Dimuat di Kabar Madura, Kamis 15 Februari 1018
Judul :
Juz Amma for Kids
Penulis :
Tethy Ezokanzo & Dian K
Penerbit :
Qibla
Cetakan :
Pertama, 2016
Tebal :
192 halaman
ISBN :
978-602-394-137-7
Peresensi :
Ratnani Latifah. Alumni Universitas lslam Nahdlatu Ulama, Jepara
Al-Quran merupakan kitab terakhir yang diturunkan
Allah sebagai penyempurna kitab-kitab terdahulu. Tidak sebagaimana kitab-kitab sebelunya,
Al-Quran itu memiliki banyak keistimewaan. Salah satunya adalah mudah dipelajari
dan siapa saja yang mempelajarinya akan memperoleh pahala berlipat ganda.
Apalagi jika berkenan menghafalkannya. Dalam sebuah hadis dipaparkan bahwa
siapa saja yang menghafalkan Al-Quran maka mereka akan mendapat tiket masuk ke
surga.
Buku ini dengan kemasan yang menarik, mengajak anak
untuk belajar mengenal asbabun nuzul—kisah di balik turunnya ayat dan memahami
kandungan Al-Quran—khususnya juz amma—agar anak mudah menghafalkannya dan dapat
meneladani nilai-nilai kebaikan yang ada di sana. Dan
selain terdapat juz amma beserta terjemahnya, penulis juga menyisipkan
dongeng akhlakul kharimah, yang pastinya bisa dijadikan teladan bagi anak.
Misalnya saja dalam Surat An-Naas. Yang mana surat
ini turun ketika Rasulullah Saw
sedang sakit yang amat parah. Di mana penyakit itu terlihat aneh karena
tidak seperti penyakit pada umumnya. Kemudian dua malaikat mengunjungi
Rasulullah. Akhirnya di hari tersebut mereka mengetahui bahwa sakit Nabi ini
diakibatkan sihir atau tenun dari Labid Ibnul A’sham (hal 7).
Untuk menyembuhkan Rasulullah, Ammar bin Yasir serta
beberapa sahabat diminta untuk mendatangi sumur—yang merupakan tempat asal
muasal sihir itu ada. Di sumur itu mereka menemukan sebuah kotak. Kotak itu pun
langsung dibakar. Namun setelah dibakar, di sana terlihat tali dengan 11 simpul
dari dalam kotak.
Dan setelah itu Allah pun menurunkan surat An-Naas
agar dibaca oleh Rasulullah. Setiap kali
Rasulullah membaca surat An-Naas, maka lepaslah satu buah simpul tali. Dan
setelah membaca 11 kali surat An-Naas Nabi pun akhirnya sembuh. Jadi dapat kita
simpulkan dari surat ini, Allah mengingatkan kita agar selalu berserah diri
kepada Allah—baik dari kejahatan manusia juga dari kejahatan setan dan sihir
yang jahat. Hanya Allah yang memiliki kekuasaan dan Maha Mengetahui.
Sedang asababun
nuzul dari surat Al-Ikhlas itu
berhubungan erat dengan masalah ke-esaan dan sifat-sifat Allah, yang pernah
ditanyakan oleh orang-orang musyrik.
Diriwayatkan oleh Tirmidzi, Hakim dan Ibnu Khuzaimah, dari Abu Aliyah
dari Ubay bin Ka’ab bahwa pada suatu hari orang-orang musyrik berkata kepada
Rasulullah saw, “Gambarkan kepada kami bagaimana Tuhan engkau!”. Maka kemudian
Rasulullah menjawabnya dalam surat Al-Ikhlas. Di mana dipaparkan bahwa Allah
itu satu—Maha Esa. Tempat semua umat bergantung.
Jadi surat Al-Ikhlas ini mengingatkan kita bahwa
hanya Allah yang patut disembah. Dia-lah dzat yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan
selain Allah. Dia-lah pencipta langit dan bumi juga seluruh hal di dunia.
Jangan sampai kita merasa ragu dan mengingkari adanya Tuhan.
Dalam sebuah kisah teladan, pernah menceritakan
tentang Bilal Al-Habsyi yang meski sudah disiksa sangat oleh kafir Quraisy, dia
tetap berpegang teguh tentang kebenaran bahwa Allah itu satu. Dia tidak takut
mati ketika memilih Islam sebagai agamanya (hal 20).
Lalu ababun nuzul dari surat Al-Ma’un yang ditunkan
berkenaan dengan sikap-sikap orang munafik—yaitu orang-orang yang ketika berada
di dekat Nabi atau orang muslim mereka mengaku beriman dan melakukan shalat.
Namun ketika tidak berada di dekat orang muslim, mereka akan kembali pada
kebiasaan lamanya, yaitu mengingkari adanya Allah. Selain itu dipaparkan juga
orang-orang munafik ini pelit dan tidak suka bersedekah.
Surat ini mengingatkan kepada kita agar selalu
ikhlas ketika beribadah kepada Allah. Jangan menjadi orang yang riya—memamerkan
apa yang kita lakukan, mendustakan agama, bersikap kasar kepada anak-anak
yatim. Dan kita juga diingatkan untuk suka menolong orang lain, gemar sedekah sebagai bekal di akhirat nanti.
Selain tiga surat ini tentu saja masih banyak
surat-surat lain yang pastinya bisa kita ambil pelajaran dari asbabun nuzul
sebuah surat juga kandungannya. Di sisi lain kisah-kisah akhlakul karimah yang
termaktub di dalamnya juga bisa dijadikan renungan. Buku ini selain patut
dibaca anak-anak juga sangat bagus dibaca oleh orangtua sebagai pendamping anak
ketika belajar membaca dan menghafal Al-Quran.
Srobyong, 30 Desember 2017
Buku agama yang ditujukan sebagai bacaan anak masih relevan sekali dibaca orang dewasa. Membaca ulasan di atas membuat saya sadar satu hal, saya kurang mengetahui kisah-kisah nabi dan para sahabat..
ReplyDelete
ReplyDeleteIya Mas buku ini baik anak atau dewasa tetap bisa baca.
Ayo Mas mulai baca.😁😄 kalau buku sahabat saya rekomendasikan buku terbitan Gramedia "Siroh Sahabat Nabi" Ummu Ayesha
Kalai untuk kisah nabi bisa baca "The Prophet Kisah Hikmah 25 Nabi" Dian Noviyanti, Gramedia
Bisa cek ulasan saya dulu Mas 😄😁
http://tulisanelratnakazuhana.blogspot.co.id/2017/10/resensi-meneladani-nilai-nilai-luhur.html?=1