya benar-benar dibuat kagum dengan keindahan bangunannya. Setelah kita diajak melihat replika imigrasi, maka kita juga akan diperlihatkan tempat pengambilan koper.  Bahkan di sana kita akan melihat berjejer koper yang siap untuk kita ambil. Hhehe.

5.      Replika Bandara “King Abdul Aziz Jeddah”

Nah, setelah kita melihat tempat pengambilan koper, maka kita akan diantarkan masuk bandara “King Abdul Aziz Jeddah” eh ... serius? Nggaklah ini repilikanya, sob. Jadi  di Firdaus Fatimah Zahra, kita akan melihat suasana dan interior yang dibuat mirip sekali dengan bandara aslinya. Seperti dalam tata letak kursi, warna dinding yang dibuat untuk mempermudah jamaah. Tidak ketinggalan bandara ini juga dilengkapi dengan musala, toilet dan foodcourt. Menarik sekali bukan?

[Dokumen pribadi salah satu sisi dari Replika Badara "King Abdul Aziz Jeddah"] 


6.      Toilet Bandara

Ini, lho yang sempat kita singgung tadi. Toilet bandara yang didisesani mirip dengan yang ada di Bandara Jeddah. Mulai dari petunjuk toilet pria dan wanita. Tempat ini juga sangat multi fungsi karena disertai tempat wudu seperti Bandara Jeddah.  Cakep, euy!

7.      Musala

Kemudian  kita akan diajak melihat bangunan musala yang terlihat dan terkesean mewah. Kesan lainnya adalah nuasan Islami yang tercipta dari kaligragi bergaya turkey yang digunakan sang pendiri tempat ini. Saya yakin, keindahan dan kebersihan yang ditawarkan di sini, akan membuat kita merasa nyaman saat beribadaha, juga ketika melakukan rehat sejenak.  Karena saat kita mengunjungi tempat ini, kita memang harus full power, agar tidak capek untuk mengelilingi setiap tempat yang menarik dan apik. Oh iya, keistimewaan lain dari musala ini adalah keberadaan kaligarfi sebagai pemanis ruangan, yang ternyata  berupaka lukisan tangan. Ich ... wow banget, sih.

8.      Replika Jam Masjidil Haram

Tahu tidak, sob kalau di pelataran Masjidil Haram Makkah, di sana terdapar sebuah tugu jam. Tepatnya berada di depan pintu 1 “Malik Abdul Aziz”. Nggak tahu, ya? Wah ... samalah seperti saya. Maklum belum pernah ke tanah suci. Semoga suatu hari ada kesempatan dan rezeki.  Eih ... kok malah ngelantur. Hheh. Maaf.

Nah, di Firdaus Fatimah Zahra ini ternyata membuar replika Jam Masjidil Haram, yang sangat mirip, lho. Lihat, kan, dari sini kita langsung nambah pengetahuan. 


[Dokumen pribadi Replika Jam Masjidil Haram] 

9.      Replika Pintu Masjidil Haram

Satu lagi nih, yang menunjukkan bahwa Firdaus Fatimah Zahra sebagai lokasi manasi eksklusif dan lengkap. Yah, selain replika jam, ada pula replika pintu 1 Masjidil Haram “Babul Malik Abdul Aziz”. Keren, ya?  Bangunan ini konon dibuat sangat mirip. Coba kita lita detail dan warna replika ini dan kita bisa search untuk memastikan kemiripannya dengan yang asli. Wow ... kalau manasik di sini pasti jadi lebih semangat, ya.

[Dokumen pribadi Replika Pintu Masjidil Haram] 

10.  Replika Ka’bah

Dan ini, lho yang tidak mungkin tertinggal. Ya ... iyalah. Ke Makkah tanpa melihat Ka’bah, pasti sesuatu banget. Begitu pula saat di sini. Maka inilah replika ka’bah. Replika ini berukuran  9m x 8m x 9m dan berada di tengah-tengah replika masjidil Haram. Diharapkan dengan adanya replika ini akan mempermudah latiha thawaf saat berlatih manasik. Jadi ketika sudah di tanah Makkah, para jamaah sudah mandiri saat melalukan thawaf.

 [Dokumen pribadi Replika Ka'bah] 

11.  Replika Hajar Aswad

Sudah pernah dengar tentang kisah Rasulullah yang membantu para pembesar karena masalah tata letak batu hitam? Nah ... inilah batu hitam itu yang disebut dengan Hajar Aswad.  Di Firdaus Fatimah Zahra, kita akan diperlihatkan  bagaimana bentuk batu yang sempat membuat para pembesar heboh karena ingin menjadi yang pertama dalam meletakkannya Hajar Aswad.

Oke ... tidak terasa ternyata sudah 11 tempat yang sudah saya paparkan panjang kali lebar.   Dan Ternyata ini baru setengah dari tempat yang ada di sana, lho.  Yup ... masih banyak banget tempat-tempat lain yang tidak kalah seru yang bisa kita sambangi saat berkunjung ke sana.  Penasaran apa saja tempat itu? 

12.  Replika Makam Ibrahim

Kita pasti tahu dong, kalau ka’bah pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahmi dan Nabi Ismail.  Nah, di sini dibuat juga replika makan Ibrahim. Yaitu tempat pijakan Nabi Ibrahami ketika membangun ka’bah. Di replika ini, pun terdapat replika jejak telapak kaki.


[Dokumen pribadi Replika Makam Ibrahmi] 

13.  Replika Hijr Ismail

Ada yang tahu apa itu Hijr Ismali?  Yup, hijr Ismail itu sebuah tempat di sebelah utara bangunan ka’bah, yang berbentuk setengah lingkaran. Nah, di Firdaus Fatimah Zahra, dibuat juga replikanya, sehingga kita bisa mengintitp bentuk Hijr Ismail, sebelum melihat versi aslinya nanti ketika ke tanah suci. 


14.  Replika Sai

Kalau sai, sobat semua pasti sudah tahu dong? Yup, lari-lari kecil dari bukit sofa ke marwah. Nah di sini ada pula replikanya, lho.  Sebagaimana yang lain, tempat ini pun dibuat semirip mungkin.  Dinding dibuat  bercorak marmer, plafon dengan kaligrafi bahkan lampu hijau sebagai tanda lari-lari kecil.


15.  Replika Arafah

Pada tanggal 9 Dzulhijjah merupakan waktu bagi jamaah haji berkumpul di padang Arafah. Di sana-lah jamaah haji melaksanakan wukuf.  Di sini dibangun pula replika yang terapat tenda-tenda selayaknya berada di padang Arafah.

[Dokumen pribadi Padang Arafah + Kamar Mandi Arafah]


16.  Replika Jabal Rahmah

Tahu nggak, sob, kalau Jabal Rahmah itu merupakan pusat dari padang Arafah. Bukit berbatu ini, konon merupakan tempat  bertemunya Nabi Adam dengan Siti Hawa. Nah, di sini pun di bangun replikanya bahkan  kita bisa menaikinya sampai ke atas.

[Dokumen pribadi, Replika Jabal Rahmah]

17.  Replika Kamar Mandi Arafah

Sebagaimana di padang Arafah yang menyediakan kamar mandiri minimalis, maka di sini pun terdapat replika kamar mandiri, yang pastinya semakin membantu dan memudahkan kita ketika mengelilingi  wahana ini, jika sewaktu-waktu membutuhkan kamar mandi, sekaligus membantu memudahkan para calon jamaah dalam lebih mengenal padang Arafah.

18.  Replika Jamarat Mina

Melempar jamarat di Mina biasanya dilakukan pada tanggal 10, 11, 12, 13 Dzulhijjah.  Di sini juga disediakan replikanya yang sama persis  dengan yang ada di tanah suci. Sebuah tempat yang bentuknya berupa lingkaran sumur. Mau mencoba melakukan jamarah mina? Bisa atuh ke sini. 

19.   Toko-toko

Di mana pun rasanya tidak akan seru jika tanpa adanya toko-toko yang menyediakan berbagai souvenir  atau buah tangan untuk dibawa pulang. Maka di sini pun disediakan berbagai toko yang menyediakan berbagai cindera mata, yang siap untuk diburu. Uniknya cindera mata di sini itu juga khas sebagaimana cindera mata yang biasanya kita temukan di Arab Saudi. Baik dari segi makanan, pakaian, dan banyak lagi.

20.  Replika Masjid Nabawi

Satu tempat yang selalu dirindukan para jamaah haji adalah mendatangi Masjid Nabawi. Nah, sebelum kita melihat secara langsung, tidak ada salahnya, kita melihat replikanya sejenak di sini. Dan wow ... baru replikanya saja terlihat sangat indah dan memikat, apalagi jika kita sudah sampai di tempat asalnya, ya? Pasti lebih indah dan memesona.

[Dokumen pribadi, Replika Masjid Nabawi dari samping] 

21.  Replika Raudhah

Selain Masjid Nabawi, ini lho tempat yang selalu dituju para jamaah haji. Karena di Raudhah inilah terdapat batas antara makam Rasulullah dan mimbar Rasulullah. Yah ... di sini kita seperti merasakan jejak keberadaan Rasulullah.  Sayangnya, saat mampir ke sini, saya nggak sempat masuk karena terlalu banyaknya pengunjung wisata. L

22.   Foodcourt.

Nah kalau foodcourt ini merupakan tempat yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman khas Arab Saudi. 


           Bagaimana? Penasaran, kan? Mau tahu lebih jelasnya,  so,  segera  kunjungi sendiri wisata ini.
 
Lokasinya sendiri berada di Jl. Muntal, Mangunsari, Gunung Pati, Semarang jawa Tengah. Tiket masuk 40K per orang.   

            Dan bagi yang suka hunting spot foto bagus, selain yang sudah saya paparkan, masih ada spot-spot lain yang tidak kalah keren buat dijadikan background foto. Di ataranya, 3 tempat ini. Hhehh :) Selamat berlibur. 


[Dokumen Pribadi ]

[Dokumen pribadi]
[Dokumen pribadi Museum Al Haramain]




Srobyong, 24 September 2018

            *Sumber : Buku Passfor dari Firdaus Fatimah Zahra.

[Dokumen pribadi, Ini lho tiket masuk yang akan kita dapat saat masuk ke Firdaus Fatimah Zahra + Bonus buku Dzikir] 



            

Wednesday 12 September 2018

[Resensi] Revolusi Mental Sebagai Jalan Membangun Karakter Bangsa

Dimuat di Harian Bhirawa, Jumat 24 Agustus 2018


Judul               : Bung Karno dan Revolusi Mental
Penulis             : Sigit Aris Prasetyo
Penerbit           : Imania
Cetakan           : Pertama, November 2017
Tebal               : 380 halaman
ISBN               : 978-602-7926-37-0
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Revolusi mental dalam konteks historis jelas tidak dapat dipisahkan dengan sang konseptor, Bung Karno. Pada tahun  1950-an, dia telah melihat berbagai bibit penyakit mentalis yang menggerogoti mentalitas anak bangsa, baik di masyarakat dan pemerintahan yang dianggapnya kontra revolusi (hal 11). Oleh karena itu dalam pidato di hari kemerdekaan,  tanggal 17 Agustus 1957 Bung Karno mengajak segenap warga Indonesia untuk melakukan  revolusi mental.

“National building membutuhkan bantuannya Revolusi Mental! Karena itu, adakanlah Revolusi Mental! Bangkitlah.” (hal 18).

Di mana maksud revolusi mental adalah sebuah ajakan untuk melakukan perubahan dan memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik. Kita diharapkan meninggalkan sikap-sikap buruk yang akan merugikan diri sendiri juga bangsa. Dan konon gasasan Bung Karno tentang “Revolusi Mental” saat ini, tengah disemaikan dalam program Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Menilik dari sebab musabab tersebut, Sigit Aris Prasetyo mencoba menguraikan secara sederhana perihal “Revolusi Mental” melalui potret perkataan, tindakan, karakter dan kehidupan sehari-hari dari Bung Karno. Dengan harapan kita bisa meneladani dan mengimplementasikan nilai-nilai positif yang masih relevan dalam konteks kekinian sebagai upaya membangun bangsa negara yang memiliki karakter unggul.

Di antaranya Bung Karno selalu menggemborkan semangat nasionalisme kepada seluruh rakyat. Karena semangat nasionalisme-lah  yang akan menjadikan warga negara selalu mencintai dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa.  Tanpa nasionalisme sebuah bangsa seperti hidup tanpa roh. Tanpa nasionalisme sangatlah mustahil suatu bangsa dapat tumbuh sebagai bangsa besar. Bahkan sebaliknya, dapat menjadi bangsa lemah, rapuh dan mudah terombang-ambing dalam percaturan politik global (hal 26).

Kita juga harus membina kebhinekaan. Mengingat Indonesia, merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku, budaya, agama dan bahasa. Oleh karenanya kita harus menjaga  persatuan tanpa membedakan perbedaan yang ada. Bung Karno pernah berkata, “Kebhinekaan harus terus kita bina, karena justru kebhinekaan inilah unsur menjadikan Ekaan. Bhineka tunggal ika harus kita pahami sebagai satu kesatuan dialektis.” (hal 36). Dengan membina dan menjaga ke-Bhineka Tunggal Ika-an, bangsa Indonesia dapat terus bersatu dan tidak mudah terpecah belah seperti beberapa bangsa lain. 

Tidak ketinggalan, Bung Karno mengingatkan kita untuk  selalu memiliki toleransi beragama. Dia berkata, “Bhineka Tunggal Ika sudah jelas mengatur hidup soal toleransi beragama. Walau kita berbeda agama, suku hingga warna kulit tapi kita tetap satu.” (hal 47). Hal ini ditunjukkan dengan lokasi  Masjid Istiqlal yang dibangun tepat berhadapan dengan  Gereja Katedral. Inilah simbol toleransi bergama yang ingin ditunjukkan Bung Karno. Sikap Bung Karno itu kemudian mengantarkannya sebagai pemimpin negara paling toleran terhadap keberagamaan.

Selanjutnya Bung Karno mengkritisi para pelaku koruptor. Di mana dia menganggap para koruptor sebagai pengkhianat negara. Perilaku tersebut lebih buruk dan hina daripada kejahatan lainnya. Korupsi bukan kejahatan biasa, namun sebagai kejahatan luar biasa. Menurutnya seorang koruptor harus diposisikan ke dalam kasta sosial paling rendah di masyarakat, lebih rendah dari kasta sudra sekalipun (hal 56).

Dalam  pidatonya di depan Kongres Persatuan Pamong Desa, tanggal 12 Mei 1964 di Jakarta, dengan gambalang Bung Karno menista para pelaku koruptor. Bung Karno juga mewanti-wanti rakyatnya untuk tidak melakukan praktik perilaku buruk tersebut.

Selain beberapa hal tersebut, masih ada sikap-sikap yang perlu kita miliki. Seperti anjuran untuk selalu mengayomi orang kecil, selalu mandiri, meningatkan minat baca, tidak melupakan sejarah, selalu bergotong royong, berani bermimpi  dan berimajinasi serta  banyak lagi. Lalu kita juga diingatkan untuk meninggalkan sikap-sikap, seperti ketamakan, kemasalan, kemesuman, keinlanderan—selalu rendah diri, individualisme, dan ego-sentrisme. Kita dituntut untuk menjadi warga Indonesia seutuhnya, menjadi manusia pembina. Sebuah buku yang patut dibaca semua lapisan masyarakat sebagai renungan dan perbaikan diri demi mewujudkan masyarakat unggul dan berkarakter.

Srobyong, 7 Desember 2017