Sunday, 25 November 2018

[Resensi] Menumbuhkan Sikap Berani pada Anak

Dimuat di Jateng Pos, Minggu 21 Oktober 2018


Judul               : Penyihir Cilik
Penulis             :  Rizka Syarifa H, dkk
Penerbit           : Dar Mizan
Cetakan           : Pertama,  Agustus 2018
Tebal               : 88 halaman
ISBN               : 978-602-420-670-3
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Mendidik anak sejak dini merupakan tugas orangtua. Mengingat orangtua merupakan madrasah pertama bagi anak. Dengan pendidikan yang baik anak,  akan tumbuh menjadi sosok yang berbudi luhur, memiliki akhlak yang baik  dan taat agama. Dalam upaya mendidik anak salah, selain dengan memberikan nasihat-nasihat serta contoh-contoh teladan dalam kehidupan sehari, salah satu metode yang bisa kita kenalkan pada anak adalah  metode membaca. Di mana secara tidak langsung, melalui metode ini kita juga telah mengenalkan minat baca terhadap anak. 

Namun perlu kita catat, dalam mengenalkan buku bacaan, orangtua juga harus selektif memilih bacaan yang sehat dan sesuai dengan usia anak. Di antaranya adalah buku  antolongi  terbaru karya Rizkia Syarifa, Ukasyah Ammar Robbnani, Naura Reva Aulia, Effie Alisa dan Mutiara Sya’bani. Buku ini sendiri, merupakan kumpulan kisah menarik yang ditulis oleh anak-anak bangsa yang masih duduk di bangku Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Sehingga  saya pikir gaya bahasanya akan mudah dipahami oleh anak.  Dalam buku ini para penulis yang masih berusia belia itu, mencoba mengajak  kita untuk menumbuhkan sikap berani. Selain hal itu, ada pula nilai-nilai moral yang juga dikenalkan seperti ajakan bersikap jujur, rajin belajar, tidak bersikap malas, dermawan, saling membantu  dan banyak lagi.

Di antaranya ada kisah berjudul “Penyihir Cilik.” Kisah ini menceritakan tentang kakak beradik yang tersesat di sebuah gua. Mereka takut dan cemas.  Mereka saling bahu membahu untuk mencari jalan pulang. Akan tetapi saat mereka melewati  sebuah jalan, tiba-tiba mereka mendengar langkah kaki lain yang mendekati mereka. Otomatis kedua kakak beradi itu langsung bersembunyi. Takutnya suara langkah itu milik hewan buas (hal 43).

Tetapi ternyata mereka salah. Langkah yang mereka dengar merupakan langkah kaki orang-orang berbaju hitam yang terlihat mencurigakan.  Mereka  sedang berdiskusi tentang bagaimana menemukan harta karun.  Tidak mau terlibat, dua bersaudara itu memilih pergi.  Namun, tanpa sengaja dua bersaudara ini malah menemukan harta karun yang yang sedang diinjar orang berbau hitam.  Dan yang mengejutkan orang-orang itu sejak awal ternyata sengaja mengikuti mereka.  Bagiaman nasih dua bersaudara tadi? Temukan jawabannya dalam buku ini.

Ada juga kisah berjudul “Misteri Gubuk Tua”  karena sebuah urusan ayah dan ibunya harus pergi ke luar kota.  Rara dan Riri pun diamanahi untuk menjaga rumah.  Dengan riang mereka mengaku berani untuk di rumah tanpa ayah dan ibu.  Awalnya  semua berjalan lancar. Hingga kemudian, tiba-tiba  Rani mendengar bunyi aneh  arah belakang rumah. Rani pun mengajak Riri untuk mengecek asal suara aneh tersebut (hal 59).

Melalui dua kisah di atas, kita diajak untuk menjadi anak yang berani dalam menghadapi berbagai situasi.  Kita tidak perlu takut jika tidak melakukan kesalahan. Selain dua kisah tersebut ada pula cerita lain yang seru dan pas untuk dibaca anak sebagai renungan. Adalah kisah berjudul “Alfa Suka Alpa” yang mana dalam kisah ini anak diajak menjadi seseorang yang selalu rajin pergi sekolah dan tidak suka membolos.  Karena membolos pada akhirnya hanya akan merugikan sendiri.

Ada juga kisah berjudil Holiday in Malaysia dan Rahasia Tazri. Masing-masing cerita memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun semuanya memuat banyak pembelajaran yang pas diketahui anak.  dengan konsep  berupa buku bergambar, dan disusun dengan bahasa yang mudah dipahami, membuat buku ini tidak membosankan saat membaca. Karena anak biasanya menyukai cerita dengan bantuan ilustrasi sebagai gambaran kisah yang terjadi.

Srobyong, 5 Oktober 2018

No comments:

Post a Comment