Tuesday, 20 November 2018

[Resensi] Sukses Membangun "Kerajaan" Bisnis Cendol

Dimuat di Koran Jakarta , Rabu 17 Oktober 2018


Judul               : Madesu : Masa Depan Sukses!
Penulis             : Danu Sofwan
Penerbit           : Pastel Books
Cetakan           : Pertama, Februari 2018
Tebal               : 216 halaman
ISBN               : 978-602-6716-20-0
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumna Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Dulu Danu Sofwan bukan siapa-siapa. Namun dengan kemauan keras dan tidak pantang menyerah, sekarang dia terdaftar sebagai salah satu pengusaha muda sukses di Indonesia.  Dialah pendiri Randol—bisnis minuman cendol yang banyak meraup keuntungan.  Lebih dari 700 outlet tersebar di seluru Indonesia. Buku ini dengan bahasa yang lugas, persuasif dan mudah dipahami, akan mengajak kita untuk mengetahui lebih jelas tentang tips dan trik yang dilakukan Danu hingga dia, bisa sukses menjadi seorang pebisnis.

Pertama adalah dengan mempraktikkan  rumus MLM (Multi- Level Motivation).  Sebagaimana kita ketahui motivasi adalah kekuatan tersembunyi.  Motivasi memiliki dorongan yang bisa membangkitkan, mengarahkan, merangsang, dan mendongkrak gairah seseorang melakukan berbagai tindakan untuk mencapai tujuan. Sebagaimana yang dipaparkan Danu bahwa, “The best motivation is yourself.” (hal 25).

Sebelum Danu meraih kesuksesan, dia pernah berada pada titik yang paling rendah. Setelah usahanya ayahnya bangkrut, Danu harus menjadi kepala keluarga dan mengumpulkan uang untuk bertahan hidup.  Sepuluh kali dia berusaha membangun bisnis meski dengan modal sedikit, atau bahkan tanpa modal. Tetapi berkali-kali itu juga, dia  gagal dan bahkan sempat menjadi korban penipuan. Akan tetapi Danu tidak menyerah. Dia terus merangkak dan memotivasi dirinya sendiri untuk bangkit.  Tagline  madesu—masa depan suram, yang kerap menghantui pikirannya, dia jadikan motivasi tertinggi untuk mengalahkannya. Di mana dia mengganti kata suram menjadi sukses.

Kedua, jangan pernah takut gagal. Dalam membangun sebuah bisnis, kegagalan itu akan selalu adan sangat dekat. Tidak mungkin sebuah usaha dimulai dan langsung melejit sukses. Bahkan Thomas Alva Edison gagal berkali-kali sebelum akhirnya dia sukses menciptakan lampu bohlam pertama di dunia.  Hal itu pula yang pernah dialami Danu.  Dia gagal berkali-kali dalam membangun bisnis. Namun kegagalan itu tidak pernah membuat semangatnya surut. Dia mempraktikkan tiga hal, agar dia terus melangkah maju.  Dia menyingkatkanya  POC, yaitu : Passion (hasrat), Oppurtunity (peluang) dan Chance (kesempatan).

Di sini Danu sangat menyadari bahwa dia memiliki passion yang kuat untuk membangun sebuah bisnis cendol. Dia ingin menjadi seorang entrepreneur. Oleh sebab itu dia selalu semangat. Karena dia menyukai dan menikmati apa yang tengah dia kerjakan. Sebagaimana yang sering Steve Jobs katakan, “Satu-satunya jalan untuk menghasilkan karya yang hebat adalah dengan mencintai apa yang kamu kerjakan.” (hal 41).

Selain passion, Danu juga memanfaatkan peluang yang ada. Danu selalu meyakini bahwa selalu ada kesempatan bagi siapa saja untuk meraih kesuksesan. Untuk itulah dia terus berusaha  melakukan yang terbaik dalam membangun bisnis.  Dia tidak peduli ketika ide berbisnis cendol yang sempat dipandang sebelah mata dan ditertawakan teman-temannya. Danu lebih memiliki tetap bergerak untuk mewujudkan impiannya itu. Tentu saja Danu melakukan berbagai riset data sebelum akhirnya benar-benar memulai usahanya. Dan hasilnya bisa kita lihat sekarang. Bisnisnya maju dan mengantarkannya menjadi pengusaha muda yang sukses.

Terakhir adalah peluang.  Banyak yang punya kemampuan, tapi banyak juga yang tidak punya kesempatan.  Yang pasti orang-orang berhasil adalah mereka yang tidak pernah sekali pun menunggu kesempatan datang, tapi mencoba mencari bahkan menciptakannya. Seperti quote klasik, “Seorang pesimis selalu melihat banyak kesulitan di setiap kesempatan. Tapi sebaliknya, seorang optimis selalu melihat banyak kesempatan dalam kesulitan.” (hal 46).

Inilah yang dilakukan Danu. Dia menyadari bisnis jualan cendol sudah banyak di mana-mana.  Bahkan mirisnya cendol kerap hanya dikenal sebagai minuman pinggiran. Oleh karena itu Danu perlu membuat sesuatu yang unik dan berbeda dari minuman cendol sudah pernah ada. Setidaknya dia harus mengangkat minuman cendol  ke pasar modern Indonesia.  Dia pun mulai melakukan konsep, mulai dari membuat nama brand yang ear catchy, membuat packaging yang fresh, membuat logo yang menarik, fleksibel dan futuristik (hal 110).

Selain yang sudah dipaparkan, dalam buku ini dijelaskan juga agar kita membuka mindset dan membangun aset. Di mana pada fase ini kita akan dihadapkan pada empat tahap yaitu, fase memulai, fase membangun, fase  sabaran dan fase  bangkit. Inilah di antara tips dan trik yang pernah dilakukan Danu dalam meraih kesuksesan. Buku ini akan sangat membantu dan memotivasi bagi siapa saja yang ingin meraih kesuksesan.

Srobyong, 10 Oktober 2018 

No comments:

Post a Comment