Monday, 5 March 2018

[Cerita Anak] Belajar Bersikap Adil


Dimuat di Kompas (Nusantara Bertutur) Minggu, 18 Februari 2018


by Ratnani Latifah 


 Ana dan Ani adalah saudara kembar. Mereka  tinggal di Jepara, Jawa tengah. Keduanya  duduk di kelas enam SDN Nusa Indah.  

  Di sekolah Ani terpilih sebagai ketua kelas. Dia harus mengatur berbagai urusan kelas dengan adil dan bijaksana. Misalnya dia harus memberi teguran dan  sanksi jika ada teman-temannya yang tidak mau menjalankan tugas piket.  Murid yang tidak mau menjalankan piket,  akan disuruh membersihkan kelas sepulang sekolah. Peraturan itu sudah disetujui semua murid. Karena dengan begitu, mereka juga belajar bertanggung jawab.

Hari ini kebetulan adalah tugas piket Risa, Bagus, Sari, Andi dan Ana. Risa, Sari dan Bugus sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Mereka sudah berangkat lebih pagi dan mulai membersihkan kelas.  Tapi tidak dengan Andi dan Ana. Ketika sampai di sekolah, keduanya malah asyik mengobrol di depan kelas, tanpa berniat membantu. Ani pun langsung menegur mereka.

“Hai, kalian kok malah mengobrol di sini?” tegur Ani.

“Bukankah hari ini kalian tugas piket?”

“Santai saja, Ani. Semua sudah dikerjakan Risa, Sari dan Bagus, kok. Iya, Kan Ndi?”  Ani meminta persetujuan Andi.

“Bener banget. Tuh mereka saja tidak protes pada kami.” Andi tertawa santai.

“Tidak bisa begitu, dong ... ini kan juga tugas kalian. Lihat mereka masih sibuk membersihkan kelas. Eh ... kalian malah bersantai di sini.” Ani terlihat marah. Tapi Ana dan Andir terlihat tidak peduli.

“Baiklah, jika kalian tidak mau ikut membantu, maka sesuai perjanjian yang kita sepakati di kelas, kalian akan dapat hukuman.” Ani bersedekap sambil menatap Ana dan Andi.

“Kalian berdua harus membersihkan kelas sepulang sekolah!”

“Eh ... kok kamu gitu, An. Aku kan saudara kembarmu, masak dihukum juga.” Protes Ana.

“Memang kenapa kalau saudara? Kalau kamu melangar tentu saja tetap harus aku hukum.” Ani menjelaskan. Sepertinya Ana berani berulah, karena merasa pasti akan dibela Ani karena saudara.

“Benar, kan Ndi? Kamu pasti tidak mau kalau yang dihukum hanya kamu, sedang Ana tidak. Padahal kalian sama-sama melanggar aturan.” Kali ini Ani yang meminta persetujuan teman satu kelasnya itu. Tanpa ragu Andi pun langsung mengangguk.

            Pada akhirnya Ana pun tidak ada pilihan. Dengan Andi dia membersihkan kelas sepulang sekolah.

            Sesampainya di rumah, Ana langsung menceritakan kejadian itu pada ibunya. Dia menceritakan kalau tindakan Ani itu sama sekali tidak adil. 

            “Bukankah sesama saudara harus saling membantu? Iya, kan Bu?”  

Dia yakin Ani pasti akan ditegur ibunya, karena tidak membantu saudaranya.

            Tapi ternyata Ana salah, ibunya malah membenarkan perbuatan Ani. Apa yang dilakukan Ani telah menunjukkan sikap adil sebagai seorang ketua kelas. Dia tidak memihak pada siapa pun, meski itu saudaranya sendiri. Siapa pun yang bersalah harus dihukum.

            Ana menunduk malu. Ternyata dialah yang salah. Dia pun meminta maaf pada Ani. Dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

            Srobyong, 12 Februari 2018 

No comments:

Post a Comment