Wednesday, 3 January 2018

[Review Buku] Misteri Pembunuhan Berdarah di Trinidad




Judul               : Mycroft Holmes
Penulis            : Kareem Abdul Jabbar dan Anna Waterhouse
Penerjemah      : Primadona Angela
Penerbit           : Gramedia
Cetakan           : Pertama, Juni 2016
Tebal               : 376 hlm
ISBN               : 978-602-03-3332-8


Siapa yang tidak mengenal Sherlock Holmes? Tokoh fiktif detektif unik yang ditulis oleh Sir Arthur Conan Doyle. Sepak terjangnya sudah menjadi legenda. Dan ternyata selain Sherlock, Conan juga menghadirkan sosok Mycroft Holmes, kakak Sherlock yang juga tidak kalah pintar dan cerdik dari sang adik.

Berlatar dari itu, Kareem Abdul Jabbar, sang pembasket legendaris dan Anna Waterhouse, sang penulis skenario, mencoba menguak kisah saudara tertua Sherlcok Holmes. Sebuah petualangan menegangkan dan mengerikan yang pada akhirnya mengubah hidup Mycroft. Membawanya menjadi seorang pendiri Diogenes Club, dan memiliki rahasia di balik pemerintah Inggris.

Kisah dibuka dengan sebuah pembunuhan misterius di Trinidad yang masih percaya dengan setan dan roh. Di mana banyak anak-anak ditemukan meninggal dengan cara yang tidak lazim yang melibatkan cerita rakyat di Trinidad  tentang Douen—‘jiwa yang hilang’ dari anak yang belum dipabtis, yang biasanya tinggal di hutan, rawa dan dekat sungan di Trinidad. Yang mana dikisahkan douen suka memanggil anak-anak kecil untuk bermain bersama dan kemudan lougarou akan menghisap darah anak-anak itu hingga meninggal (hal 10).

Misteri ini mengusik Mycroft, karena Trinidad merupakan tempat kelahiran tunangannya—Georgiana. Di mana ketika mendengar kabar itu, Georgiana langsung cemas, wajahnya pucat pasi  dan memutuskan pulang.  Hanya saja ketika Mycroft menawarkan bantuan untuk ikut menemani, tawaran itu langsung ditolak dengan halus oleh Georgania.

“Kehadiranmu tidak akan akan ada baiknya, dan mungkin bisa membahayakan.” (hal 56).

Akhirnya Mycorft memutuskan untuk mengikuti secara diam-diam bersama sahabatnya, Douglas,  yang juga berasal dari Trinidad.  Tapi siapa sangka, sejak perjalanan dimulai, Mycorft  dan Douglas merasa selalu diikuti oleh seseorang yang berusaha menghalangi kedatangan mereka.  Dan lebih aneh dia tidak menemukan nama keksihnya dalam kapal yang merupakan satu-satunya cara untuk sampai di Trinidad.

Dalam perjalanan itu, Mycroft sempat hampir di bunuh oleh seorang pembunuh bayaran,  yang seolah sebagai pertanda peringatan, agar tidak ikut campur dengan masalah yang terjadi di sana. Tidak hanya sampai sebatas itu, ketika sudah turun dari kapal, Mycroft dan Douglas terus saja menghadapi hal-hal yang aneh.

“Sejauh ini, kita telah diracuni dan digebuki, namun belum mendekati kebenaran sejak kita meninggalkan London.” (hal 137).

Melupakan keanehan itu, mereka segera berkunjung ke rumah Georgiana. Tapi siapa sangka dalam kunjungannya itu Mycroft menemukan sebuah kebenaran yang tidak terduga—kedustaan Georgenia pada dirinya. Dan ini cukup membuatnya syok. Bagaimana mungkin dengan mudah dia bisa dibohongi?

“Tidak ada yang lebih buta daripada mereka yang tidak mau melihat. Orang-orang yang dikelabui adalah mereka yang memilih mengabaikan hal-hal yang sudah mereka ketahui.” (hal 197).

Lepas dari itu, Mycroft juga menyadari sesuatu yang berkaitan dengan misteri dan pembunuhan yang ada di Trinidad. Bahwa ada kegilaan yang tidak pernah dia duga telah terjadi di Trinidad. Dan dia harus bergerak cepat. Bagaimana Mycroft menanganinya dan apakah dia berhasil? Buku ini akan segera menjawabnya.

Dipaparkan dengan gaya bahasa yang lugas, dan terjemahannya juga mudah dimengerti, membuat novel ini nyaman dibaca. Keunggulan lainnya adalah penulis pandai menggiring pembaca untuk menyelesaikan kisah ini hingga tamat. Memang ada beberapa hal yang bisa saya duga tentang siapa saja yang berkomplot dalam pembunuhan ini. Tapi tetap saja banyak kejutan tidak terduga yang disiapkan dua penulis ini.  Bagi penggemar kisah detective, buku ini sangat recomended untuk dibaca.

Dan meski ditulis oleh dua penulis berbeda, saya pikir gaya bahasanya sangat mirip hingga tidak merasa ini buku deuet. Selain itu dari buku ini saya belajar tentang bagaimana membawa diri. “Kesombongan mengakibatkan kehancuran, dan keangkuhan mengakibatkan keruntuhan.” (hal 109). Dan jangan pernah termakan bujuk rayu dendam yang pada akhirnya membawa pada kejahatan.


Srobyong, 20 Februari 2017 

2 comments:

  1. buku - buku dengan genre misteri seperti ini biasanya memang asyik untuk dibaca.

    ReplyDelete