Tuesday, 17 April 2018

[Resensi] Perjodohan, Pelarian dan Penyamaran

Dimuat di Koran Pantura, Jumat 23 Maret 2018 



Judul               : A Lady in Disguise
Penulis             : Georgette Heyer
Penerjemh       : Reni Indardini
Penerbit           : Noura Books
Cetakan           : Pertama, September 2017
Tebal               : 392 halaman
ISBN               : 978-602-385-251-2
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatu Ulama, Jepara

Georgette Heyer merupakan pengarang lima puluh buku lebih. Dia adalah novelis sejarah paling terkenal dan paling dicintai dan spesialisnya adalah kisah berlatar belakang zaman Regency (1881-1937).  Novel ini sendiri merupakan salah satu karya terbaik Geogette. Sederhana namun manis yang sangat menghibur.  Dan banyak pula pelajaran hidup yang bisa kita ambil.

Kisahnya sendiri tentang Sir Richard Wyndham—pria kaya yang dijodohkan ibu dan kakaknya dengan Melissa Brandon—kenalan keluarga mereka. Sedang bagi Sir Richard dia belum ingin menikah dan memang tidak mencinta Melissa. Dia cuma menganggap Melissa sebagai teman. Belum lagi saat ini keluarga Brandon tengah terllit masalah dan terancam bangkrut. Dua kakak Melissa—Cedric dan Berverley memiliki utang yang banyak dan gemar minum-minuman keras.

Oleh kakak iparnya dia diberi saran untuk menolak perjodohan itu. Pun dengan Cedric yang menyuruh Sir Richard untuk melarikan diri saja. Lebih baik Sir Ricard tidak berurusan dengan keluarganya. Merasa bingung dan kalut, Sir Richard, melampiaskannya dengan minum (hal 37).

Dan di sinilah semua masalah mulai timbul. Saat Sir Richard—yang dalam keadaan sedikit mabuk—berjalan sendiri menujur rumahnya, dia bertemu dengan seorang pemuda aneh yang sedang berusaha kabur dan jatuh tepat di dalam pelukannya (hal 42).  Tapi sejak pertama melihat Sir Richard sudah tahu bahwa sosok yang ditemuinya adalah bukan pemuda tapi pemudi.

Sir Richard akhirnya tahu, bahwa gadis itu tengah berusaha kabur dari bibinya, karena tidak mau menerima perjodohan yang diajukan sang bibi. Dia memiliki pria yang sudah dia sukai sejak dulu—Piers. Dan itulah tempat yang tengah ingin Penelope Creed—dia ingin pergi ke tempat salah satu kenalannya di Somerset. Mendengar kisah gadis itu entah karena alkohol atau karena alasan lain, tiba-tiba Sir Richard memutuskan untuk menemani perjalanan Pen atau Penelope.  Dan dia menyadari kehidupannya berubah setelah pertemuannya dengan Pen.

Dalam perjalanan ini mereka menemui banyak hal-hal baru yang tidak terduga. Dari masalah kereta yang terperosok di parit, bertemu  dan berkenalan dengan pencuri, hingga terjebak dalam kasus pembunuhan.  Di mana Sir Richard tidak menyangka bahwa dia harus menyaksikan kematian calon kakak iparnya—Berverley. Sedang Pen harus menerima takdir bahwa orang sahabat yang dulu dia pikir menyukainya ternyata sudah memiliki kekasih.

Membaca kisah ini kita akan dibuat penasaran dengan  nasib Pen juga Sir Richard.  Apakah Pen harus kembali dan menerima perjodohan yang diatur bibinya,  atau menerima lamaran Sir Richard yang sempat dia tolak, karena Pen merasa, apa yang dilakukan pria itu hanya sekadar tanggung jawab. Sebagaimana yang pernah Piers sampaikan, bahwa akan ada skandal besar  jika ketahuan ada gadis lajang dan pria lajang bepergian bersama tanpa pelayan. Kecuali mereka bertunangan dan akan menikah.  Dan dia sudah melanggar aturan itu.  Dan bagaimana tanggapan Sir Richard sendiri tentang perjalanan jauh yang telah dilaluinya juga arti Pen bagi dirinya.

Dengan tutur bahasa yang lembut dan runtut kisah ini memiliki sisi menarik untuk diikuti. Meski mengambil ide yang cukup sederhana, namun eksekusinya sangat apik dan pas.  Penulis sukses membuat para tokoh dalam kisah ini benar-benar hidup. Pun dengan suasana cerita.  Jadi saat membaca kita seolah-olah ikut berperan serta dalam kisah ini.   Yang paling menarik dari novel ini adalah tentang sikap dan tingkah laku Pen yang selalu menarik dan penuh kejutan.

Novel ini pun tidak terlalu banyak kesalahan dalam penulisan. Bersih dan rapi.  Dari novel ini saya belajar untuk tidak memulai kebohongan. Karena dari satu kebohongan akan menciptakan kebohongan lebih dalam lagi. Selain itu di sini kita dapat belajar bahwa kita tidak bisa memaksakan kehendak pada orang lain.  “Hidup itu harus saling menghomati.” (hal 77). Recomended bagi para penikmat kisah romance.

Srobyong, 6 Januari 2018



No comments:

Post a Comment