Thursday, 11 January 2018

[Review Buku] Pentingnya Kejujuran dalam Menjalin Hubungan.

Sumber Pixiz 


Judul               :  Love on Probation
Penulis             : Christina Juzwar
Penerbit           : Gramedia
Cetakan           : Pertama, Mei 2016
Halaman          : 328 hlm
ISBN               : 978-602-03-2721-1

Tentang rentan waktu 30 hari dan pentingnya membangun kejujuran dalam membangun hubungan. Kita tidak pernah tahu kejadian apa yang akan menyambut di depan mata. Karena itu, berusaha sekuat tenanga meraih harapan itu lebih baik, sebelum kesempatan itu hilang.  Dan kita juga tidak akan tahu, bahwa kebohongan tidak mungkin tercium suatu saat jika waktunya tiba. Betapa penting usur kejujuran diterapkan dalam hubungan agar tidak ada kesalahpahaman yang membuat sebuah hubungan menjadi runyam.

Novel ini merupakan  lanjutan cerpen ‘Stuck With You’ dalam kumpulan cerpen ‘Autumn Once More’.  Novel romance metropop  yang manis dan sangat menghibur. Penulis mampu menghidupkan ruh para tokoh, membuat membaca seolah masuk dalam kisah yang dipaparkan.

Kisah dibukan dengan kemarahan Lita yang sudah dipuncak. Ares sendiri yang mengajaknya kencan. Namun pria itu tidak muncul. Tidak ada SMS, BBM, WhatsApp atau pun telepon. Kabar baru ada setelah tiga jam menunggu dengan segala kedongkolan. Dan ketika Lita bertanya alasannya, pria itu malah membentak, membuat Lita sakit hati—Ares tidak jujur (hal 10). Sejak itu, Lita tidak ingin berurusan dengan Ares. Dia kecewa dan marah.

Ares sendiri memiliki alasan kenapa dia harus melakukan hal itu. Sebuah kesalahan yang cukup membuat kesan juga menyesal. Dan sekarang dia sedang berusaha memperbaikinya. Yaitu menujukkan ketulusan pada Lita. Bahwa apa yang terjadi di hari kencan itu adalah ketidaksengajaan.  Ares berusaha meminta maaf, meski Lita selalu menanggapinya dengan dingin dan marah-marah. Ares berharap Lita memberinya kesempatan untuk melakukan second date. Tapi tentu saja Lita dengan cepat menolak.

Namun melihat kegigihan Ares, lambat laun membuat Lita mengalah. Dia menerima ajakan date yang sempat tertunda.  Tapi untuk menyerahkan hati seutuhnya, entah kenapa Lita belum terlalu yakin. Apalagi kehidupan Ares terlihat banyak menyimpan rahasia.   Meski begitu, Ares tetap bertahan. Dia meminta kesempatan pada Lita untuk saling mengenal selama 30 hari.

“Karena itu aku meminta kamu waktu, Lit. Dan kesempatan. Saling mengenal satu sama lain lebih dekat. Aku ingin meyakinkan kamu bahwa aku serius. And, hopefully, bisa menyakinkan dirimu sendiri tentang aku. Kalau dalam tiga puluh hari kamu nggak sreg,  you can leave. Aku nggak akan mencegahmu.” (hal 128).

Meski awalnya Lita sempat tidak setuju, pada akhirnya dia mencoba sedikit memberi kesempatan pada Ares selama tiga puluh hari. Perlahan Lita mulai mengenal sisi lain dari Ares.  Dia juga akhirnya mengerti kenapa Ares tidak datang pada kencannya dulu. Hanya saja itu tidak cukup membuat Lita yakin terhadap perasaannya.  Berbagai pertimbangan membuatnya ragu.  Dan karena alasan itulah yang masih membuat Lita menyimpan sebuah rahasia dan tidak jujur kepada Ares tentang masa lalunya yang kelam.

Namun sepandai-pandainya menyimpan bangkai pasti akan tercium juga. Rahasia kelam Lita yang terukir dalam bekas luka di punggungnya, akhirnya terungkap juga.  Hal ini cukup membuat Ares marah. “Our  relationship is not going to work if you keeping a secret like this.” (hal 307).

Memakai gaya bahasa yang mengalir, renyah dan memikat, membuat novel ini sangat asyik untuk dinikmati.   Ditambah lagi covernya yang manis semakin membuat novel ini menarik. Alurnya meski bisa ditebak sejak awal, entah kenapa tidak membuat bosan untuk membaca hingga akhir. Penulis dengan lihai membuat pembaca penasaran dan menggiringnya untuk menemukan puzzle-puzzle yang tersimpan rapi.

Membaca novel ini mengajarkan tentang makna ketulisan cinta,  pentingnya menjaga komunikasi, kejujuran dan  kepercayaan.   Selain itu juga mengajarkan pada kita untuk tidak memelihara pikiran buruk. Karena efek dari negatif thinking pada akhirnya akan kembali pada diri sendiri.  Be positif thingking. “Hidup  nggak mulus-mulus amat. Pasti akan ketemu masalah. Tapi nggak mungkin nggak ada penyelesaian.” (hal 136).  Bahwa dalam hidup itu tidak ada yang berjalan mulus selalu ada ujian namun akan selalu ada penyelesaian.  Recomended dibaca.

Srobyong, 14 November 2016



No comments:

Post a Comment