Saturday 3 January 2015

[Cerpen Horor] Pesan Kematian



Judul : Pesan Kematian
Oleh : Kazuhana El Ratna Mida/ Ratna Hana Matsura

Clara menatap nanar tubuh yang tergeletak di sana. Kasihan sekali dia yang kini tak lagi bersatu dengan raga. Tak bisa lagi menghirup udara segar, akan terkungkung dengan pengapnya tanah yang menghimpit ruangan.

Ah, gadis yang malang. Pikir Clara. Dia pun meninggalkan kerumunan orang-orang di jalan raya.

Dia memilih melanjutkan perjalanan menuju vila tempat liburan yang akan dia tuju. Mungkin sekarang tinggal dia yang belum sampai dan ditunggu-tunggu.

Brak!

Mobil Clara menabrak sesuatu. Segera dia turun memeriksa apa yang terlindas di sana.

Kucing hitam tergeletak, bersimbah darah.

Keringat dingin langsung menjalar di tubuh Clara. Semoga mitos yang selama ini ada itu tidak benar. Dengan cepat dia meninggalkan kucing itu dan bergegas menginjak pedal gas mobilnya.

“Sial, banget sih gue. Ah kucing sialan ngapain juga main dipinggir jalan,” gerutu Clara masih dengan menyetir.

“Tapi perasaan gue nggak enak banget kenapa, ya?” Bulu kudu Clara merinding semua. Dia menatap kesekeliling namun tak menemukan apa-apa.
Hentakan musik lagu Avril membuat jantungnya hampir copot, diliriknya Handphone yang tergeletak di dekatnya.

Fian ternyata.

“Sudah sampai mana Ra?”

“Ini sudah mau nyampai puncak, tapi Ian, gue tadi nabrak kucing hitam gimana dong?” cerita Clara ketakutan.

“Alah, santai saja, Ra. Loe nggak bakal kenapa-napa. Sudah naik saja cepat ke sini. teman-teman sudah pada nungguh nih,” seloroh Fian.

Clara menurut menghilangkan segala kemungkinan buruk yang sejatinya sangat dia takuti.

Clara menghidupkan musik untuk menemani kegelisahan yang menggelayutinya. Hari sudah semakin gelap tapi dia belum juga sampai di puncak. Padahal kalau mengikuti rutenya sudah seharusnya satu jam yang lalu dia sampai.

Tapi entah kenapa rasanya dia hanya berputar-putar di jalan ini.

"Meong, meong."

Suara kucing yang membuat Clara langsung paranoid, dia mengecek dari mana sumber suara itu tapi nihil.

Gue pulang aja kali ya. suara hati Clara, tapi nanggung juga sih, pikirnya lagi.

Clara berkutat dengan pikirannya, sehingga tak menyadari sosok hitam yang telah mendekatinya.

“Aaaa …!” teriak Clara melihat makhluk dihadapnnya.

Mata tajam yang menghujam dengan kuku panjang siap menerkam.

Jantung Clara berdeta cepat tak tentu arah. Dia bergerak cepat ingin keluar dan meminta pertolongan, namun nahas malam yang telah larut membuat jalanan sepi tak ada warga yang melewati.

Dua rumah yang paling dekat dengan hutan ini telah mematikan lampu tak bisa membantu.

Clara pun berlari, dia tidak mau mati konyol dimangsa makhluk tak berbudi. Dengan nafas terengah-engah dan ketakutan yang membuncah dia berhasil kabur. Tapi …,

Jreb

Darah mengalir deras dari tubuh Clara yang kini menganga menatap makhluk itu yang berhasil membunuhnya.

Sesal itulah yang kini Clara rasa, andai dia bisa mengulang waktu, memahami pesan kematian yang dilihatnya, tak mungkin di memaksa untuk pergi.

Ya, mayat yang terbujur kaku di jalan adalah mayat dirinya sendiri—Clara.

Srobyong, 1 Januari 2015.


No comments:

Post a Comment