Dimuat di Koran Jakarta Rabu 21 Maret 2018
Judul :
Tubuh Sehat, Giginya?
Penulis :
drg. Pramono Rendro Pangarso, M. Kes
Penerbit :
Qanita
Cetakan :
Pertama, Okotober 2017
Tebal :
xii + 148 halaman
ISBN :
978-602-402-088-0
Peresensi :
Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara
Fakta yang terjadi di masyarakat saat ini, berbagai masalah
kesehatan gigi belum terlalu banyak diketahui. Kenyataan yang ada masyarakat
hanya tahu dari pemaparan orang
lain—dari “katanya”—yang artinya lebih
banyak mitos daripada fakta yang dipercayai masyarakat. Prihatin dengan keadaan
tersebut, drg. Pramono Rendra Pangarso, M.Kes, mencoba menjelaskan uraian yang
benar tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mematahkan mitos yang ada di
masyarakat.
Di sini penulis mencoba menekankan bahwa kesehatan
gigi dan mulut sangatlah penting, baik untuk fungsional (mengunyah, bicara)
maupun estetika (senyum dan lain-lain). Sehingga kesadaran untuk memeriksa
kesehatan gigi dan mulut idealnya dilakukan sedini mungkin.
Masalah yang kadang kita alami adalah fluorosis atau
kelebihan fluoride. Di mana gigi kita
memiliki bercak putihnya. Fluoride sendiri adalah mineral yang memperkuat email
gigi dan melindungi terhadap karies (lubang gigi). Memang fluoride ini panting
untuk gigi, tapi jika berlebihan bisa menjadi bahaya. Oleh karena itu kita
harus menghindari atau mengurangi makanan dan minuman yang mengandung fluoride
di antaranya ikan, anggur, teh dan minuman ringan lainnya (hal 3).
Penting untuk kita perhatikan juga adalah cara
menyikat gigi. Agar gigi selalu sehat,
kita harus menyikat dengan cara yang benar. Yaitu dengan teknik BASF yaitu dari
merah ke putih (artinya dari arah gusi ke gigi). Di sikat dengan gerakan
memutar dan merata ke seluruh permukaan
gigi. Jangan menyikat gigi terlalu keras dan horisontal—mitos yang beredar—karena
hasilnya bukan gigi yang sehat, tapi kita bisa mengalami abrasi gigi, yaitu
hilangnya email gigi atau lapisan luar yang melindungi gigi (hal 64).
Perlu kita ketahui, gigi manusia sangatlah sensifit.
Ketika selembar serat daging menempel di gigi, pasti akan terasa sangat
menganggu, padahal ketebalannya mungkin hanya 0,1 milimeter saja. Karena itu,
rasa sakit biasa pun akan menjadi hal yang sangat serius jika terjadi di daerah
mulut. Singkatnya, ganggungan sedikit pada gigi dan mulut dapat membawa dampak
buruk yang besar bagi kesehatan (hal 67).
Mitos yang paling sering kita dengar adalah mencabut
gigi bisa mengakibatkan kebutaan. Padahal faktanya bukan seperti itu. Runtutan
saraf mata dan mulut secara jelas bahwa tidak ada hubungan antara saraf mata
dan gigi. Hanya saja, jika ada pasien yang berbohong kalau giginya masih sakit
dan memaksa dicabut, ada kemungkinan kuman yang ada di gigi masuk ke dalam
pembuluh darah kapiler dan menyumbat
pembuluh darah yang mengalir menuju mata, sehingga pemandangan mata akan
menjadi kabur, bukan buta. Di mana kejadian itu bisa disembuhkan dengan
pemberian antibiotik dosis tinggi (hal 70).
Oleh sebabnya
sangat penting diketahui, mencabut gigi tidak boleh dalam keadaan sakit
gigi ataupun gusi sedang bengkak yang bersisi nanah. Di erah moderen saat ini,
sebenarnya gigi yang sudah berlubang sampai terkena sarafnya bisa ditambal,
tetapi harus dirawat dulu menggunakan teknik endodontik, yaitu teknik mewarat
saluran akar gigi dan mengisinya dengan bahan-bahan pengisi saluran akar. Pengisian ini membuat gigi tidak perlu
dicabut.
Ada mitos lagi yang cukup menggelikan, yaitu tentang
gigi berlubang yang awalnya di kiri, kemudian gigi kanan itu berlubang. Oleh
sebagian orang mengatakan hal itu akibat ulat di gigi kita menyebar ke gigi
yang lain. Dan tentu saja anggapan itu keliru. Kenapa ketika gigi kiri
berlubang dan kemudian diikuti gigi kanang, hal itu terjadi karena naluri kita.
Artinya ketika gigi sakit karena berlubang, secara otomatis kita tidak akan menggunakan gigi tersebut untuk
mengunyah. Kita akan memilih menggunakan gigi di sebelahnya untuk menguyah.
Pengunyahan secara terus menerus inilah yang lama kelamaan akan membuat gigi
ikut rusak juga, berlubang, dan mengalami abrasi gigi sehingga menimbulkan rasa
sakit.
Selain membahas berbagai masalah keluhan gigi, buku
ini juga memaparkan tentang pentingnya kesehatan rongga mulut. Karena kesehatan
rongga mulut itu cerminan dari kesehatan diri secara utuh. Yang artinya
gambaran penyakit pada tubuh bisa terlihat dari rongga mulut seseorang.
Tidak ketinggalan dijelaskan pula tentang beberapa
tanaman obat yang bisa membantu menjaga kesehatan gigi. Seperti bawang putih
yang memiliki antibiotik alami, jahe memiliki hasiat untuk menghilangkan
bengkak dan sakit dan banyak lagi. Buku ini mengingatkan kita tentang
pentingnya menjaga kesehatan gigi juga rongga mulut sedini mungkin.
Srobyong, 15 Maret 2018
Terima kasih sudah mengulas buku kecil ini. Smoga bermanfaat
ReplyDeleteSama-sama Mas, semoga berkenan dengan resensi ini :)
Delete