Monday 6 August 2018

[Resensi] Kumpulan Cerita Akhlak Baik Sehari-hari

Dimuat di Analisa Medan, Jumat 20 Juli 2018



Judul               : Komik Sahabat Anak Muslim
Penulis             : Watiek Ideo & Riera Faaizah D
Ilustrator         : Wawan Kunkang
Penerbit           : Qibla
Cetakan           : Pertama, April 2018
Tebal               : 165 halaman
ISBN               : 978-602-455-519-1
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Manusia adalah makluk sosial, yang  tidak bisa hidup sendirian. Manusia selalu memerlukan bantuan orang lain. Artinya dalam kehidupan bermasyarakat, kita akan berhubungan dengan banyak orang. Baik dalam lingkup keluarga, tetangga, saudara atau sahabat. Oleh karena itu, untuk menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, kita harus menjaga silaturrahmi.  Jangan sampai kita merusak hubungan atau memutuskan tali persaudaraan.

Agar kita bisa menjaga diri dari berbagai perbuatan buruk, maka kita perlu dibekali dengan pendidikan akhlakul karimah atau akhlak terpuji. Buku ini dengan paparan yang lugas dan renyah, menghadirkan kisah-kisah menarik bertema akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari, yang pas untuk dibaca anak-anak. Sebagaimana kita ketahui, sejak dini anak harus dibekali pendidikan akhlak yang baik dan benar, agar anak tumbuh menjadi pribadi yang berakhlakul karimah. Pendidikan akhlak akan membangun pondasi kuat anak, agar menjadi sosok yang bertanggung jawab di kemudian hari.

Salah satu cara terbaik dalam mengenalkan anak pada pendidikan akhlak adalah melalui media baca dan gambar. Dan saya rasa buku karya Watiek Ideo & Riera Faaizah D sangat pas untuk dijadikan pilihan.  Karena buku ini memakai format komik, yang menggabungkan antara gambar dan tulisan. Selain itu pilihan format komik juga   akan memudahkan anak dalam memahami cerita, karena bahasanya sederhana, pendek dan tidak membingungkan.

Di antaranya ada kisah berjudul “Sang Pahlawan” yang menceritakan tentang bagaimana kita harus bersikap kepada binatang. Meski kita tidak suka terhadap binatang tertentu, kita tidak boleh kasar. Kita harus tetap menyayanginya dan tidak menyakitinya. Karena setiap makhluk diciptakan Allah dengan manfaat masing-masing.

Hal ini senada dengan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, “Setiap makhluk diciptakan untuk memberi manfaat bagi kehidupan, terutama bagi manusia. Namun, kita terkadang lupa untuk mensyukurinya. Tak perlu membenci berlebihan jika kamu tidak suka kepada binatang tertentu. Biarkan binatang hidup damai dengan tidak menyakiti mereka. ketahuilah siapa yang ada di bumi, niscaya kalian dikasihi oleh yang ada di langit.” (hal 16).

Ada pula kisah berjudul “Kok, Bekas?” yang menceritakan tentang masalah bakti sosial.  Fikri awalnya semangat untuk mengikuti bakti sosial dan siap menyumbangkan barang-barang bekas miliknya yang sudah tidak terpakai. Namun ketika mendengar Najib, temannya bahwa kalau sedekah harus memberikan sesuatu yang baru, Fikri pun jadi ragu dan malas.  Dalam kisah ini kita diingat bahwa yang terpenting dari sedekah itu bukan soal barang yang diberikan. Namun  yang penting adalah keikhlasan saat melakukan sedekah dan tidak memamerkan apa yang disedekahkan.

Tidak kalah menarik ada kisah berjudul “Rapat Acara Maulid Nabi” yang mengisahkan tentang sikap Nisa ketika diberi amanah oleh gurunya.  Dia diminta gurunya untuk mengikuti rapat dalam rangka membahas persiapan acara maulid Nabi. Namun Nisa terlalu santai, dia selalu menunda-nunda pekerjaan, hingga akhirnya dia terlambat dan kebingungan. Dia takut akan dimarahi gurunya, juga malu pada teman-temannya. Lalu apa yang akan dilakukan Nisa?

Kisah ini mengingatkan kita untuk selalu bertanggung jawab dengan tugas kita. Kita tidak boleh mengingkari janji yang sudah kita buat. Menepati janji akan membawa  kebaikan.  Dalam surat Ali Imaran dijelaska, “(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang bertakwa.” (hal 80).

Selain tiga kisah itu, masih ada tujuh kisah lain yang seru dan menarik.  Masing-masing kisah memiliki kekurangan dan kelebihan.  Seperti kisah “Sahabat Suka Duka” yang mengajarkan kita untuk saling tolong menolong kepada yang membutuhkan. Atau ada pula kisah  “Minggi, Dong!” yang mengingatkan kita untuk tidak mengolok-olok orang lain dan jangan memanggil nama teman kita dengan panggilan buruk. Karena bisa jadi orang yang kita cela itu lebih baik.  Dan masih banyak lagi. Dilengkapi dengan penjelasan Al-Quran dan hadist, buku ini sangat menarik dan patut dikenalkan kepada anak. 

Srobyong, 29 Juni 2018

No comments:

Post a Comment