Tuesday 2 October 2018

[Resensi] Menghadapi Berbagai Masalah dengan Bijak

Dimuat di Jateng Pos, Minggu 26 Agustus 2018 



Judul               : Arjuna & Kirana
Penulis             : Pricilia Chang
Penerbit           : Pastel Boosk
Cetakan           : Pertama, Januari 2018
Tebal               : 352 halaman
ISBN               : 978-602-6716-19-4
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Hidup tidak mungkin tanpa masalah, karena hidup memang tempatnya masalah. tinggal bagaimana kita menyikapinya, “Bukan hidup namanya jika tidak ada cobaan.” (hal 80).  Dan masalah itu hadir tidak pandang bulu. Bagi bagi orang yang sudah berkeluarga atau single. Baik itu dialami orang  dewasa, anak-anak juga remaja yang masih mengenakan seragam abu-abu. 

Dan konon masa putih abu-abu  itu masa yang paling  seru dan menarik. Masa di mana gejolak jiwa muda kita tengah bergelora. Masa di mana kita butuh pengakuan juga ajang pencarian jati diri. Mengambil sudut pandang dunia remaja, Pricilia Chang berhasil menghidupkan tokohnya dengan apik dalam kisah ini. 

Memang dunia remaja dan cinta itu tidak akan ada habisnya untuk dibahas. Selalu ada kisah dan cerita yang menarik dan unik. Meski pun sedikit banyak kita sering menemukan tema serupa, nyatanya setiap penulis memiliki khas sendiri dalam eksekusi cerita, sehingga cerita-cerita yang ada tidak pernah sama.   Begitu pula dalam kisah ini.  Tidak jauh dari masalah cinta dan persahabatan yang menjadi bumbunya.

Mengisahkan tentang Arjuna dan Kirana. Mereka memang satu kelas dan bahkan tinggal di kompleks perumahan yang sama. Namun nyatanya mereka tidak terlalu kenal bahkan tidak pernah saling sapa. Hingga di hari yang konon menurut para remaja, paling romantis—valentine—sebuah kisah bermula, hingga berbagai masalah mulai timbul. Dan mereka harus menyelesaikannya agar tidak ada yang seorangpun terluka.

“Ada tiga hal penting yang tak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan. Udara, sinyal Wi-Fi dan cinta.” (hal 24).

Kirana adalah tipe cewek cuek dan tidak terlalu memikirkan hubungan bernama pacaran.  Lalu suatu hari karena sahabatnya Jelita, meminta tolong sesuatu yang membuat dunia Kirana jungkir balik dalam seketika. Jelita meminta bantuan Kirana untuk memberikan sebuah cokelat pada Arjuna, agar diberikan pada Harris—sahabat Juna. Di sinilah akar masalahnya, karena jarang berbicara pada cowok, Kirana jadi grogi dan berahkhir sebuah kesalafahaman. Demi meluruskan kesalahfahaman itu, Kirana menghubungi Arjuna untuk menjelaskan pokok masalah, yang berakhir dengan jalan-jalan romantis dengan cowok itu.

Pada titik tersebut, siapa sangka setitik rasa tiba-tiba sudah merebak begitu saja. Percakapan awal yang bermula dari tidak disengaja, kini berlanjut begitu saja. Meskipun percakapan itu hanya menjadi rahasia di antara mereka. Mereka membangun dunia sendiri yang tidak pernah diketahui orang lain.

Namun bisakah seseorang menyimpan rapat sebuah rahasia? Karena sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga.  Akhirnya baik Arjuna dan Kirana mulai berani menampakkan kedekatan mereka di depan umum.  Di mana akibat dari keterbukaan itu,  seseorang langsung berang.
Semua orang di sekolah tahu, Rasita sejak awal sudah membidik Arjuna. Dia ingin Arjuna hanya menjadi miliknya. Apalagi mereka memang sudah dekat dan bersahabat sejak SMP. Lalu melihat kenyataan Arjuna lebih memilih Kirana  yang baru dikenal. Belum selesai dengan kemarahan Kirana, Nevan sahabat Arjuna, ternyata juga memiliki rasa terhadap Kirana. Bagaimana Kirana dan Arjuna menyelesaikan masalah, agar tidak ada kesedihan juga pertengkaran di antara mereka. Karena  seharusnya cinta  tidak harus membuat persahabatan hancur.

Secara keseluruhan novel yang merupakan “The Wattys Winner for Visual Storytelling” ini menarik untuk diikuti. Penulis bisa membuat pembaca penasaran dengan kisah ini dari awal hingga akhir. Penulis mampu menggiring pembaca agar menyelesaiakn novel ini hingga khatam. Meski untuk beberapa bagian ada yang belum terasa konsisten. Tapi lepas dari kekurangannya novel ini bisa jadi teman baca yang seru.

Dari novel ini saya belajar tentang arti pentingnya menjaga lisan, “Ujung lidah lebih tajam daripada  ujung pisau.” (hal 289). Selain itu kita diajari untuk jujur baik pada orang lain juga diri sendiri. Karena ketidakjujuran hanya akan membuat orang lain terluka.
Srobyong, 11 Maret 2018

3 comments:

  1. kak aku suka ulasan yang ini ..klo ada link pdf bukunya mau dong :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, kebetulan dimuat di Jateng Pos. Terima kasih sudah menyukai ulasan ini. Untuk bukunya sepertinya tidak ada pdf-nya. Kalau tertarik dengan novel ini bisa beli bukunya di Gramedia terdekat atau bisa via online

      https://mizanstore.com/arjuna_kirana_59877

      Delete