Dimuat di Harian Bhirawa, Jumat 13 April 2018
Judul : Sogok Aku Kau Kutanggkap
Penulis : Haidar Musyafa
Penerbit : Imania
Cetakan : Pertama, Agustus 2017
Tebal : ix + 434 halaman
ISBN : 978-602-7926-36-3
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas
Islam Nahdlatul Ulama, Jepara
Buku ini membahas tentang biografi Artidjo
Alkostar. Seorang penegak hukum yang
sangat memegang keadilan dan berintegritas tinggi. Dia tidak mudah disuap dan
dipengaruhi. Mahfud MD—guru besar Fakultas Hukum UII, berkata, “Jangan
pernah berpikir, siapa pun bisa mempengaruhi Artidjo untuk melenceng dari penegakkan hukum dan keadilan. Artidjo tak
takut pada ancaman fisik, tak risau dengan gertakan satet, tak mempan dengan
uang dan tidak peduli dengan persahabat, jika integritasnya sebagai penegak
hukum ternodai.”
Hal ini bisa dilihat dari sepak terjang Artidjo yang
sejak menempuh pendidikan hukum di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Dengan sikap tegas dan menjunjung tinggi keadilan, dia selalu berusaha
meluruskan hal-hal yang dia rasa menyimpang dan tidak sesuai dengan hukum.
Pernah ketika dia sudah menjabat sebagai hakim, seorang teman lamanya yang
merupakan seorang pengacara datang bermaksud menyuap Artidjo, agar memudahkannya dalam sebuah kasus. Tentu saja
permintaan itu langsung ditolak mentah-mentah olehnya (hal 11).
Saat masih menjadi mahasiswa, Artidjo juga tidak
segan-segan memberi kritik pedas pada pihak kampus tempatnya menuntut ilmu,
karena merasa apa yang diajarkan para dosen, sangat jauh berbeda dengan praktik
di lapangan. Artidjo berkata, “Jelas-jelas
kita melihat bahwa hukum masih banyak diselewengkan di negeri kita ini?
Tidakkah kita memiliki untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik,
sebagaimana cita-cita luhur bangsa kita ini?” (hal 194).
Ketika sudah menyelesaikan pendidikan hukumnya,
selain menjadi dosen di UII, Artidjo juga menjadi pengacara di LBH (Lembaga
Bantuan Hukum) cabang Yogyakarta yang dibangun oleh Adnan Buyung Nasution. Dengan sikapnya yang
tegas dan selalu menjunjung tinggi keadilan, dia berperan aktif membantu rakyat
miskin memperjuangkan hak-haknya (hal 293).
Artidjo juga berperan aktif berusaha menyelesaikan
masalah “Tebu Rakyat” yang dialami petani miskin di daerah Sumenep. Di mana
program yang dirancang pemerintah ini, justru merugikan para petani. Selain itu Artidjo juga menangani berbagai
macam kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia. Dia mengabdikan diri untuk
kepentingan bangsa dan negara, dengan cara berusaha menegakkan kebenaran dan
keadilan. Namun meski tidak selalu berhasil memenangkan perkara yang
ditanganinya, Artidjo tetap berkomitmen menjadi penegak hukum yang bersih.
Dia sangat menyayangkan, ketika hukum belum bisa
bekerja secara maksimal untuk menciptakan keamaan, keadilan dan kesejahteraan
bagi seluruh rakyat Indonesia. Hukum akan menjadi tajam, jika yang melakukan
pelanggaran adalah orang-orang kecil. Tapi hukum akan menjadi sangat tumpul
jika yang melakukan pelanggaran itu adalah orang-orang yang memiliki uang dan
kekuasaan.
Bahkan hukum sama sekali tidak akan berguna ketika
aparat penegak hukum ikut terlibat dalam satu perkara. Artinya hukum hanya
ditegakkan pada orang-orang yang lemah, kaum miskin dan rakyat kecil. Sementara
kaum elite hukum bisa dibeli dengan uang, karena mereka bisa
memanipulasi hukum (hal 197).
Dalam usahanya menjadi penegak hukum yang bersih
tentu tidak mudah. Karena dari berbagai sisi banyak orang-orang yang tidak
menyukai tindakan Artidjo dan berusaha menjatuhkan dirinya. Namun begitu
Artidjo tetap berdikir tegak menjunjung keadilan yang dia yakin.
Beruntung dia memiliki seorang istri, ayah dan
ibu yang selalu mendukungnya. Memberi
kekuatan jika dia merasa lemah dan lelah. Karena sebagai manusia biasanya, ada
kalanya dia merasa ragu dan takut. Merekalah tempat Artidjo berbagi pemikiran
dan kadangkala dia juga berdiskusi dengan para kiai untuk memperoleh ketenangan
hati, agar semakin yakin dalam perjuangan yang dilakukan.
Buku ini memaparkan keteguhan Artidjo dalam
mempertahankan prinsip keadilan dalam masalah hukum. Sebuah buku yang patut diapresiasi
dan diteladani. Kita diingatkan tentang pentingnya berjuang menegakkan keadilan
dengan sepenuh hati.
Srobyong, 18 Januari 2018
Setuju banget, makasih ya Jasa Pembuatan Website Toko Online serta layanan Jasa Pembuatan Website Penjualan Online dan
ReplyDeleteJasa Pembuatan Online Shop
Grosir Jilbab Murah - Jilbab Segi Empat Terbaru dan Jilbab Instan Terbaru serta Jasa Pembuatan Website Murah serta Buat Toko Online Murah