Dimuat di Jateng Pos, Minggu 24 Desember 2017
Judul : Sepatu Pilihan Ayah
Penulis : Barbara Eni
Ilustrator : Hanny Juwita
Penerbit : Kanisius
Cetakan : Pertama, 2017
Tebal : 24 halaman
ISBN : 978-979-21-5375-0
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas
Islam Nahdlatu Ulama, Jepara
Orangtua adalah guru pertama bagi anak. Mereka-lah
yang bertanggung jawab dalam mendidik dan menanamkan nilai-nilai kebaikan juga
nilai moral pada anak. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk menanamkan
nilai-nilai kebaikan dan moral kepada anak sejak dini. Apalagi pada zaman sekarang, di mana
nilai-nilai moral dan kebaikan mulai terkikis karena pengaruh globalisasi.
Orangtua harus menunjukkan secara langsung tingkah
laku yang baik yang patut ditiru dan mengingatkan tentang sikap-sikap yang
harus diajuhi. Sehingga ketika dewasa nantinya, anak sudah memiliki bekal baik
yang akan bermanfaat ketika terjun dalam masyarat. Selain dengan keteladan secara langung, salah satu
cara lainnya adalah dengan mengenalkan bacaan yang menghibur namun juga
mendidik bagi anak.
Misalnya saja buku berjudul “Sepatu Pilihan Ayah”
karya Barbara Eni dan Hanny Juwita.
Menceritakan tentang Nino yang sangat ingin memiliki sepatu baru,
seperti yang dimiliki Rendi, temannya.
Ketika melihat sepatu Rendi yang terlihat sangat bagus, Nino langsung
tertarik. Dia berusaha meminta izin pada Rendi untuk mencoba sebentar (hal 3).
Sayangnya, Rendi tidak memberi izin.
Oleh karena itu, Nino langsung meminta ayahnya untuk
membelikan sepatu yang mirip dengan Rendi, meski baru dua bulan lalu Nino
membeli sepatu baru. Mereka pun kemudian berangkat ke toko sepatu, untuk
melihat-lihat. Dan Nino langsung semangat ketika melihat sepatu yang tengah dia
incar. Dia pun menyetujui usul ayahnya untuk mencoba sepatu itu.
Namun yang mengejutkan, Nino tidak bisa membawa
sepatu itu, karena harganya terlalu mahal. Sehingga ayahnya belum bisa
membelikan sepatu itu. Nino pun sedih.
Dia merasa ayahnya tidak menyayangi dirinya. Padahal hanya sepatu tapi tidak
mau membelikan.
Maka sejak itu, Nino pun bertekad untuk menabung
uang sakunya. Dia yakin jika dia menabung dengan rajin dan menjumlahnya dengan
uang milik ayah, dia akan berhasil memiliki sepatu itu. Tapi lagi-lagi Nino
harus menelan kecewa. Ketika dia sudah menabung selama satu bulan dan
diserahkan pada ayahnya, tapi ayahnya tetap tidak membelikan sepatu yang dia
inginkan. Apakah Nino berhasil membeli
sepatu tersebut? Dan apa alasan sang ayah tidak menuruti permintaan Nino?
Bernakah karena tidak sayang pada Nino?
Cerita dalam buku ini memang terkesan sederhana.
Namun karena kesederhanaan itu, maka akan membuat anak mudah memahaminya.
Karena kisah seperti ini kadang sering terjadi pada anak. Mereka kerap merasa
kalau orangtua—baik ayah atau ibu tidak menyayangi karena selalu menolak
permintaa mereka. Padahal prasangka itu
tidak selalu benar. Selain itu kejadian tentang anak yang kerap iri dengan apa
yang dimiliki teman juga sering terjadi dalam masyarakat.
Membaca buku ini, semestinya akan membuat anak
mengingat tentang pentingnya menjaga diri dari prasangka buruk. Di mana anak
tidak boleh berburuk sangka pada orang lain, termasuk pada orangtua. Selain
itu, buku ini juga menanamkan sikap suka menabung. Tidak ketinggalan, agar anak
selalu mensyukuri apa yang dimiliki, mau meminta maaf jika bersalah serta tidak
pelit pada teman. Lalu satu lagi bahwa kasih sayang ayah itu selalu tulus dan
tanpa pamrih. Diceritakan dengan bahasa yang mudah dimengerti anak dan gambar
yang apik, pastinya tidak membuat anak merasa bosan.
Srobyong, 9 Desember 2017
No comments:
Post a Comment