Dimuat di Radar Mojokerto, Minggu 2 Juli 2017
Judul : Hatiku Memilihmu
Penulis : Arumi E
Penerbit : Gramedia
Cetekan : Kedua, Desember 2016
Tebal : 245 hal
ISBN :
978-602-03-3692-3
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama,
Jepara.
Bisakah disebut cinta, jika tak ada
rasa percaya? Bisakah disebut yakin, tanpa ada keikhlasan? (hal 89).
Masih bertema cinta, novel ini
mengajak membaca untuk memaknAi cinta dengan lebih baik dan elegan. Di mana
penulis mengingatkan bahwa yang terbaik dari cinta itu bukan dengan saling
mengumbar sayang atau kemesraan. Namun jaga hati dengan erat, hingga pintu
halal sudah berada dalam genggaman.
Berkisah tentang Dara yang baru
menyelesaikan studinya di New York. Yang
mana itu berarti, dia harus segera kembali ke Indonesia, untuk mengamalkan
ilmunya. Dara ingin membanggakan kedua orangtuanya dengan bekerja di perusahaan
ayahnya, sesuai dengan ilmu yang dia pelajari.
Namun, di sinilah masalahnya.
Perjuangan hidup di New York telah mempertemukan Dara dengan berbagai teman
yang luar biasa. Salah satunya Brad Smith. Lelaki yang entah kenapa memiliki
tempat teristimewa di haritanya. Meski Dara tahu ... dia tidak boleh mengumbar
rasa itu. Seberapa pun mereka dekat, mereka hanya sebatas teman, karena
memang belum ada ikatan.
Bagi Brad sendiri, kepergian Dara
adalah pukulan. Karena berkat Dara, Brad memilih jalan yang tidak pernah dia
duga sebelumnya. Oleh karena itu ... dia sangat percaya, bahwa Dara memang
ditakdirkan untuk dirinya. Sayang .... berkali-kali Brad mengajukan proposal
untuk melamar Dara, agar gadis itu tetap berada di sisinya, nyatanya Dara belum
siap. Dia tidak bisa meninggalkan
orangtuanya begitu saja.
“Aku sudah berkali-kali bilang,
kalau ditakdirkan berjodoh, kita pasti akan bertemu lagi.” (hal 15). Dara selalu
meyakinkan itu kepada Brad, jika dia sungguh-sungguh mencintai Dara. Karena
bagi Dara berbakti kepada orangtua adalah poin utama yang harus didahulukan.
Dan jika memang Brad tidak bisa, maka dia akan berusaha ikhlas.
Selain Brad adanya Richard yang
diam-diam juga menaruh hati pada Dara. Kepergian Dara juga menjadi kesedihan
yang harus dia terima. Jika Brad pasrah
dengan kepergian Dara, maka tidak dengan Richard. Laki-laki itu nekat membuat
lamaran pekerjaan di perusahaan yang sama di tempat Dara bekerja. Dia masih ingin berjuang untuk mendapatkan hati
Dara.
“Allah maha membolak-balik hati.
Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini. Kalau Allah sudah berkehendak, apa pun bisa
terjadi.” (hal 26).
Kepergian Richard inilah yang kemudian
mengusik Brad. Ada perasaan tidak rela
jika Dara berpaling mencintai Richard. Maka di sela-sela kesibukannya dalam
tour musik, Brad memilih untuk ke Indonesia juga. Namun ternyata semua tidak berjalan lancar
sesuai rencana mereka. Baik Richard dan
Brad harus menerima bahwa saat itu ... Dara masih lebih mengedepankan karir
daripada cinta.
Richard pun akhirnya menghormati
keputusan Dara dan kemudian memilih menyibukkan diri dengan bekerja sebaik
mungkin. Boleh saja dia patah hati, namun pekerjaan tetap harus dikerjakan
dengan sepenuh hati. Begitu pula dengan
Brad, dia harus tetap menghormati keputusan Dara. “Jangan mencemaskan kelak
kita akan bersatu atau nggak. Kalau saling mencinta karena Allah, kita harus
yakin dengan ketetapan Allah.” (hal 43-44).
Sebuah kisah yang apik dan menarik.
Penulis memaparkan kisahnya dengan gaya bahasa yang memikat, sehingga dalam
membaca pembaca akan ikut larut dalam cerita.
Dalam kisah ini, kita dituntut untuk belajar mengendalikan diri dan juga
berusaha menjaga hati dengan baik.
Jangan sampai kita memilih jalan yang salah karena mengikuti hawa nafsu.
Hanya saja dalam kisah ini konlifk terasa datar. Andaikata ada ada tokoh
antagonis yang memiliki peran lebih besar—tidak hanya seperti tokoh yang
menumpang lewat, bumbu kisah ini, pasti
akan lebih menarik. Sayangnya Kathy
sebagai tokoh antagonis di sini, tidak dieksplore dengan lebih detail dan
hidup. Sedangkan keberadaan tokoh Lea, malah mendapat jatah porsi yang lebih
banyak.
Namun lepas dari kekurangannya,
membaca novel ini kita akan diajak mengenal tentang nilai-nilai religi yang
inspiratif dan bisa dijadikan renungan.
Kita juga diajarkan tentang berusaha melepas masa lalu dengan sabar dan
kuat demi meraih masa depan yang lebih baik.
Srobyong, 23 April 2017
wahhh bukunya tebal bangett yaaa, keren lah penulis nya :D
ReplyDeleteKalu menurut saya 245 ini, tidak terlalu tebal, lho Mas, hehh. Iya Mbak Arumi memang penulis yang keren :)
Delete