Dimuat di Kedaulatan Rakyat, Sabtu 26 November 2016
Judul : Membungkam Malam Menanti Fajar
Penulis : Fenni Wardhiati
Penerbit : de Teens
Cetakan : Pertama, September 2016
Halaman : 204 hlm
ISBN : 978-602-391-233-9
Persensi : Ratnani Latifah, penikmat buku dan
penyuka literasi, alumni Unisnu Jepara
Sebagaiamana kita ketahui, shalat
lima waktu adalah kewajiban yang harus dilakukan umat Islam. Shalat adalah
tiang agama. Pada hari akhir, ibadah shalat-lah yang akan dihisab pertama
kali. Hanya saja saat ini, banyak orang
yang mulai malas melakukan shalat. Ada
banyak alasan yang sering diungkapkan. Orang mulai terlena—lalai tergerus akan peradaban. Namun haruskah kelalaian itu akan terus
dipelihara?
Novel ini mengisahkan seorang remaja
bernama Fajar Nur Zaman. Sebelum dia mengenal musik Mp3, Fajar adalah
remaja yang selalu rajin shalat
berjamaah dan selalu ikut kajian Islam, di masjid di daerah tempat
tinggalnya—Kampung Bunga Rampai. Tapi
semua berubah ketika dia mulai mendengarkan musik Mp3. Fajar menjadi malas berjamaah dan ikut kajian
lagi. Sehari-hari Fajar lebih suka
menghabiskan waktu mendengarkan musik dengan earphone di telinga. Atau berburu lagu baru untuk menambah
koleksi.
Fajar tidak mau mendengarkan nasihat
orangtua dan teman-temannya. Lagi pula dosa kan ditanggung masing-masing. Jadi
kenapa mereka harus bingung ketika dia tidak beribadah? (hal 113) begitulah
pendapat Fajar. Waktu pun berlalu dengan kebiasaan baru Fajar itu. Semakin hari
dia semakin terjebak pada dunianya sendiri.
Selain mengisahkan tentang kelalaian
Fajar akan ibadah shalat, novel ini juga
dibumbui kisah cinta dan persahabatan. Selain itu juga sebuah mitos tentang
waduk yang berada di Kampung Bunga
Rampai.
Bisa dibilang ide novel ini sangat
unik. Hanya saja eksekusi cerita belum maksimal. Sehingga cerita terasa kurang
fokus karena terlalu baca masalah yang dipaparkan. Lepas dari itu, novel ini
tetap menarik untuk dibaca. Karena banyak nasihat dan pengetahuan baru yang
bisa didapat dari novel ini. Seperti anjuran
untuk selalu bersabar, tidak suka
memfitnah, menjaga pandangan dari orang yang bukan mahram, saling memafkan, membantu dan berbuah baik
pada sesama serta banyak lagi.
Di sini juga bertebaran quote
inspiratif yang sangat menginspirasi. Salah satunya adalah, “Taatlah kepada Alllah dan taaatlah kepada
Rasul, dan janganlah kamu merusak segala amalmu. Kita tidak hanya diperintahkan untuk taat saja,
tetapi juga menjaga amal. Jangan sampai karena hal buruk, merusak bahkan bisa
jadi menghapus semua amal.” (hal. 185).
Kesimpulan yang saya ambil setelah
membaca novel ini adalah, bahwa setiap orang harus selalu hati-hati dalam
melakukan sesuatu. Memang siapa saja boleh mendengarkan musik Mp3 atau menyukai
berbagai hal-hal baru. Namun jangan sampai hal-hal baru itu merusak atau
membuat kita lalai dari kewajiban yang harus
ditegakkan. Apalagi sampai meninggalkan shalat.
Srobyong, 18 Agustus 2016
Ini merupakan naskah aslinya saat mengirim ke KR. versi koran bisa dilihat digambar.
Keren...keren...keren :-) :-) :-) :-)
ReplyDelete#SemangatCiee
Semoga berkenan dengan resensi ini, ya Mbak :) Semangat nulis lagi. :) tamparan buat aku sendiri hhheh
Delete