Thursday, 1 December 2016

[Resensi] Cerdas Menyikapi Perubahan

Dimuat di Kedaulatan Rakyat, Sabtu 26 November 2016

Judul               : Membungkam Malam Menanti Fajar
Penulis             : Fenni Wardhiati
Penerbit           : de Teens
Cetakan           : Pertama, September 2016
Halaman          : 204 hlm
ISBN               : 978-602-391-233-9
Persensi           : Ratnani Latifah, penikmat buku dan penyuka literasi, alumni Unisnu Jepara
Sebagaiamana kita ketahui, shalat lima waktu adalah kewajiban yang harus dilakukan umat Islam. Shalat adalah tiang agama. Pada hari akhir, ibadah shalat-lah yang akan dihisab pertama kali.  Hanya saja saat ini, banyak orang yang  mulai malas melakukan shalat. Ada banyak alasan yang sering diungkapkan. Orang mulai terlena—lalai  tergerus akan peradaban.  Namun haruskah kelalaian itu akan terus dipelihara?

Novel ini mengisahkan seorang remaja bernama  Fajar Nur Zaman.  Sebelum dia mengenal musik Mp3, Fajar adalah remaja yang selalu rajin  shalat berjamaah dan selalu ikut kajian Islam, di masjid di daerah tempat tinggalnya—Kampung Bunga Rampai.  Tapi semua berubah ketika dia mulai mendengarkan musik Mp3.  Fajar menjadi malas berjamaah dan ikut kajian lagi.  Sehari-hari Fajar lebih suka menghabiskan waktu mendengarkan musik dengan earphone di telinga.  Atau berburu lagu baru untuk menambah koleksi. 

Fajar tidak mau mendengarkan nasihat orangtua dan teman-temannya. Lagi pula dosa kan ditanggung masing-masing. Jadi kenapa mereka harus bingung ketika dia tidak beribadah? (hal 113) begitulah pendapat Fajar. Waktu pun berlalu dengan kebiasaan baru Fajar itu. Semakin hari dia semakin terjebak pada dunianya sendiri. 

Selain mengisahkan tentang kelalaian Fajar akan ibadah shalat,  novel ini juga dibumbui kisah cinta dan persahabatan. Selain itu juga sebuah mitos tentang waduk  yang berada di Kampung Bunga Rampai.

Bisa dibilang ide novel ini sangat unik. Hanya saja eksekusi cerita belum maksimal. Sehingga cerita terasa kurang fokus karena terlalu baca masalah yang dipaparkan. Lepas dari itu, novel ini tetap menarik untuk dibaca. Karena banyak nasihat dan pengetahuan baru yang bisa didapat dari novel ini.  Seperti anjuran untuk  selalu bersabar, tidak suka memfitnah, menjaga pandangan dari orang yang bukan mahram,  saling memafkan, membantu dan berbuah baik pada sesama serta banyak lagi.

Di sini juga bertebaran quote inspiratif yang sangat menginspirasi. Salah satunya adalah,  “Taatlah kepada Alllah dan taaatlah kepada Rasul, dan janganlah kamu merusak segala amalmu. Kita  tidak hanya diperintahkan untuk taat saja, tetapi juga menjaga amal. Jangan sampai karena hal buruk, merusak bahkan bisa jadi menghapus semua amal.” (hal. 185).

Kesimpulan yang saya ambil setelah membaca novel ini adalah, bahwa setiap orang harus selalu hati-hati dalam melakukan sesuatu. Memang siapa saja boleh mendengarkan musik Mp3 atau menyukai berbagai hal-hal baru. Namun jangan sampai hal-hal baru itu merusak atau membuat kita lalai dari kewajiban yang harus  ditegakkan. Apalagi sampai meninggalkan shalat.

Srobyong, 18 Agustus 2016 
Ini merupakan naskah aslinya saat mengirim ke KR. versi koran bisa dilihat digambar. 

2 comments:

  1. Keren...keren...keren :-) :-) :-) :-)
    #SemangatCiee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga berkenan dengan resensi ini, ya Mbak :) Semangat nulis lagi. :) tamparan buat aku sendiri hhheh

      Delete