Monday, 6 August 2018

[Resensi] Manfaat Gemar Menolong Orang Lain

Dimuat di Harian Singgalang, Minggu 22 Juli 2018


Judul               : Tolonglah Orang Lain, Maka Allah Akan Menolongmu
Penulis             : Dwi Suwiknyo, dkk
Penerbit           : Noktah, Diva Press
 Cetakan          : Pertama,  April 2018
Tebal               : 324 halaman
ISBN               : 978-602-5781-00-1
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Allah menganjurkan kita selalu gemar membantu dan menolong orang lain. Mungkin kita bertanya-tanya, kenapa kita harus  membantu atau menolong orang lain? Apa manfaat yang akan kita dapat dari sikap tersebut? Buku ini dengan bahasa yang mudah dicerna dan tidak terkesan menggurui, akan mengajak kita memahami tentang pentingnya menolong dan atau membantu orang lain. Bahwa Allah sudah berjanji bahwa perbuatan baik akan dibalas kebaikan pula. Artinya ketika kita mau menolong orang lain, maka Allah pun tidak segan untuk menolong kita. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada surat Ar-Rahman ayat 60.  Tapi tetap perlu kita catat, dalam berbuat baik atau membantu dan menolong orang lain,  kita harus melakukannya dengan ikhlas karena Allah.

Imam Muslim juga menjaskan, bahwa siapa saja yang melapangkan satu kesusahan di dunia, Allah akan melapangkan dari salah satu kesusahan di akhirat. Dan barang siapa meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaaannya di dunia dan akhirat.Allah akan menolong seorang hamba yang mau menolong saudaranya (hal 75). Dan Allah pun sudah menjelaskan bahwa sedikit bantuan, ternyata bisa melipatgandakan pahala yang kita dapat. Maka tidakkan kita ingin rahmat dan berkah dari Allah dengan sikap gemar menolong?

Buku ini sendiri merupakan kisah nyata dari orang-orang yang sudah mempraktikkan tentang keutamaan membantu dan menolong orang lain. Mereka menanam kebaikan yang tidak kentara, namun di balas Allah dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Misalnya saja kisah yang dituturkan Annisa Pratiwi “Balasan Indah Pada Waktunya” kisah ini menceritakan tentang Annisa yang  kadang suka membantu Nenek Ipon, meski hanya bantuan yang sangat sederhana.  Dia kerap memberikan sedikit rezeki pada Nenek Ipon dengan memberi makan atau memberi lauk pauk. Ketika Nenek Ipon  terkena stroke, Annisa kerap mengunjungi dan memberikan sedikit uang untuk membeli obat (hal 34).  Sungguh kala itu Annisa sama sekali tidak mengharap imbalan dari kebaikannya itu.

Suatu hari Annisa mengalami masalah cukup pelik dengan keuangannya. Dia sungguh binggung bagaimana untuk mengatasinya. Namun siapa sangka, Allah memudah jalannya, lewat sahabatnya.  Seketika itu Annisa teringat dengan apa yang diucapkan Nenek Ipon, “Ibu mendoakan,  mudah-mudahan Allah  selalu menolong kamu saat kamu kesusahan, selalu ada saja yang menolong.” (hal 40).

Ada pula kisah yang dialami Isti Syarifah berjudul “Perempuan dari Masa Lalu  dan Receipt Kosong” Kala itu Isti yang tengah bekerja TKW Hongkong. Di sana dia bertemu teman-teman seperjuangan dan sepenanggungan. Hal itulah yang membuat Isti tidak bisa menolak, ketika dua temannya dalam waktu yang berbeda, minta tolong untuk diberi pinjaman uang.  Isti ikhlas dan percaya, bahwa dua sahabatanya tidak akan pernah lari dari tanggung jawab (hal 55).

Namun dugaan Isti salah. Ketika waktu jatuh tempo pengemabalian uang, kedua sahabatnya tidak pernah muncul. Sedang saat itu, Isti sendiri sedang butuh uang untuk pengobatan kakeknya. Marah dan kecewa pun sempat menerpa Isti. Akan tetapi janji Allah itu pasti, tiba-tiba salah satu temannya yang pernah menghilang dan tidak berkabar, mendadak muncul, mengembalikan uang yang pernah dipinjam dari Isti (hal 73).
\
Selain dua  kisah tersebut masih ada 13 kisah lainnya yang tidak kalah menarik dan sangat inspiratif.  Di sini kita disadarkan bahwa, kebaikan meski hanya berupa hal kecil, pasti dicatat oleh  Allah. Dan  kadang,  meski bukan dari orangnya langsung yang membelas, Allah memiliki cara untuk membalas kebaikan itu. Dalam hadis riwayat Imam Muslim, dijelaskan, “Sesungguhnya Allah  akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya.” (hal 96).

Srobyong, 25 Mei 2018 

No comments:

Post a Comment