Wednesday, 18 April 2018

[Resensi] Menjadi Muslimah Tangguh dan Berdedikasi

Dimuat di Analisa Medan, Jumat 13 April 2018 



Judul               : Bismillah be  Muslimah
Penulis             : Ririn Astutiningrum
Penerbit           : Gentah Hidayah
Cetakan           : Pertama, Desember 2017
Tebal               : xiv + 362 halaman
ISBN               : 978-602-6359-97-1
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

“Siapa pun kita, kita berhak untuk berkontribusi, kita berhak berperan dalam memajukan diri dan bermanfaat bagi orang lain. Sebaik-baik insan adalah yang paling besar manfaatnya bagi manusia lainnya.” (hal 343).

Kemajuan zaman sadar tidak sadar telah menggeser pola pikir kita. Bahkan saat ini selain pola pikir berbagai dampak perkembangan zaman lambat laun juga mulai menggerus budaya timur yang selama ini kita pegang teguh. Oleh sebab itu, kita sebagai muslimah harus tetap teguh dalam jalan yang sudah ditentukan syariat. Boleh saja kita mengikuti perkembangan zaman, namun tentu saja dengan adanya batasan yang tidak sampai membuat kita lupa diri. 

Keprihatian akan pengaruh perkembangan zaman itulah yang akhirnya membuat penulis menyuarakan isi hatinya lewat buku ini. Di mana besar harapan penulis, para muslimah tetap teguh dan tangguh dalam memperjuangkan jati diri sebagai muslimah. Selain itu tidak lupa sebagai muslimah kita harus terus belajar untuk mengembangkan diri, agar bisa menjadi sosok yang berguna baik untuk diri sendiri juga masyarakat umum.

Buku di dengan gaya bahasa yang rapi, renyah dan lugas, membuat kita tidak cepat bosa dalam membaca. Apalagi penulis kerap kali menyisipkan kisah-kisah inspirasi yang menarik dan sangat membuka wawasan  dan bisa dijadikan teladan juga renungan untuk muhasabah diri. Sebuah buku yang menurut saya sangat patut dibaca bagi setiap muslimah, agar bisa menjadi muslimah yang tangguh juga berdedikasi tinggi. Untuk  mewujudkannya, maka kita harus mengamalkan tiga kunci yang dikenalkan penulis—yaitu keep trying, pray more dan keep smile.

Keep trying di sini berarti kita harus berani mencoba mewujudkan cita-cita yang kita miliki. Jangan pernah takut gagal.  Karena kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Kita harua bangkit dan terus berusaha.  Jadilah pelopor sehingga bisa dijadikan teladan dan inspirasi, bahkan pahala pun ikut mengalir. “Seseorang yang menjadi pelopor atau perintis dari sebuah kebaikan, lalu banyak orang mengikuti, maka orang tersebut akan mendapatkan pahala dari setiap kebaikan yang diamalkan orang yang mengikuti kebaikannya.” (hal 3).  Sebut saja Siti Khadijah—istri pertama Rasulullah—yang hingga sampai sekarang kita ketahui dan kita teladani. Atau ada juga Abu Bakar—seorang yang masuk Islam pertama kali. Ada pula Ir. Soekarno—presiden pertama kita—yang mengobarkan semangat nasionalisme.

Perlu kita ketahui, “Kesuksesan akan diraih oleh pribadi yang aktif, kreatif, dan inovatif. Mereka mampu melihat peluang, meraihnya, lalu menjadikannya sayap untuk terbang lebih tinggi.” (hal 15).  Dalam usaha meraih impian yang perlu kita tanamkan adalah sikap positif. Karena saat kita berpikir positif dan bersikap baik, maka sungguh hari-hari kita akan terasa lebih indah dan menyenangkan (hal 146).

Selanjutnya Pray More di sini kita diingatkan bahwa selain melakukan usaha, kita tidak boleh lupa berdoa. Karena berdoa tanpa usaha itu akan sia-sia dan usaha tanpa doa adalah sombong.  “Ikhtiar, doa, dan tawakalh jangan dipisahkan dalam upaya mencapai kesuksesan. Meninggalkan ikhtiar adalah alasan seorang pemalas, meninggalkan doa adalah perilaku orang sombong, dan meninggalkan tawakal adalah perilaku sok tahu.” (hal 149).

Sedangkan keep smile berarti apa pun yang terjadi dalam usaha kita ketika ingin meraih mimpi, jangan sampai kita lupa bahagia.  Yang artinya apa pun hasil yang nantinya kita raih, maka kita harus menerimanya dengan ikhlas.  Karena tugas kita adalah berusaha dan berdoa. Selanjutknya Allah-lah yang berkah memberi keputusan (hal 263).

Buku ini sangat membantu bagi kita—khususnya para muslimah untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Karena selain tiga hal yang sudah disebutkan di atas, masih banyak pembahasan lain yang sangat memotivasi bagi para muslimah. Baik untuk pengembangan diri sendiri atau juga dalam rangka membahagiakan keluarga juga agar lebih dekat dengan Allah.

Terlebih banyak quote-quote inspratif yang sangat menggugah yang bisa dijadikan renungan. Di antaranya “Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Kegagalan tidaklah menghancurkan sebab ianya memberikan banyak pelajaran berharga. Kegagalan yang sebenarnya adalah matinya keinginan untuk mencoba.” (hal 273).

Srobyong, 7 April 2018 

1 comment: