Monday 1 January 2018

[Review Buku] Sebuah Usaha Melupakan Masa Lalu



Judul               : Sakura di Langit Osaka
Penulis             : Arizu Kazura
Penerbit           : Grasindo
Cetakan           : Pertama, Oktober 2017
Tebal               : 242 halaman
ISBN               : 978-602-452-409-8

“Aku janji, Bu, apa pun yang terjadi di masa lalu, tidak akan pernah terulang lagi dalam hidupku. Karena segala hal yang sudah hilang, sudah sepantasnya aku lupakan. Dan, segala hal yang sudah kulupkaan, tidak akan pernah lagi kuharapkan.” (hal 5).

Cinta dan masa lalu rasanya tidak pernah habis untuk dijadikan tema dalam sebuah novel.  Namun begitu, jangan khawatir meski mengangkat tema yang sudah pasaran, bukan berarti cerita itu tidak menarik apalagi membosankan. Karena sebagaimana kita ketahui, setiap orang itu unik. Setiap individu memiliki cara pandang yang berbeda dalam mengeksekusi ide. Jadi meski tema sama, akan selalu ada perbedaan pada setiap karya.

Begitupula dalam novel ini.  Meski tema yang diangkat bisa dibilang cukup kerap digunakan, dengan  eksekusi yang rapi dan menarik, membuat cerita ini tetap asyik dibaca. Apalagi dengan sentuhan kehidupan Osaka—Jepang, yang menjadi latar novel ini. 

Menceritakan tentang dua tokoh yang sama-sama pernah tersakiti oleh cinta di masa lalu. Naya Wijaya yang ditinggalkan sang kekasih demi menikah dengan gadis pilihan orangtuanya, dan Nishimura Tetsuya yang harus menelan kekecewaan ketika pernikahan sudah di depan mata, namun ditinggalkan begitu saja oleh kekasihnya demi menikah dengan lelaki lain. Masa lalu itu pun kemudian menjadi benteng bagi mereka untuk selalu berhati-hati dalam membahas soal cinta.

Sampai kemudian tanpa sengaja keduanya dipertemukan dalam keadaan yang tidak terduga di bawah langit musim semi di Osaka. Dari tragedi kopi, kesalahan pahaman tentang usaha bunuh diri, hingga di Osaka  Castle. Tapi yang paling membuat Naya terkejut adalah kenyataan bahwa sosok yang sejak kali pertama membuatnya kelas itu adalah tetangga apartemennya juga bos tempa dia bekerja.
“Senang berkenalan denganmu, Naya~San. Selamat bergabung dengan tim kontruksi Alfa Beta cabang Osaka. Kuharap kita bisa bekerja sama dengan baik ke depannya.” (hal 68).

Jika sejak awal Naya terkesan  sangat tidak suka dengan Tetsuya, maka sebaliknya dengan Tetsuya.   Sejak awal pertemuan mereka, diam-diam Tetsuya telah memiliki ketertarikan terhadap gadis itu. Hanya saja dia berusaha menutupinya dengan bersikap sarkasme.

Namun lambat laun, Tetsuya menyadari dia tidak mau kehilangan kesempatan. Oleh karena itu dia mulai mendekati Naya dengan satu tujuan yang jelas—menikah.  Bahkan demi mencapai tujuannya Tetsuya sudah meminta izin pada keluarga Naya di Indonesia.

“Kalau kamu ingin memenangkan hati seseorang, maka menangkan dulu hati kedua orangtuanya. Seharusnya begitu.” (hal 108).

Semua nampak terlihat sempurna, dan mereka tinggal melangkah pada mimpi menyatukan jiwa, sampai kemudian sosok dari masing-masing masa lalu mereka muncul, memporak-porandakan rencana itu.  Apa yang akan dilakukan Naya dan Tetsuya?  Sanggupkah mereka menghadapi semua masalah itu, atau akhirnya memilih saling melepaskan?

“Bila hanya sakit yang akhirnya kau berikan, harusnya kau tak perlu datang.” (hal 196).

Menarik dan menghibur.  Secara keseluruhan novel ini asyik buat diikuti. Meski tema sudah sering diangkat, namun dengan ekseskusi yang berbeda, jadi ceritanya tetap teras fresh. Apalagi  penulis memakai  gaya bahasa yang renyah dan diceritakan dengan runtut.

Keunggulan lainnya adalah terletak pada setting kisah. Di mana dengan cuku rapi penulis mampu membangun kehidupan Osaka di musim semi yang indah.  Penggambarannya  cukup memikat. Sukses membuat saya seperti berada di Osaka. Dan bisa dibilang novel ini cukup bersih dari salah tulis.

Hanya saja saya agak gimana dengan cukup sering para tokoh yang mengumpat. Hehehe. But, lepas dari masalah itu, novel ini asyik dibaca. Dari novel ini kita bisa belajar untuk menjadi pribadi yang kuat dan tidak mudah menyerah.  Kita harus percaya, jodoh tidak akan tertukar.  Jadikan masa lalu sebagai pengingat untuk menjadi pribadi lebih baik dan kuat. Jangan malah terjebak di dalamnya, karena hanya akan berakhir sia-sia.


Srobyong, 31 Desember 2017 

4 comments: