Wednesday, 18 October 2017

[Cerpen] Hikayat Batu Menangis

Dimuat di Koran Dinamikanews, Edisi 395/ 15-31 Oktober 2017 


Kazuhana El Ratna Mida

            Kalian pasti tidak akan percaya bahkan menganggap aku gila, jika bilang,  bahwa aku mendengar batu menangis.  Tapi itulah kenyataannya. Sejak dua minggu lalu, tiba-tiba aku mendengar  batu menangis. Batu itu berukuran seperti  anak kecil berusia satu tahun. Dan batu itu tiba-tiba ada di halaman rumah kontrakanku. Aku sungguh bingung, tapi aku belum sempat meminta tolong pada siapa pun untuk memindahkannya. Jadi aku  memilih membiarkan batu itu di sana untuk sementara.

 Anehnya hanya batu itu yang menangis. Ketika aku ke luar rumah dan melihat batu-batu di tempat lain—batu di halaman rumah Pak Sanusi,  Bu Retno, batu di sekitar pasar, batu di  taman kota dan banyak tempat lainnya yang tidak mungkin aku sebutkan satu persatu,  aku sama sekali tidak mendengar tangisan dari batu-batu itu.

Lebih aneh lagi, tangis  batu yang tiba-tiab ada di rumah itu sungguh memilukan. Dan entah kenapa hatiku jadi tersentuh,  bahkan aku seolah ingin ikut menangis seperti batu itu.

~*~


3 comments:

  1. Ceritanya menarik, mbak...
    Cerpen ini dikirim via email kah? Pengen nyoba kirim ke media juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Mbak. Iya Mbak kirim via email. Coba kirim saja.

      Delete
    2. Terima kasih Mbak. Iya Mbak kirim via email. Coba kirim saja.

      Delete