Sunday 18 January 2015

[Cerpen Horor] Ganjaran





Judul :Ganjaran

Oleh : Kazuhana El Ratna Mida

Terjebak, tertunduk di ruang gelap. Kamu lemah tak mampu berbuat apa. Ngilu rasa yang menggelayuti asa. Adakah ini balasan akan segala dosa yang kamu toreh?


Bug!

Kembali kamu rasakan sakit yang menggerogoti. Kamu dipukul berulang-ulang hingga otak berceceran. Namun kenapa kamu tak jua mati? Malah kejadian itu terus terulang kembali. Dipukul bercecer isi kepala, lalu kembali kebentuk semula.

"Ampun! Ampun!" Kamu terus berteriak.

Tapi orang di depanmu tak peduli. Membiarkanmu terjebak dalam sakit yang berkepanjangan itu.

Selesai dari kepalamu yang sudah dipukul berkali-kali, Kini tanganmu yang dicincang, dikuliti.

Kamu terlihat pasrah tak mampu berontak dan hanya meringis menahan sakit.

Sekelebat bayang masa lalu yang kamu punya seubahnya tontonan yang mampu dilihat siapa saja, bahkan orang yang menyiksamu. Pencurian, Pembunuhan yang pernah kamu lakukan.

"Ini balasan dari kejahatan yang kamu buat di masa lalu," ucap orang itu.

Tangan kananmu dipotong. Darah mengalir deras merah legam.

"Potong saja. Tangan ini telah banyak mengukir kejahatan." Kamu terkesiap mendengar tanganmu yang berbicara.


"Ini balasan dari mulutmu yang tak kamu jaga."

Orang itu menggunting bibirmu berulang kali.

Kamu berteriak, namun tak dipedulikan. Kamu sesenggukan tetap tak dianggap. Inilah rumah yang kamu bilang surga dulu. Rumah yang kamu bangun dengan emas berlimpah berubah jadi tempat mengerikan yang menghukummu secara tiba-tiba.

Ya, kamu lupa, bagaimana orang itu bisa masuk rumahmu dan memenjarakan pemilik aslinya yaitu kamu.


Jrep!

Kini matamu yang ditusuk. Darah segar pun mengalir.


"Ampun! Aku minta maaf. Ambillah hartaku, tapi lepaskan aku," kamu memohon dengan sangat.

Namun orang itu malah tertawa terbahak.

"Hartamu tak bisa menolongmu."

"Tak ingatkah daftar kelam yang telah kamu buat selama ini?" Orang itu menatapmu tajam. Kamu hanya menunduk.

Lalu kepalamu berujar, mengatakaan segala muslihat buruk yang kamu rencanakan. Pun dengan tangan, tak ketinggalan membeberkan kejahatanmu akan berjuta pembunuhan yang kamu perbuat dulu.

Mulutmu mengungkapkan tajam lisan yang kamu lempar ketika menyakiti para tetangga. Dan matamu berujar bahwa kamu menggunakan mata untuk melihat hal-hal yang tak senonoh.

Kamu terus disiksa tanpa ampunan. Selamanya terjebak dalam kubangaan siksa tak akan surut dalam hitungan tahun.

Kamu kini sungguh menyesal. Kamu sangat ingin berubah, namun semua telah terlambat karena kamu sudah terjebak dengan kejahatanmu--daftar kelam yang pernah kamu lakukan.

Api telah melumatmu. Ganjaran dari perbuatanmu. Menjadikanmu teman setelah dua hari laku kamu meninggal karena dibunuh relasi kerjamu sendiri.


Srobyong, 15 Januari 2015

No comments:

Post a Comment