Tuesday 2 October 2018

[Resensi] Berwisata Sambil Mengenal Budaya Nusantara

Dimuat di Tribun Jateng, Minggu 30 September 2018


Judul               : 101 Travel Tips & Stories Indonesia 1
Penulis             : Claudia Kaunang, dkk
Penerbit           : Gramedia
Cetakan           : Pertama, Agustus 2017
Tebal               : 288 halaman
ISBN               : 978-602-03-3165-2
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumna Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara


Pergi berwisata merupakan salah satu hiburan yang menarik dan menyenangkan untuk melepas lelah dari berbagai rutinitas. Misalnya berwisata ke pantai, pegunungan, museum atau berbagai lokasi wisata lainnya. Indonesia merupakan  negara gemah lipah loh jinawi yang memiliki banyak wisata menarik.  Dari sabang sampai merauke, setiap daerah menyimpan keindahan panorama yang sangat sayang untuk dilewatkan. 

Buku ini dengan paparan yang lugas, aktual dan persuasif akan mengajak kita mengenal lebih dalam tentang 13 wisata menarik di daerah  Indonesia serta panduan dalam berwisata. Ada Lampung , Bali, Bengkulu, Wakatobi, Banda Aceh, Makassar, Pontianak, Cirebon, Kupang , Sambas, Semarang, Demak dan Karimun Jawa. Selama mengunjungi tempat-tempat tersebut, selain bisa mengusir kepenatan, ternyata dari berwisata kita bisa  mengenal berbagai adat, budaya serta sejarah di Nusantara. Karena sebagai negara kepulauan yang terdiri dari berbagai daerah, agama dan suku bangsa, Indonesia sangat kaya dengan adat dan budaya.

Misalnya saja ketika kita berwisata ke Bengkulu.  Di sana kita bisa menikmati keindahan  alam yang memikat. Seperti menikmati keindahan di Danau Dendam Tak Sudah, Pantai Panjang, Pantai Tapak Paderi, Pantai Zakat dan banyak lagi.  Selain itu juga bisa berwisata sambil mengenal sejarah Indonesia.  Misalnya saja kita bisa mengunjungi Benteng Malrborough, yang merupakan benteng peninggalan Inggris. Benteng ini berdiri kukuh dengan kepala atau bagian depan  menghadap Bengkulu dan bagian punggung atau belanag menghadap Samudera Hindia.  Saat berkunjung kita bisa melihat beberapa meriam yang menghadap ke laut (hal 58).

Tidak kalah seru kita bisa mengunjungi Kediaman Bung Karno saat Pengasingan di Bengkulu. Pengasingan itu terjadi pada 1938-1942. Di rumah itu kita bisa melihat berbagai benda milik Bung Karno. Seperti sepeda ontel, ranjang, kursi tamu, dan buku koleksi Bung Karno. Selanjutnya kita bisa mengunjungi Museum Negeri Bengkulu.  Di sana kita bisa melihat berbagai benda-bedan bersejarah dan representasi adat istiada suku-suku di wilayah Bengkulu (hal 61).

Kita juga bisa berwisata sambil mengenal budaya di Bengkulu. Di mana kita bisa datang pada tanggal 1-10 Muharram berdasarkan kalender Islam. Karena pada saat itu ada sebuah Festival Tabot. Yaitu upacara tradisional masyarakar Bengkulu untuk mengenang kematian Husein Ali bin Abi Thalin, cucu Nabi Muhammad dalam peperangan melawan pasukan Ubaidillah bin Zain di padang Karbala (sekarang Irak).

Begitupula ketika kita berwisata ke Lampung.  Selain bisa menikmati berbagai wisata menarik, seperti mengunjungi Meseum Lampung, Teluk Kiluan,  Taman Nasional Way Kambas dan lain sebagainya, kita juga bisa melihat Festival Krakatau. Yaitu salah satu pertunjukan kebudayaan andalan Provinsi Lampung yang dilakukan setiap tahun di bulan Juli – Agustus.  Festival ini menampilkan parade yang mengangkat kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki Lampung.  Ada karnaval, aktrasi seni tradisional, pameran dan berbagai lomba (hal 86).

Tidak kalah menarik adalah wisata di Cerebon. Sebagai pelabuhan yang aktif sejak lebih dari 400 tahun yang lalu, ciberon menyimpan banyak sejarah. Misalnya saja Keraton Kesepuhan.  Keraton ini dibangun  pada 1452 oleh Pangeran Cakra Buana dan diperluas pada  1929 oleh Sunan Gunung Jati. Di sebelah kiri ada Museum Kereta Singa Barong, dan di sebelah kanan halaman teradapat Museum Benda Pusaka, yang memamerkan berbagai koleksi yang berkaitan dengan keraton (hal 99-100).

Jika kita tertarik berwisata ke Sambas, maka kita perlu berhat-hati. Perlu kita ketahui, Sambas masih merupakan daerah yang dikeramatkan. Oleh sebab itu, setiap pengunjung atau wisatawan sangat diharapkan menjaga bicaranya (jangan menghina, menyumpah dan sebagainya) dan menjaga perilaku, khususnya di objek-objek wisata yang dinilai suci dan sakral (hal 166). Misalnya ketika berkunjung ke Masjis Jami Keraton Sambas, Kareraton Sambas Alwatzikhoebillah dan banyak lagi.

Selain yang sudah dipaparkan di atas, tentu saja masih banyak tempat wisata lain, yang bisa kita kunjungi. Dari masing-masing tempat selain kita bisa menikmati keindahan bentang alam, bisa mengenal budaya dan sejarah, ternyata kita bisa mengenal berbagai kuliner nusantara juga berbagai wisata religi yang menarik.

Srobyong, 26 Juli 2018 

No comments:

Post a Comment