Dimuat di Koran Pantura, Jumat 23 Maret 2018
Judul :
A Lady in Disguise
Penulis :
Georgette Heyer
Penerjemh :
Reni Indardini
Penerbit :
Noura Books
Cetakan :
Pertama, September 2017
Tebal :
392 halaman
ISBN :
978-602-385-251-2
Peresensi :
Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatu Ulama, Jepara
Georgette Heyer merupakan pengarang lima puluh buku
lebih. Dia adalah novelis sejarah paling terkenal dan paling dicintai dan
spesialisnya adalah kisah berlatar belakang zaman Regency (1881-1937). Novel ini sendiri merupakan salah satu karya
terbaik Geogette. Sederhana namun manis yang sangat menghibur. Dan banyak pula pelajaran hidup yang bisa kita
ambil.
Kisahnya sendiri tentang Sir Richard Wyndham—pria
kaya yang dijodohkan ibu dan kakaknya dengan Melissa Brandon—kenalan keluarga
mereka. Sedang bagi Sir Richard dia belum ingin menikah dan memang tidak
mencinta Melissa. Dia cuma menganggap Melissa sebagai teman. Belum lagi saat
ini keluarga Brandon tengah terllit masalah dan terancam bangkrut. Dua kakak
Melissa—Cedric dan Berverley memiliki utang yang banyak dan gemar minum-minuman
keras.
Oleh kakak iparnya dia diberi saran untuk menolak
perjodohan itu. Pun dengan Cedric yang menyuruh Sir Richard untuk melarikan
diri saja. Lebih baik Sir Ricard tidak berurusan dengan keluarganya. Merasa
bingung dan kalut, Sir Richard, melampiaskannya dengan minum (hal 37).
Dan di sinilah semua masalah mulai timbul. Saat Sir
Richard—yang dalam keadaan sedikit mabuk—berjalan sendiri menujur rumahnya, dia
bertemu dengan seorang pemuda aneh yang sedang berusaha kabur dan jatuh tepat
di dalam pelukannya (hal 42). Tapi sejak
pertama melihat Sir Richard sudah tahu bahwa sosok yang ditemuinya adalah bukan
pemuda tapi pemudi.
Sir Richard akhirnya tahu, bahwa gadis itu tengah
berusaha kabur dari bibinya, karena tidak mau menerima perjodohan yang diajukan
sang bibi. Dia memiliki pria yang sudah dia sukai sejak dulu—Piers. Dan itulah
tempat yang tengah ingin Penelope Creed—dia ingin pergi ke tempat salah satu
kenalannya di Somerset. Mendengar kisah gadis itu entah karena alkohol atau
karena alasan lain, tiba-tiba Sir Richard memutuskan untuk menemani perjalanan
Pen atau Penelope. Dan dia menyadari
kehidupannya berubah setelah pertemuannya dengan Pen.
Dalam perjalanan ini mereka menemui banyak hal-hal
baru yang tidak terduga. Dari masalah kereta yang terperosok di parit,
bertemu dan berkenalan dengan pencuri,
hingga terjebak dalam kasus pembunuhan. Di mana Sir Richard tidak menyangka bahwa dia
harus menyaksikan kematian calon kakak iparnya—Berverley. Sedang Pen harus
menerima takdir bahwa orang sahabat yang dulu dia pikir menyukainya ternyata
sudah memiliki kekasih.
Membaca kisah ini kita akan dibuat penasaran dengan nasib Pen juga Sir Richard. Apakah Pen harus kembali dan menerima perjodohan
yang diatur bibinya, atau menerima
lamaran Sir Richard yang sempat dia tolak, karena Pen merasa, apa yang
dilakukan pria itu hanya sekadar tanggung jawab. Sebagaimana yang pernah Piers
sampaikan, bahwa akan ada skandal besar
jika ketahuan ada gadis lajang dan pria lajang bepergian bersama tanpa
pelayan. Kecuali mereka bertunangan dan akan menikah. Dan dia sudah melanggar aturan itu. Dan bagaimana tanggapan Sir Richard sendiri
tentang perjalanan jauh yang telah dilaluinya juga arti Pen bagi dirinya.
Dengan tutur bahasa yang lembut dan runtut kisah ini
memiliki sisi menarik untuk diikuti. Meski mengambil ide yang cukup sederhana,
namun eksekusinya sangat apik dan pas.
Penulis sukses membuat para tokoh dalam kisah ini benar-benar hidup. Pun
dengan suasana cerita. Jadi saat membaca
kita seolah-olah ikut berperan serta dalam kisah ini. Yang paling menarik dari novel ini adalah
tentang sikap dan tingkah laku Pen yang selalu menarik dan penuh kejutan.
Novel ini pun tidak terlalu banyak kesalahan dalam
penulisan. Bersih dan rapi. Dari novel
ini saya belajar untuk tidak memulai kebohongan. Karena dari satu kebohongan
akan menciptakan kebohongan lebih dalam lagi. Selain itu di sini kita dapat
belajar bahwa kita tidak bisa memaksakan kehendak pada orang lain. “Hidup itu harus saling menghomati.”
(hal 77). Recomended bagi para penikmat kisah romance.
Srobyong, 6 Januari 2018
No comments:
Post a Comment