Dimuat di Padang Ekspres, Minggu 11 November 2018
Judul : Happy Parenting Without
Spanking or Yelling
Penulis : Novita Tandry
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Cetakan : Pertama, 2017
Tebal : 236 halaman
ISBN : 978-602-394-632-7
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumna Universitas
Islam Nahdlatul Ulama, Jepara
Sadar atau tidak, sebagai orang tua, kita kadang
merasa berkuasa dengan mengendalikan anak. Apa yang dilakukan anak harus sesuai
dengan keinginan kita. Dan ketika anak melakukan kesalahan, kita tidak segan
untuk berteriak marah atau lebih fatal menggunakan kekerasan. Padahal pola asuh
tersebut merupakan cara yang salah.
Membesarkan anak merupakan tantangan dan tanggung
jawab yang sangat besar. Dalam masa perkembangan anak, mungkin akan ditemukan
ketidakpatuhan, kemarahan, bahkan pada
suatu waktu terjadi pemaksaan keinginan. Buku ini ditulis untuk membantu kita
menyelesaikan masalah tersebut dengan pendekatan paling efektif dan tanpa
melakukan kekerasan (xix).
Di antaranya kita bisa memulainya dengan memahami
disiplin. Sangat disayangkan, saat ini kata disipilin sering dikonotasikan sebagai sesuatu yang negatif dan otoriter.
Padahal jika kita menelaah lebih lanjut, disiplin memiliki arti mengajar, yang
tentunya bersifat positif dan konsturktif. Sebagai orangtua kita harus berani
mengatakan “ya” atau “tidak” kepada anak. Dengan begitu anak akan mengatahui
batasan-batasan perilaku yang boleh dilakukan atau tidak. Namun dengan catatan
dalam menerapkan kedisiplinan orangtua harus melakukannya dengan kasih sayang
dan harus memahami sikap masing-masing
anak. Mengingat setiap anak itu unik dan beda.
Orangtua juga harus paham, anak-anak tidak
dilahirkan dengan kemampuan pengendalian diri dan kemampuan ini tidak akan
berkembang kecuali kita memberikan disiplin yang tegas dan penuh kasih sayang
sejak dini (hal 22).
Kemudian kita juga harus memahami tentang tantrums
dan kemarahan. Mungkin banyak dari kita
merasa senang jika anak kita jarang marah, jarang rewel dan tidak pernah
memperlihatkan tantrum atau ledakan emosi.
Padahal fase ini sangat normal terjadi pada anak. Dan bahkan fase ini
memiliki banyak manfaat bagi anak itu sendiri. Oleh sebab itu, kita harus
waspada jika anak tidak menunjukkan ledakan emosi dan kemarahan. Di sisi lain
kita juga harus mengetahui tentang berbagai faktor dan penyebab kemarahan anak.
Di mana dengan mengetahui pemahaman tentang faktor kemarahan anak, hal
itu akan sangat membantu orangtua
dalam memberikan penanganan yang tepat bagi anak.
Selanjutkan kita juga harus siap untuk menangani
perilaku buruk anak. Sebagaimana kita ketahui setiap anak itu memiliki pribadi
yang berbeda-beda. Anak memiliki cara unik dalam berperilaku atau membuat
masalah. Untuk itulah dibutuhkan disiplin yang berbeda untuk menanginya. Di
antaranya kita harus memahami dulu kepribadian anak. Misalnya dalam menghadapi
anak yang sensitif. Kita tidak perlu meninggikan suara. Jika kita terlalu
ketat, maka anak akan menjadi sangat marah.
Sedangkan bagi anak yang tidak sensitif, maka diperlukan displin yang tegas dan jelas.
Karena kekurangjelasan dan tidak adanya keputusan dari orangtua justri
dianggap bahwa ia bebas perperilaku (hal
72).
Selain beberapa hal yang sudah dijelaskan di atas,
tentu saja masih banyak tips dan trik menarik tentang bagaimana cara mengasuh
anak tanpa kekerasan. Buku ini sangat
pas dibaca bagi semua lapisan masyarakat. Dengan paparan bahasa yang lugas dan
tidak bertele-tele, buku ini akan sangat membantu kita dalam upaya mengenal
cara asuk yang baik.
Melalui buku ini secara keseluruhan, kita sebagai
orangtua diingatkan untuk menjadi pribadi yang
sabar dan tak gegabah. Di sini tidak hanya anak yang diharuskan belajar
namun orangtua juga wajib belajar, agar bisa memahami kebutuhan anak. orangtua
juga wajib memahami dengan baik setiap karakter anak, karena itu akan sangat
membantu dalam memilih metode cara asuh yang pas. Beberapa kekurangan yang ada dalam buku,
tidak menutupi nilai-nilai kemanfaatan yang disampaikan penulis.
Srobyong, 21 September 2018
Aku sudah mempraktekkannya sejak punya anak, tidak pernah marah atau teriak atau menghardik anak
ReplyDeleteSip Mantap Mbak. Patut untuk ditiru 👍😊
Delete