Dimuat di Kabar Madura, Jumat 3 Agustus 2018
Judul : Aplikasi Pencari Rezeki
Penulis : Wusda Hesta & Achi TM
Penerbit : Pastel Books
Cetakan : Pertama, Januari 2018
Tebal : 208 halaman
ISBN : 978-602-6716-13-2
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas
Islam Nahdlatul Ulama, Jepara
Manusia hidup di dunia tentu saja membutuhkan
rezeki. Dan sudah pasti setiap orang ingin memperoleh rezeki yang berlimpah,
agar bisa menikmati hidup yang berkucukupan. Hanya saja bagaimana caranya agar
kita bisa memperolehnya—rezeki berlimpah, lagi halal dan berkah? Buku ini
dengan paparan yang renyah dan aktual, mengajak kita memahami tentang konsep
rezeki berdasarkan nilai dalam Islam.
Pertama kita harus yakin bahwa Allah adalah
sebaik-baik pemberi rezeki. Jangan sampai kita merasa ragu dengan karunia-Nya.
Contoh nyata kebiasaan yang sering kita lakukan adalah, kita memang percaya
dengan kuasa Allah, namun di sisi lain kita juga sering ragu akan kekuasan
tersebut. Kita selalu diliputi rasa takut tidak akan memperoleh rezeki—kehabisa
uang, kita takut berbagi karena beranggapan jika berbagi akan membuat hati
berkurang dan ketakutan yang lainnya.
Padahal
ketakutan itulah yang malah membuat rezeki kita terbatas, sulit untuk bertambah. “Gaji itu diatur manajemen manusia, sedangkan
rezeki diatur Yang Mahakuasa.” (hal 11). Oleh karena itu, kepercayaan pada
Allah itu sangat penting kita miliki. Dengan berserah dan mempercayakan semua
hasil kerja kita pada Allah, rezeki tidak terduga malah bisa datang
sewaktu-waktu—misalnya ketika kita benar-benar membutuhkan.
Menanamkan sikap syukur juga menjadi salah satu hal
yang harus kita lakukan. Berapa pun rezeki yang kita dapat—besar atau
kecil—ketika mau bersyukur, maka hati kita akan lapang dan hidup akan tenteram.
Sebaliknya jika sering mengeluh, meski kita memiliki rezeki melimpah, yang ada
kita masih terus merasa kurang.
Tidak kalah penting yang harus kita perhatikan dalam
mencari rezeki adalah ilmu—yang artinya kita harus mengetahui tentang tatacara
mencari rezeki yang baik sesuai dengan jalan yang diridai Allah. Dengan begitu rezeki yang kita dapat akan
menjadi berkah. Jangan sampai kita mencari rezeki lewat jalan haram, yang pada
akhirnya akan membuat kita rugi.
“Kalau kita mencari rezeki dengan ilmu yang baik,
pasti kita akan menemukan rezeki sesuai dengan pilihan kita. Ketika kita mencari rezeki dengan cara halal,
kita akan mendapatkan hasil yang halal, lebih berkah, dan lebih mengenyangkan
ketika dimakan. Harga diri terjaga dan jauh dari hinaan. Sebaliknya, ketika
kita mencari rezeki dengan cara haram, sudahlah besar resikonya.”
(hal 27).
Perlu kita ketahui, anak yang dibesarkan dengan uang
halal, belum tentu mempunyai kepribadian yang baik. Apalagi jika anak yang
dibesarkan dengan uang haram. Itulah kenapa dalam mencari rezeki kita harus
berhati-hati.
Selanjutnya meski kita memahami konsep bahwa rezeki
setiap orang sudah diatur oleh Allah, kita tetap tidak boleh berdiam diri saja.
Kita harus bekerja dengan giat sesuai dengan kemampuan kita. Karena tentu saja
tidak mungkin rezeki akan datang sendiri tanpa adanya usaha dari kita, melalui
bekerja. “Rezeki itu ada di tangan Allah dan sudah disiapkan di setiap
persimpangan yang akan kita lewati. Kalau kira tidak jalan-jalan dan hanya di
rumah, mana pernah kita akan bertemu persimpangan untuk mengambil rezeki?” (hal
66).
Dan yang tidak boleh kita lupakan dan sepelakan
adalah mau bersedekah. Memang benar jika kita telaah sesuai logika, saat kita
memberikan sebagian harta pada orang lain, maka harta kita akan berkurang.
Namun dalam konsep di mata Allah tentu berbeda. Semakin banyak kita bersedekah,
maka semakin berlimpah potensi rezeki kita. Karena Allah sudah menjanjikan
melipat gandakan pahala bagi siapa saja yang mau bersedekah dengan ikhlas
kepada Allah. Selain itu dengan memperbanyak berbagi, rezeki pun menjadi
berkah.
Selain apa yang sudah dipaparkan di sini, tentu saja
masih banyak pembahasan menarik lainnya di buku ini. Seperti kenyataan bahwa
rezeki itu bukan hanya berupa uang atau harta, namun kesehatan juga keluarga
utuh dan banyak lagi. Buku ini sangat patut dibaca, sebagai bahan pelajaran
tentang bagaimana cara memperoleh rezeki melalui konsep nilai dalam Islam.
“Taburkanlah suatu pikiran, maka kamu akan menuai
perbuatan. Taburkanlah suatu perbuatan, maka kamu akan menuai kebiasaan.
Taburkanlah suatu kebiasaan, maka kamu
akan menuai karakter. Taburkanlah karakter, maka kamu akan menuai takdir.”
(hal 176).
Srobyong, 17 Februari 2018
No comments:
Post a Comment