Dimuat di Joglosemar, Minggu 17 Desember
Ratnani Latifah
Lala
adalah siswa yang cerdas. Namun di sisi lain kadang dia juga ceroboh. Lala
bersekolah di SD Internasional di Semarang, Jawa Tengah. Dia duduk di
kelas empat. Di kelasnya, setiap hari selasa diwajibkan berbicara dengan bahasa Inggris.
Jika ada yang melanggar, maka siswa itu akan mendapat hukuman berupa,
membersihkan kelas.
Dan
kebetulan Lala ditunjuk sebagai ketua, yang harus mengawasi teman-temannya,
untuk mematuhi peraturan tersebut. Tapi
di suatu pagi, Lala sendiri yang melanggar peraturan tersebut.
Saat itu,
Lala berangkat sekolah kesiangan, karena terlalu lama mencari kaos kaki,
yang lupa dia taruh di mana. Dan agar tidak terlambat, Lala pun berjalan dengan
cepat, untuk sampai di kelas. Beruntung, saat sampai di kelas, ternyata Bu
Sinta belum datang. Lala pun sangat
bersyukur.
“Alhamdulillah,
belum terlambat.” Ucap Lala. Dia bernapas lega.
Lala
pun langsung berjalan ke bangkunya. Dia meletakkan tas di laci meja dan duduk
dengan santai dan menyapa teman satu bangkunya.
“Pagi,
Sil. Tumben, ya, Bu Sinta belum datang? Biasanya selalu tepat waktu.” Lala
menyapa sambil mengeluarkan buku pelajaran bahasa Inggris.
“Oh
... iya, hari ini benar ada ulangan matematika, ya?” belum sempat Sisil
menjawab, Lala sudah bertanya lagi.
Namun
... ketika akhirnya Sisil menjawab dengan bahasa Inggris, saat itu juga Lala
sadar, dia sudah melanggar peraturan di kelasnya.
“Aduh
aku lupa.” Ucap Lala sambil menutup mulutnya. Dia benar-benar tidak ingat,
kalau saat itu adalah hari Selasa.
“Meski
lupa ... peraturan tetap harus dipatuhi, kan, La?” Sisil mengingatkan Lala.
“Kamu
tetap harus di hukum,” timpal Susi.
“Iya
... hukuman tetap berlalu, tidak peduli kalau kamu adalah ketuanya, ya.” Teman
yang lain ikut berbicara.
Lala
mengangguk. “Ya, tentu saja. Kita, kan sudah sepakat soal itu.” Lala menatap
teman-temannya, sambil tersenyum.
“Siapa
saja yang tidak berbicara memakai bahasa Inggris pada hari Selasa, harus
dihukum untuk membersihkan kelas, sepulang sekolah.” Ucap Lala lagi.
Lala sungguh
tidak merasa marah, atau terbebani. Dia sangat sadar, kalau dia memang sudah
melakukan kesalahan. Dan siapa saja yang bersalah itu pantas dihukum, sesuai
peraturan.
Bertepatan dengan itu, Bu Sinta masuk kelas.
Bu Sinta bingung, kenapa kelas terlihat agak tegang. Bu Sinta pun menyapa murid-muridnya dan
bertanya kenapa suasana kelas terlihat agak tegang.
“Ini
... karena saya, Bu.” Lala menjelaskan.
“Teman-teman
membahas tentang hukuman saya, karena hari ini saya melanggar peraturan kelas.”
Lala melanjutkan.
“Iya
..., Bu. Tadi Lala lupa tidak berbicara memakai bahasa Ingris.” Sisil
menambahi.
Bu
Sinta pun menganggukkan kepala. Lalu menatap Lala dan bertanya, “Jadi kamu
menerima hukuman itu dengan lapang dada, La?”
“Tentu
saja, Bu. Meski saya ketua, kalau salah, saya tetap harus dihukum. Saya harus
adil kepada diri sendiri juga kepada teman-teman.” Lala berucap dengan
mantap.
Srobyong,
6 Juli 2017
Congrats, Mbak...cernak di Joglosemar dimuat tiap hari apa, dan boleh minta emailnya?
ReplyDeleteTerima kasih Mbak. Hanya di hari Minggu, tapi info terbaru, per tahun 2018 Joglosemar sudah tidak terbit lagi
ReplyDelete