Dimuat di Harian Singgalang, Minggu 14 Oktober 2018
Judul : Tubuh Sehat, Giginya?
Penulis : drg. Pramono Rendro Pangarso, M.
Kes
Penerbit : Qanita
Cetakan : Pertama, Okotober 2017
Tebal : xii + 148 halaman
ISBN : 978-602-402-088-0
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas
Islam Nahdlatul Ulama, Jepara
Selama ini doktrin yang kita terima, menganggap
bahwa pergi ke dokter gigi itu menyeramkan—gigi kita akan dicabut dan sederet
mitos lainnya. Hal inilah yang membuat
kita kerap kali menghindari pergi ke dokter gigi. Kita selalu ketakutan sebelum
kita membuktikan tentang keseraman yang sering kita dengar. Padahal menjaga
kesehatan gigi itu sangat penting. Karena kesehatan gigi memiliki pengaruh terhadap kesehatan tubuh.
Buku ini dengan paparan yang lugas dan mudah
dicerna, mencoba mematahkan mitos yang sering kita dengar dalam masyarakat,
juga memaparkan dengan jelas tentang pengaruh kesehatan gigi terhadap kesehatan
tubuh.
Pada bagian pertama penulis menegaskan tentang
pentingnya menjaga rongga mulut. Mengingat bahwa kesehatan rongga mulut itu
cerminan dari kesehatan diri secara utuh. Artinya, gambaran penyakit pada tubuh
bisa terlihat dari rongga mulut seseorang. Misalnya saja ketika orang yang
memiliki penyakti diabetes melitus atau kencing manis biasanya akan memiliki
aroma napas seperti bau aseton—seperti
bau tiner penghilang kuteks.
Perlu kita ketahui pada penderita diabetes, fungsi
beberapa sel yang berperan dalam respons peradangan mengalami perubahan.
Sel-sel tersebut merupakan lini awal pertahanan tubuh sehingga menghambat
fungsinya dalam melawan bakteri pada saku gusi dan meningkatkan kerusakan
jaringan pendukung gigi (hal 7). Selain diabetes beberapa penyakit yang sering
kita temui pada rongga mulut adalah bau mulut, sariawan, dan herpes simpleks
pada mulut.
Saat kita memiliki bau mulut tidak sedap pasti hal
itu secara psikologi akan membuat kita merasa minder dan tidak percaya
diri. Bau mulut biasanya disebabkan oleh
bakteru mati dalam rongga mulut yang menghasilakn sulfur, bakteri sisa makanan
yang berkumpul pada lidah yang kasar, akumulasi plak yang menempel pada gigi,
gigi berlubang, sisa akar dan karang gigi (hal 17).
Namun yang lebih mengejutkan ternyata masalah pada gigi juga memiliki dampak terhadap
munculnya penyatik kanker mulut. Oleh karena itu kita harus secara runtin ke
dokter gigi untuk memeriksa seluruh bagian rongga mulut dan melihat apakah
terdapat tanda-tanda penyakit tertentu atau tidak (hal 33). Lebih jelasnya bisa
membaca langsung buku ini.
Pada bab lain kita dijelaskan tentang cara menjaga
gigi yang baik dan benar. Karena yang terjadi di masyarakat, kita sering
menjaga kesehatan gigi dengan cara yang salah. Misalnya dalam cara menggosok
gigi—di mana kebanyakan orang suka menyikat gigi dengan keras agar gigi bersih,
padahal yang benar adalah menyikat gigi secara lembut dengan teknik BASF—dari
merah ke putih (artinya dari arah gusi ke gigi). Saat menyikat gigi, kondisikan
sikat gigi dalam keadaan kering, karena bakteri sangat menyukai lingkungan
lembab.
Gigi manusia sangatlah sensitif. Gangguang sedikit
saja pada gigi dan mulut dapat membawa dampak yang besar bagi kesehatan tubu.
Berikut beberapa penyakit yang kemungkinan berhubungan dengan kesehatan gigi.
Mata tegang, penyakit sendiri temporomandibular, sakit kepala kronis, leher
kaku, sakit pinggang, demam, insomnia dan depresi (hal 68).
Selain beberapa hal yang sudah dipaparkan, masih
banyak lagi berbagai info mengenai cara menjaga kesehatan gigi. Di sini kita
diingatkan tentang pentingnya menjaga kondisi gigi agar selalu sehat dan kuat.
Memang benar tidak sepenuhnya kesehatan manusia tergantung pada kesehatan gigi.
Namun dengan memiliki gigi sehat, secara tidak langsung membuat kita
menghindari berbagai penyakit yang merugikan diri sendiri. Sebuah buku yang mencerahkan membuka
cakrawala khususya tentang kesehatan gigi.
Srobyong, 4 Februari 2018
No comments:
Post a Comment