Monday 29 February 2016

[Resensi] Mengenal Budaya Permainan Tradisional Lewat Novel


Judul Buku                  : Karena Aku Tak Buta
Penulis                         : Redy Kuswanto
Penerbit                       : Metamind, Creative Imprint of Tiga Serangkai
Editor                          : Antik
Cetakan                       : Januari 2015
Halaman                      :  xii + 332 hlm
ISBN                           : 978-602-257-107-0

Karena Aku Tak Buta meraih juara pertama dari sebuah event lomba menulis novel dengan tema ‘Seberapa Indonesiakah dirimu?’ yang diadakan Penerbit Tiga Serangkai.  Novel  ini  mengambil setting di Jogjakarta, mengenalkan sebuah komunitas bernama Kolong Tangga—museum permainan tradisional yang digagas oleh seorang Belgia. Novel ini mengingatkan kembali  budaya permainan tradisional yang sekarang ini sudah semakin terkikis karena perkembangan zaman dan tentang rasa nasionalisme.

Menceritakan tentang tokoh yang bernama Zad—seorang anak metropolitan yang harus kuliah di Jogjakarta dan kemudian mengenal Gendis. Dari gadis itu dia mengenal desa di pedalaman Muntilan dan berkenalan dengan Mas Gendro dan Pak Gio, dua tokoh  yang gigih memperjuangkan tradisional dan budaya lokal.

Gendis  juga mengenalkan berbagai macam permainan tradisional pada Zad yang sering dilakukan anak-anak di desanya. Seperti gobak sodor, kasti, petak umpet, dakon dan lain sebagainya.  Namun laki-laki itu  sama sekali tak tahu. Karena sejak kecil dia hanya mengenal game online. (hal. 45)  Zad pun tertohok, ketika salah satu anak bertanya padanya. “Emangnya Mas Zad, bukan orang Indonesia?” (hal. 56)

Sejak itu Zad bertekad untuk lebih mengenal tentang budaya permainan tradisional, dia ingin ikut berjuang membudidayakan permainan tradisional yang sudah hampir punah. Salah satunya dengan ikutserta dalam rencana mewujudkan Festival Dolanan Bocah (hal.149) Zad sangat terinspirasi oleh Pak Rudi, warga Belgia yang menggagas Museum Kolong Tangga. Pak Rudi sungguh peduli dengan tradisional dan budaya Indonesia. Dimana Pak Rudi takut  permainan tradisional mulai menghilang dan menyebabkan anak zaman sekarang yang tidak banyak mengenal sama sekali.

Namun dalam upayanya untuk menjadi anak negeri yang peduli akan budaya tersebut, keinginannya sempat ditentang oleh ketiga sahabatnya—Yod, Fya dan Rhean. Tapi Zad berhasil meyakinkan mereka bahwa memang sudah seharusnya sebagai anak bangsa itu harus ikut melestrikan budayanya sendiri. Festival itu harus dilaksanakan agar orang-orang tahu tentang permainan tradisional.  “Permainan tradisional merupakan kekayaan tradisi bangsa Indonesia warisan nenek moyang yang patut dilestarikan.” (hal. 137)


Novel ini dipaparkan dengan bahasa yang mudah dipahami. Banyak kejutan dan setting dijabarkan dengan baik sehingga tidak terkesan tempalan. Dan pastinya novel ini sarat makna. Mengingatkan kembali pada budaya permainan tradisional yang sudah terkikis dengan arus globalisasi. Saat ini anak-anak lebih mengenal permainan moderen—game online dari pada permainan tradisional. Dan banyak orang dewasa yang tidak lagi mengenalkan semua itu. Seolah pergeseran zaman mulai menghapus jejak-jejak sejarah. Padahal permainan tradional merupakan permainan yang telah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, mengandung nilai kemanusiaan yang baik, positif, luhur dan bukan merupakan hasil dari budaya industri. Permainan tradisional dapat meningkatkan berbagai ospek pengembangan anak. Permainan anak harus dilestarikan sebagai bekal membangun anak Indonesia yang berkarakter. (hal. 323-234)

Diresensi Ratnani Latifah, lulusan Unisnu Jepara


Dimuat di Koran Jakarta, Edisi; Jumat, 26 Februari 2016

Yang di atas naskha asli sebelum diedit.  ^_^ . Kalau mau baca versi yang media, bisa dibaca di Koran Jakarta 

Buku Itu Teman Suka dan Duka, Yuk Jadi Muslimah Cerdas dengan Membaca!




“Buku adalah teman yang paling tenang dan konstan; mereka adalah konselor paling mudah dan bijaksana, serta guru yang paling bijak.”
~Charles William Eliot~

Membahas tentang buku, akan selalu berkesinambungan dengan membaca. Suka buku berarti juga suka membaca. Dan jika membahas tentang kebiasan ini, maka saya akan selalu teringat dengan sekelumit pertanyaan dan pernyatan  yang pernah diajukan oleh orang-orang di sekeliling saya.

A         : Kenapa kamu suka buku?
B         : Kenapa kamu suka  membaca?
C         : Apasih asyiknya mengoleksi buku, buang-buang uang saja.
D         : Apa coba asyiknya membaca, buang-buang waktu. Mending nonton televisi saja.
E          : Membaca buku itu membosankan.

Yah, semacam itulah. Mereka hanya men-judge sesuka hati. Yah, memang jika orang tidak menyukai sesuatu mereka akan dengan mudah menuduh ini dan itu. Tapi ..., yah sudahlah. Itu kan pendapat mereka. Saya mencoba cuek, meski dalam hati suka gregetan sendiri.  Bagi saya buku memiliki arti penting.  Jika saja mereka mau tahu alasan saya, mungkin ada baiknya mereka membaca tulisan ini. J

Awal Berkenalan dengan Buku

Kecintan saya pada buku, bermula pada masa-masa kelas 4 SD dulu. Bukan sebuah buku sih pada tepatnya—tapi majalah. Saat itu kakak saya  suka sekali membeli majalah bobo bekas. Saya pun  jadi ikut suka membaca dan ingin mengoleksi. Tapi, anak sekecil saya tentu saja sulit untuk mendapatkan banyak uang. Jadi mulai dari saat itu ..., saya berencana untuk menabung uang saku yang diberikan ibu. 

Ketika saya sudah duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah, kecintaan saya pada buku pun semakin bertambah. Rencana menabung yang sudah sejak dulu saya rencanakan pun saya realisasikan. Uang saku itu saya belikan majalah. Mulai dari majalah Fantasi, bobo, keren beken, Aneka,  juga Muslimah. Yah, sebenarnya pengen punya buku-buku macam novel juga tapi jujur saja, saya tinggal di sebuah desa. Dan   saat itu saya ini masih terlalu cupu dan belum terlalu pengalaman. Saya tidak tahu di mana bisa membeli buku. Saya tidak tahu di mana ada toko buku di desa saya. Menggelikan. Gramedia juga tidak ada di desa saya. Dan saat itu penjualan secara online juga belum marak.  Jadi solusi yang ada saat itu yah menjadi anggota perpustakaan. Saya akan rela berlama-lama di sana untuk melahap buku. Bergantian dengan teman untuk giliran baca.

Kabar gembiranya, di saat saya memasuki Madrasah Aliyah, di Bangsri—tempat saya menuntut ilmu, didirikan sebuah toko buku—Al-Kaustar namanya. Cabang dari Kajen. Senang tentu saja. Semangat untuk menabung dan membeli buku baru langsung membuncah. Sayangnya setelah beberapa tahun toko itu tutup, untungnya ada pengganti toko buku lainnya--Media Ilmu, yang kini menjadi langganan saya. Yah, akhirnya saya bisa mulai mengoleksi buku.  Ini adalah keinginan yang sudah saya miliki sejak suka membaca, ingin memiliki koleksi banyak buku. Kalau bisa malah bisa dijadikan perpustakaan pribadi.

Dan alhamdulillah, setelah segala proses yang saya lalui ketika  mengumpulkan buku dulu, sekarang sudah mendapat pencerahan. Sekarang setahap demi setahap. Koleksi buku yang sudah saya  miliki mulai bertambah. Baik itu dari membeli sendiri, juga dari hadiah-hadiah dari teman juga dari meresensi. Ah, senang sekali. Melihat buku berjejer rapi di rak itu sangat menyenangkan.

Sedikit koleksi buku saya

IMG_20151222_052432.jpg

Alasan Menyukai Buku

Kenapa saya menyukai buku? Tentu saja karena saya sangat suka membaca. Buku dan membaca kan memang tidak bisa dipisahkan. Kesukaan pada membaca memiliki banyak manfaat bagi saya. Yaitu :

  •  Jendela Dunia.

Buku adalah jendela dunia, yang bisa membawa saya ke manapun. Misalnya saat saya membaca buku-bukut traveling. Saat itu meski saya tidak berada di kota atau negara tersebut, tapi saya seolah bisa merasakan apa dan bagaimana suasana di sana. Itu sangat menyenangkan.

  •  Mendapat Pengetahuan Baru

Ini pasti setiap kali membaca, saya akan mendapatkan pesan dan kesan yang berbeda-beda dari buku. Dan pastinya itu akan menambah wawasan yang saya miliki. Semakin banyak buku yang saya baca, maka akan semakin banyak pengetahuan yang saya dapat.

  • Menghibur

Ini tidak dipungkiri, membaca akan membuat perasaan tenang. Membaca selalu membuat saya senang dan terhibur.  Kadang hal yang paling asyik untuk digunakan pelarian ketika ada masalah, adalah membaca. Karena membaca itu menyimpan energi positif yang membuat pembaca merasa tenang. Kepenatan yang saya miliki bisa terkikis dengan sendirinya ketika sudah tenggelam dalam bacaan.
  • Mendapat Ide-Ide Baru.

Dan lagi dari membaca buku, saya juga bisa mendapat banyak ide-ide baru. Kegemaran membaca buku memang sudah membuat saya  ingin menulis juga. Jadi membaca itu semacam gizi untuk menambah pengetahuan bagaimana cara menulis yang baik.

  •   Menambah Kosakata Baru

Setiap kali membaca buku, sudah pasti saya akan menemukan banyak sekali kosakata-kosataka yang baru. Hal itu dengan sendiri akan menambah wawasan bagi saya.

  • Membangun Diri Untuk Menjadi Pribadi Yang Lebih Baik

Saya merasa setiap kali habis membaca buku-buku motivasi, saya akan terpangaruh untuk menjadi pribadi yang selalu berpikir positif. Yah, membaca buku membuka banyak perubahan pada diri saya. Memberi energi positif menjadi pribadi yang lebih baik.

Genre Buku Kesukaan

Kebetulan saya termasuk pecinta buku dengan berbagai genre. Saya tidak memilih-milih buku. Kenapa? Karena saya yakin setiap buku memiliki pesan masing-masing yang bisa saya ambil.

Baik itu genre fiksi, baik dari kumpulan cerpen, novel religi, horor, mister, teenlit, metropop, atau pun young adult juga cerita anak. Semua  saya menikmatinya. 

Beberapa koleksi novel atau kumcer dengan berbagai genre 

Beberapa koleksi buku cerita anak


Untuk non-fiksi, saya juga sangat suka, baik itu buku sejarah autobiografi, lalu  buku-buku motivasi, self improvement, psikologi. Juga buku-buku keagaaman baik masalah fiqih, hadis juga tasawuf.



Beberapa koleksi buku non-fiksi


Beberapa koleksi buku tasawuf
Beberapa koleksi buku psikologi

Tidak ketinggalan saya juga pecinta manga—komik. Buku itu selalu membuat saya jatuh cinta.


Beberapa koleksi manga/komik


Aku dan Buku

Menceritakan tentang saya dan buku. Em ... buku bagi saya adalah : 

            1. Sahabat 

Buku selalu menjadi teman terbaik yang selalu bisa membuat saya merasa tenang dan gembira. Bersama tumpukan buku itu sangat nyaman. Mencium wangi buku saja sudah menenangkan.   Ah, buku itu selalu mengasyikkan, memberi solusi ketika memiliki masalah. Buku-buku motivasi itu akan menasihatinya. Menjadi obat penawar.

2. Guru

Buku adalah guru bagi saya, memberi banyak pengetahuan yang sarat makna. Sebagai guru, buku adalah guru yang tidak pernah marah. Apalagi memukul siswanya. Dia selalu sabar menunggu saya untuk belajar dan memahami setiap apa yang disampaikan.

3.  Gizi Pengetahuan

Jika tidak dari sekolah, gizi pengetahuan bisa saya dapatkan dari buku. Yah, kadang tidak semua pengatahuan bisa saya dapatkan dari sekolah. Tapi diambil dari buku-buku. Seseorang yang hobi membaca biasanya pengetahuannya yang dimiliki lebih luas daripada orang yang malas membaca.

Jika Hidup Tanpa Buku

Hidup tanpa buku pastinya akan membuat saya kesepian dan merasa bosan.  Ah, saya tidak bisa membayangkan jika harus kehilangan buku-buku berharga yang bisa membuat saya tenang dan mendapat banyak ide-ide baru. Sudah pasti itu seperti hidup tapi tidak memiliki makanan.

Saya sangat mencinta buku. Buku adalah teman berharga baik dalam keadaan suka duka. Buku  selalu ada di setiap keadaan dan tidak pernah mengeluh.

Kenapa Harus Membaca Buku

Tadi saya sudah menjelaskan alasan kenapa saya menyukai buku.  Juga tentang hubungan antara saya dan buku. Tapi sangat tidak afdhol jika saya tidak memaparkan alasan kenapa saya sangat suka membaca dan semua orang juga harus membaca buku. Mari kita menjadi muslimah cerdas dengan membaca.

  •      Sesuai Dengan Petunjuk Allah.


Sejatinya masalah membaca itu sudah sejak dulu Allah sarankan. Hal itu bisa kita lihat dari turunnya wahyu pertama yang diturunkan pada Nabi Muhammad saw,  Surat Al-Alaq 1-5.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ini sangat jelas Allah memang mengharuskan hamba-Nya untuk rajin membaca. Karena membaca akan membuat kita mendapat banyak pengetahuan.  Jangan berpikir membaca itu pekerjaan sia-sia dan membosankan.

  • Meneladani  Tokoh Besar.

Jika kita menilik pada sejarah dulu, para tokoh besar dalam Islam adalah orang-orang yang suka membaca. Mereka membaca dan menghafal lalu menuliskan kembali, semua itu terus berlanjut.

Salah satu tokoh Indonesia yang bisa kita teladani adalah Gus Dur—bernama asli Abdurrahman Ad-Dakhil, tokoh  yang pernah menjadi bapak negeri—Presiden Republik Indonesia yang keempat.

Sejak kecil Gus Dur selalu mencintai buku dan membaca.  Ada kata-kata yang membuat saya berdecak kagum, yaitu, “Jika aku tidak membaca, aku takkan tahu apa-apa.” Yah, meski Gus Dur termasuk sosok yang pandai dan cepat tanggap. Gus Dur tidak pernah merasa cukup untuk belajar melalui bacan-bacaan yang bergizi.

Gus Dur juga berkata, “Aku suka membaca. Dengan membaca akan aku kuasai dunia!” [1]

Dan saya rasa apa yang dikatananya benar. Kesukannya pada membaca telah membuatnya menguasai Dunia. Bejalar di luar negeri dan melahap buku-buku di sana. Serta pernah menjadi bapak negeri ini. Bukankah membaca itu memang memiliki banyak manfaat?

  • Apakata Para Miliarder Tentang Buku

Menurut kebanyakan orang, menjadi miliarder hanya berkutat dengan uang dan uang. Tidak pernahkan terpikir bahwa mereka bisa menjadi sampai sekarang itu dari pengalamannya? Yah, mereka mencinta buku, bahkan selalu meluangkan waktu untuk membaca.  Membaca akan menuntun mereka memperluas pengetahuan dalam banyak bidang, baik bidang sejarah, sifat manusia, gaya hidup, ekonomi dunia, pengembangan kepribadian, mengelola manusia hingga budaya. [2] Membaca itu memang sangat penting dan harus dilestarikan.

  • Bisa Berbagi Info Buku, Menyebar Kebaikan Melalui Review Buku.


Yah dengan membaca buku, kita juga bisa berbagi. Berbagi apa? Tentu saja berbagi tentang buku-buku yang baik dan bermanfaat. Mengenalkan buku-buku kepada khalayak melalui sebuah review buku. Mengajak orang lain melakukan kebaikan. Bukankah itu bisa jadi ladang pahala?

Jadi masih tidak ingin membaca? Banyak lho manfaatnya. Dan saya merasa buku memang napas hidup saya. Saya tidak peduli jika orang-orang selalu mengolok-olok kesukaan saya. Karena saya punya pilihan tentang apa yang saya suka.

Beberapa Quote  Inspiratif Tentang Buku

·         “Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.”  ~Mohammad Hatta~

·         “Buku adalah sahabat paling setia rela mendampingi sepanjang waktu di mana pun aku berada tanpa pernah memikirkan dirinya.”  ~Abdurahman Faiz, Aku Ini Puisi Cinta~

·         “Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya; maka pastilah bangsa itu akan musnah.”  ~Milan Kundera~

·         “Paduan fikir, buku; himpun kuasa, kubu.” ~A.Samad Said, Bisik Warna~

·         “Bacalah satu bab dari bukuku, bentangkan rahasia tenaga ciptaan dari-Nya” ~Rumi~ [3]

Quote ini semakin membuat saya jatuh cinta dengan buku.

Referensi
[1] Irawan , Aguk MN, 2015,  Peci Miring; Novel Biografi Gus Dur, Jakarta, Javanica (PT. Kaurama Buana Antara)
[2] Anggen, Monica & Erlita Pratiwi, 2015, 99 Perbedaan Cara Mengelola Waktu Miliarader Vs Orang Biasa, Jakarta, Grasindo.
[3]  Goodreads


Tulisan ini diikutkan dalam Lomba Menulis "Aku dan Buku" 

Hasilnya :
Alhamdulillah naskah ini menjadi salah satu pemanang Lomba Menulis "Aku dan Buku"

Wednesday 24 February 2016

[Resensi] Kiat Menjalani Hidup Bahagia


Judul               : Awesome
Penulis             : Fransiska Lintang
Penerbit           : Elex Media Kompuntindo
Editor              : Riza Herdiani
Cetakan           : 1, Oktober 2015
Halaman          : 152 Halaman
ISBN               : 978-602-02-7506-2
Adakalanya  manusia selalu merasa tidak berguna, tidak berharga, rendah diri—minder dan putus asa, sehingga tidak bisa menikmati hidup. Padahal, perasaan itu salah jika mereka itu mau bersyukur dan percaya diri. Bahwa sejatinya, setiap manusia itu unik dengan perbedaan dan setiap manusia itu mengagumkan.

Hanya saja kadang mereka tidak menyadarinya, karena  terlalu sibuk dengan hal-hal yang membuat jauh dari-Nya. Hal yang sejatinya akan membuat manusia kurang menikmati hidup. Padahal perlu diingat, “Setiap orang adalah pemahat, yang terus-menerus membuang bagian-bagian hidup yang tidak diinginkan dan berusaha menciptakan sebuah karya yang agung.” (hal. 2) Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin jika mereka mau berusaha dan bekerja keras. Semua kembali pada mereka yang sejak awal diciptakan sebagai mahkluk paling sempurna. Tinggal bagaimana mereka menjalani hidup itu. Menyianyiakan atau menanfaatkannya. Buku ini akan menunjukkan bagaimana menjalani hidup bahagia.

Pertama, memulai hari dengan senyum. Mengapa tersenyum? Karena dengan senyuman akan menyehatkan jasmani dan rohani. Juga bisa menghilangkan stres. Memulai hari dengan senyum itu lebih baik dari pada dengan amarah. Karena amarah tidak mampu mematahkan senyuman, sedang senyuman dapat mematahkan amarah. (hal. 6) Banyak hal yang bisa dicapai atau diubah melalui senyuman. Tersenyum setiap saat akan lebih membuat hidup terasa ringan  dari berbagai pasang surut masalah atau konflik yang dihadapi. Pernah ada sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Psikologi dari University of Kansas, bahwa  tersenyum ketika stres dapat membantu mengurangi intensitas dari respon tubuh terhadap stres, terlepas seseorang itu bahagia atau tidak. (hal. 7-8). Senyuman akan membuat  perasaan menjadi tenang. Senyum adalah pembangkit semangat, pengusir kecemasan, tanpa senyuman dunia akan terasa hampa. Dengan tersenyum, maka akan meringankan beban yang ada. (hal. 11)

Kedua, Membiasakan diri untuk selalu bersyukur. Orang yang berbahagia bukanlah orang yang hebat dalam segala hal, tetapi  orang yang bisa menemukan hal sederhana dalam hidupnya dan mengucapkan syukur. (hal. 16) Bersyukur ada baiknya dilakukan dalam segala kondisi, baik saat bahagia atau terkena musibah. Karena sudah pasti setiap kejadian memiliki hikmah. Syukur memiliki keajaiban bagi hidup manusia jika mereka percaya.

Ketiga, memiliki mimpi. Karena mimpi adalah langkah awal untuk merubah hidup sehinga memiliki warna. Dengan bermimpi seseorang akan berusaha keras untuk mewujudkan harapan itu. Dan sangat dianjurkan untuk bermimpi besar. Sebab mimpi besar akan menghasilkan perubahan yang besar pula. Jangan pernah takut gagal ketika bermimpi, karena kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Gunawan Saputra berkata, “Jangan berhenti berupaya ketika menemui kegagalan karena kegagalan adalah cara Tuhan mengajarkan kita tentang arti kesungguhan”. (hal. 36)

Keempat, bangga pada diri sendiri. Bangga di sini bukan berarti yang berlebihan hingga mewujudkan sikap sombong dan egois. Bangga di sini berarti sikap percaya diri terhadap diri sendiri dengan segala kemampuan yang ada tanpa merasa rendah diri. (hal. 84) Bangga di sini juga berarti menyakini bahwa setiap manusia diciptakan Tuhan dengan kelebihan masing-masing. Setiap manusia unik dan istimewa. Inilah kiat-kiat yang akan mengantarkan pada kebahagiaan.


Selain dari empat kiat yang sudah dipaparkan, masih ada sembilan kiat untuk menjemput kebahagian. Banyak kutipan-kutipan yang menyentuh hati. Dan dilengkapi dengan cerita-cerita yang inspiratif, sebagai bahan untuk perbaikan diri. Ditulis dengan bahasa ringan dan mudah dipahami. Beberapa kesalahan kecil dalam kepenulisan tidak mengurangi keasyikan dalam membaca. Jadi jangan takut dan nikmatilah hidup, tanamkan dalam hati bahwa kita adalah bagian dari karya Tuhan yang begitu mengagumkan. (hal. 140) Hiduplah bahagia dengan mempercayai diri sendiri dan mensyukuri pemberian Tuhan. Recomended untuk dibaca agar menjadi pribadi yang lebih baik. Apalagi masih di bulan-bulan awal tahun baru.

Naskah  dia atas sebelum diedit sama redaktur. :)  yang sudah diedit, bisa baca di gambar. ^^

[Dimuat di Tribun Jateng, Edisi; Minggu, 21 Februari 2016]

Ratnani Latifah, Penikmat buku dan pecinta literasi, tinggal di Jepara

Thursday 18 February 2016

[BLOGTOUR CINDER] THE WINNER




Sudah tanggal 18 Feberuari nih, sudah saatnya mengumumkan siapa yang menjadi pemenang dari BlodTour Cinder  J

Siapa kira-kira yang menjadi pemenang?
Penasaran?

Sebelumnya saya mau mengucapkan terima kasih banyak buat semua teman-teman yang sudah memeriahkan blogtour ini. Mengingat ini kali pertama menjadi host dan sudah banyak yang mau ikut J Tehurar J

Jujur semua jawaban yang ada itu bagus-bagus, saya sampai bingung harus memilih yang mana. Tapi tentu saja saya hanya bisa memilih satu di antara semuanya. L Dan setelah saya menimbang dan membaca berkali-kali semua jawaban saya  sangat suka dengan jawaban ini. Sederhana memang,  tapi mengatakan bahwa sebuah kejujuran adalah prinsip itu-lah yang sangat mengena. Yah, seorang manusia harus memiliki prinsip hidup yang dipegang dengan teguh.

Intip, ya alasan yang saya suka :

Saya lebih memilih berkata jujur meskipun kejujuran saya akan membuat orang tsb sedih, marah, maupun kecewa kepada saya. Mengapa saya memilih jujur? Pertama, kejujuran bagi saya merupakan prinsip dasar dalam menjalani kehidupan. Meneladani Rasulullah SAW yang digelari al-Amin bahkan oleh para musuh beliau karena kejujuran beliau, maka kejujuran menjadi sangat penting. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW bahwa berbohong hanya boleh dilakukan pada tiga kondisi, yaitu untuk mendamaikan dua saudara yang berselisih, berbohong dalam perang, dan berbohong dalam rangka menyenangkan istri. Ketiga kondisi ini pun ada ketentuannya.

Kedua, jika saya memilih berbohong dan orang itu akan bahagia, maka, seberapa lama kebahagiaan semu itu akan bertahan? Bukankah ia kaan tetap terluka dan kecewa ketika ia mengetahui saya membohonginya? Bukan hanya menyiksa diri saya sendiri dengan membohonginya, tapi juga kelak akan merusak hubungan saya dengannya mungkin untuk selamanya. Jadi, biarlah saya mengatakan kejujuran meski ia marah, sedih dan kecewa. Mudah-mudahan kesediah, kemarahan, dan kekecewaannya hanya dalam waktu sebentar. Semoga ia juga lebih bijak mempertimbangkan mengapa saya memilih jujur kepadanya. sekian ^_^

Dan The Winner is ....

Prok prok prok!



Selamat buat 
Sri Darmawati

Dm alamat ke saya , ya. Biar nanti saya teruskan ke penerbit Spring.
Buat yang belum beruntung, tetap semangat, ya. Masih ada kesempatan lain di Blogtour Cinder yang masih berlangsung.  Cek di sini