Dimuat di Harian Singgalang, Minggu 22 Juli 2018
Judul : Tolonglah Orang Lain, Maka
Allah Akan Menolongmu
Penulis : Dwi Suwiknyo, dkk
Penerbit : Noktah, Diva Press
Cetakan :
Pertama, April 2018
Tebal : 324 halaman
ISBN : 978-602-5781-00-1
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas
Islam Nahdlatul Ulama, Jepara
Allah menganjurkan kita selalu gemar membantu dan
menolong orang lain. Mungkin kita bertanya-tanya, kenapa kita harus membantu atau menolong orang lain? Apa
manfaat yang akan kita dapat dari sikap tersebut? Buku ini dengan bahasa yang
mudah dicerna dan tidak terkesan menggurui, akan mengajak kita memahami tentang
pentingnya menolong dan atau membantu orang lain. Bahwa Allah sudah berjanji
bahwa perbuatan baik akan dibalas kebaikan pula. Artinya ketika kita mau
menolong orang lain, maka Allah pun tidak segan untuk menolong kita. Hal ini
sesuai dengan firman Allah pada surat Ar-Rahman ayat 60. Tapi tetap perlu kita catat, dalam berbuat
baik atau membantu dan menolong orang lain, kita harus melakukannya dengan ikhlas karena
Allah.
Imam Muslim juga menjaskan, bahwa siapa saja yang
melapangkan satu kesusahan di dunia, Allah akan melapangkan dari salah satu
kesusahan di akhirat. Dan barang siapa meringankan penderitaan seseorang, Allah
akan meringankan penderitaaannya di dunia dan akhirat.Allah akan menolong
seorang hamba yang mau menolong saudaranya (hal 75). Dan Allah pun sudah
menjelaskan bahwa sedikit bantuan, ternyata bisa melipatgandakan pahala yang
kita dapat. Maka tidakkan kita ingin rahmat dan berkah dari Allah dengan sikap
gemar menolong?
Buku ini sendiri merupakan kisah nyata dari
orang-orang yang sudah mempraktikkan tentang keutamaan membantu dan menolong
orang lain. Mereka menanam kebaikan yang tidak kentara, namun di balas Allah
dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Misalnya saja kisah yang dituturkan Annisa Pratiwi
“Balasan Indah Pada Waktunya” kisah ini menceritakan tentang Annisa yang kadang suka membantu Nenek Ipon, meski hanya
bantuan yang sangat sederhana. Dia kerap
memberikan sedikit rezeki pada Nenek Ipon dengan memberi makan atau memberi
lauk pauk. Ketika Nenek Ipon terkena
stroke, Annisa kerap mengunjungi dan memberikan sedikit uang untuk membeli obat
(hal 34). Sungguh kala itu Annisa sama
sekali tidak mengharap imbalan dari kebaikannya itu.
Suatu hari Annisa mengalami masalah cukup pelik
dengan keuangannya. Dia sungguh binggung bagaimana untuk mengatasinya. Namun
siapa sangka, Allah memudah jalannya, lewat sahabatnya. Seketika itu Annisa teringat dengan apa yang
diucapkan Nenek Ipon, “Ibu mendoakan,
mudah-mudahan Allah selalu
menolong kamu saat kamu kesusahan, selalu ada saja yang menolong.” (hal
40).
Ada pula kisah yang dialami Isti Syarifah berjudul
“Perempuan dari Masa Lalu dan Receipt
Kosong” Kala itu Isti yang tengah bekerja TKW Hongkong. Di sana dia bertemu
teman-teman seperjuangan dan sepenanggungan. Hal itulah yang membuat Isti tidak
bisa menolak, ketika dua temannya dalam waktu yang berbeda, minta tolong untuk
diberi pinjaman uang. Isti ikhlas dan
percaya, bahwa dua sahabatanya tidak akan pernah lari dari tanggung jawab (hal
55).
Namun dugaan Isti salah. Ketika waktu jatuh tempo
pengemabalian uang, kedua sahabatnya tidak pernah muncul. Sedang saat itu, Isti
sendiri sedang butuh uang untuk pengobatan kakeknya. Marah dan kecewa pun
sempat menerpa Isti. Akan tetapi janji Allah itu pasti, tiba-tiba salah satu
temannya yang pernah menghilang dan tidak berkabar, mendadak muncul,
mengembalikan uang yang pernah dipinjam dari Isti (hal 73).
\
Selain dua
kisah tersebut masih ada 13 kisah lainnya yang tidak kalah menarik dan
sangat inspiratif. Di sini kita
disadarkan bahwa, kebaikan meski hanya berupa hal kecil, pasti dicatat
oleh Allah. Dan kadang,
meski bukan dari orangnya langsung yang membelas, Allah memiliki cara
untuk membalas kebaikan itu. Dalam hadis riwayat Imam Muslim, dijelaskan, “Sesungguhnya
Allah akan selalu menolong seorang hamba
selama dia gemar menolong saudaranya.” (hal 96).
Srobyong, 25 Mei 2018
No comments:
Post a Comment