Friday, 20 October 2017

[Resensi] Kemuliaan Berbakti kepada Orangtua

Dimuat di Duta Masyarakat, Sabtu 14 Oktober 2017 

Judul               : Mutiara Hikmah Islam
Penulis             : Syamsul Rijal Hamid
Penerbit           : Qibla
Cetakan           : Pertama, 2017
Tebal               : xii + 324 halaman
ISBN               : 978-602-394-661-7
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatu Ulama, Jepara.

Berbakti kepada orangtua merupakan amal yang utama. Dalam surat Al-Isra’ ayat 23 dijelaskan, “Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jangan sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya, ‘ah’, jangan kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan mulia.”  Hal ini sangat jelas bahwa kita sebagai anak diwajibkan untuk berbakti kepada orangtua.

Buku ini mencoba mengulas lebih dalam tentang kemulian bagi siapa saja yang berbakti kepada orangtua.  Allah pernah memberi wahyu kepada Nabi Musa as, “Wahai Musa, berbuatlah baik kepada orangtuamu karena sesungguhnya orang yang berbuat baik kepada ibu dan bapaknya akan dipanjangkan umurnya dan akan dianugerahi anak yang berbuat baik kepadanya. Sebaliknya barangsiapa durhaka kepada orangtuanya maka akan dikurangi umurnya dan akan diberi anak yang durhaka kepadanya.” (hal 4).

Kewajiban berbakti kepada kedua orangtua ini berlaku bagi siapa saja—termasuk berlaku bagi setiap muslim yang kedua orangtuanya menganut agama lain. Alasannya adalah, meskipun ibu dan bapak kita tidak seiman, harus diakui bahwa merekalah yang telah memelihara dan membesarkan kita. Jadi, kita tetap wajib menghormati dan menyayangi mereka (hal 5).

Perlu diketahui alasan lain kenapa Allah memerintahkan kita berbakti kepada orangtua adalah karena surga berada di telapak kaki ibu. Dan perlu disadari juga bahwa dengan mendapat rida Allah, sama halnya kita mendapat rida dari Allah—tentu saja dalam hal ini menyangkut hal-hal kebaikan.

Ada sebuah kisah tentang betapa berbakti kepada orangtua itu akan membawa kemulian bagi anak. Misalnya kisah Uwais bin Amir. Dikisahkan dia merupakan seorang anak yang sangat berbakti kepada ibunya. Oleh karena itu Allah memberi kemuliaan, berupa doa yang makbul—doanya dikabulkan oleh Allah. sehingga banyak orang berbondong-bondong datang untuk meminta didoakan. Itu merupakan cara Allah mengangkat derjat hambanya.

Ada pila kisah seorang ahli ibadah bernama Juraij. Pada suatu kali Juraij tengah khusuk salat. Lalu ibunya memanggil namanya berkali-kali. Merasa salat lebih penting, Juraij pun mengabaikan panggilan ibunya. Namun ternyata perbuatan Juraij itu mengundang amarah ibunya. Bahkan ibunya  mendoakan Juraij agar mendapat musibah. Benar saja beberapa kemudian, dia terjebak masalah dengan seorang pelacur yang mengaku telah melahirkan anak Juraij.

Kejadian itu membuatnya teringat dengan kemarahan ibunya. Sehingga dengan cepat Juraij meminta ampunan. Setelah itu akhirnya atas kuasa Allah, bayi itu itu bisa berbicara dan menyelamatkannya dari fitnah yang keji.  Selain itu ada pula kisah Abdullah bin Salam yang sehari-harinya ahli ibadah dan selalu bersedekah, namun karena dia telah menyakiti ibunya, dia kesulitan saat sakaratul maut (hal 24).

Maka sudah jelas, betapa berbakti kepada orangtua merupakan kewajiban bagi setiap anak dan tidak boleh disepelekan. Di mana Allah pun telah menjanjikan bahwa barangsiapa yang berbakti kepada orangtua, kita akan dimuliakan, mendapat berkah berlimpat ganda. Dan Allah juga telah memperingatkan jika kita durhakan kepada orangtua, pintu neraka dan azab Allah siap menimpa kita.

Sebuah buku yang sangat memotivasi dan menginspirasi. Mengajarkan kita untuk berbakti kepada orangtua. Selain itu dalam buku ini kita juga dikenalkan dengan berbagai hikmah islami yang bisa dijadikan jalan muhasabah. Di sini kita juga ingatkan bahwa apa yang kita petik adalah hasil dari apa yang kita tanam. Dipaparkan dengan bahasa yang renyah dan memikat membuat buku ini sangat asyik untuk dinikmati.

Srobyong, 28 Juni 2017 

2 comments:

  1. anak-anak zaman sekarang di suruh baca buku ini
    apa lagi yang masih sekolah, baru bisa baca tulis sama ngitung aja udah berlagak hebat.. kadang orang tua dispelekan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener Mas. Anak-anak saat ini harus perbanyak bacaan yang bermanfaat.

      Delete