Wednesday, 22 August 2018

[Resensi] Memahami Konsep Rezeki Halal dan Berkah

Dimuat di Kabar Madura, Jumat 3 Agustus 2018


Judul               : Aplikasi Pencari Rezeki
Penulis             : Wusda Hesta & Achi TM
Penerbit           : Pastel Books
Cetakan           : Pertama, Januari 2018
Tebal               : 208 halaman
ISBN               : 978-602-6716-13-2
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Manusia hidup di dunia tentu saja membutuhkan rezeki. Dan sudah pasti setiap orang ingin memperoleh rezeki yang berlimpah, agar bisa menikmati hidup yang berkucukupan. Hanya saja bagaimana caranya agar kita bisa memperolehnya—rezeki berlimpah, lagi halal dan berkah? Buku ini dengan paparan yang renyah dan aktual, mengajak kita memahami tentang konsep rezeki berdasarkan nilai dalam Islam.

Pertama kita harus yakin bahwa Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki. Jangan sampai kita merasa ragu dengan karunia-Nya. Contoh nyata kebiasaan yang sering kita lakukan adalah, kita memang percaya dengan kuasa Allah, namun di sisi lain kita juga sering ragu akan kekuasan tersebut. Kita selalu diliputi rasa takut tidak akan memperoleh rezeki—kehabisa uang, kita takut berbagi karena beranggapan jika berbagi akan membuat hati berkurang dan ketakutan yang lainnya.

Padahal  ketakutan itulah yang malah membuat rezeki kita terbatas,  sulit untuk bertambah.  “Gaji itu diatur manajemen manusia, sedangkan rezeki diatur Yang Mahakuasa.” (hal 11). Oleh karena itu, kepercayaan pada Allah itu sangat penting kita miliki. Dengan berserah dan mempercayakan semua hasil kerja kita pada Allah, rezeki tidak terduga malah bisa datang sewaktu-waktu—misalnya ketika kita benar-benar membutuhkan.

Menanamkan sikap syukur juga menjadi salah satu hal yang harus kita lakukan. Berapa pun rezeki yang kita dapat—besar atau kecil—ketika mau bersyukur, maka hati kita akan lapang dan hidup akan tenteram. Sebaliknya jika sering mengeluh, meski kita memiliki rezeki melimpah, yang ada kita masih terus merasa kurang.

Tidak kalah penting yang harus kita perhatikan dalam mencari rezeki adalah ilmu—yang artinya kita harus mengetahui tentang tatacara mencari rezeki yang baik sesuai dengan jalan yang diridai Allah.  Dengan begitu rezeki yang kita dapat akan menjadi berkah. Jangan sampai kita mencari rezeki lewat jalan haram, yang pada akhirnya akan membuat kita rugi.

“Kalau kita mencari rezeki dengan ilmu yang baik, pasti kita akan menemukan rezeki sesuai dengan pilihan kita.  Ketika kita mencari rezeki dengan cara halal, kita akan mendapatkan hasil yang halal, lebih berkah, dan lebih mengenyangkan ketika dimakan. Harga diri terjaga dan jauh dari hinaan. Sebaliknya, ketika kita mencari rezeki dengan cara haram, sudahlah besar resikonya.” (hal 27).

Perlu kita ketahui, anak yang dibesarkan dengan uang halal, belum tentu mempunyai kepribadian yang baik. Apalagi jika anak yang dibesarkan dengan uang haram. Itulah kenapa dalam mencari rezeki kita harus berhati-hati.

Selanjutnya meski kita memahami konsep bahwa rezeki setiap orang sudah diatur oleh Allah, kita tetap tidak boleh berdiam diri saja. Kita harus bekerja dengan giat sesuai dengan kemampuan kita. Karena tentu saja tidak mungkin rezeki akan datang sendiri tanpa adanya usaha dari kita, melalui bekerja. “Rezeki itu ada di tangan Allah dan sudah disiapkan di setiap persimpangan yang akan kita lewati. Kalau kira tidak jalan-jalan dan hanya di rumah, mana pernah kita akan bertemu persimpangan untuk mengambil rezeki?” (hal 66).

Dan yang tidak boleh kita lupakan dan sepelakan adalah mau bersedekah. Memang benar jika kita telaah sesuai logika, saat kita memberikan sebagian harta pada orang lain, maka harta kita akan berkurang. Namun dalam konsep di mata Allah tentu berbeda. Semakin banyak kita bersedekah, maka semakin berlimpah potensi rezeki kita. Karena Allah sudah menjanjikan melipat gandakan pahala bagi siapa saja yang mau bersedekah dengan ikhlas kepada Allah. Selain itu dengan memperbanyak berbagi, rezeki pun menjadi berkah.

Selain apa yang sudah dipaparkan di sini, tentu saja masih banyak pembahasan menarik lainnya di buku ini. Seperti kenyataan bahwa rezeki itu bukan hanya berupa uang atau harta, namun kesehatan juga keluarga utuh dan banyak lagi. Buku ini sangat patut dibaca, sebagai bahan pelajaran tentang bagaimana cara memperoleh rezeki melalui konsep nilai dalam Islam. 

“Taburkanlah suatu pikiran, maka kamu akan menuai perbuatan. Taburkanlah suatu perbuatan, maka kamu akan menuai kebiasaan. Taburkanlah  suatu kebiasaan, maka kamu akan menuai karakter. Taburkanlah karakter, maka kamu akan menuai takdir.” (hal 176).

Srobyong, 17 Februari 2018

No comments:

Post a Comment