Dimuat di Koran Dinamikanews, Edisi 395/ 15-31 Oktober 2017
Kazuhana El Ratna Mida
Kalian
pasti tidak akan percaya bahkan menganggap aku gila, jika bilang, bahwa aku mendengar batu menangis. Tapi itulah kenyataannya. Sejak dua minggu
lalu, tiba-tiba aku mendengar batu
menangis. Batu itu berukuran seperti
anak kecil berusia satu tahun. Dan batu itu tiba-tiba ada di halaman
rumah kontrakanku. Aku sungguh bingung, tapi aku belum sempat meminta tolong pada
siapa pun untuk memindahkannya. Jadi aku
memilih membiarkan batu itu di sana untuk sementara.
Anehnya hanya batu itu yang menangis. Ketika aku
ke luar rumah dan melihat batu-batu di tempat lain—batu di halaman rumah Pak
Sanusi, Bu Retno, batu di sekitar pasar,
batu di taman kota dan banyak tempat
lainnya yang tidak mungkin aku sebutkan satu persatu, aku sama sekali tidak mendengar tangisan dari
batu-batu itu.
Lebih aneh
lagi, tangis batu yang tiba-tiab ada di
rumah itu sungguh memilukan. Dan entah kenapa hatiku jadi tersentuh, bahkan aku seolah ingin ikut menangis seperti
batu itu.
~*~
Ceritanya menarik, mbak...
ReplyDeleteCerpen ini dikirim via email kah? Pengen nyoba kirim ke media juga
Terima kasih Mbak. Iya Mbak kirim via email. Coba kirim saja.
DeleteTerima kasih Mbak. Iya Mbak kirim via email. Coba kirim saja.
Delete