Wednesday 28 March 2018

[Resensi] Kesehatan Gigi dan Rongga Mulut Dijaga Sedini Mungkin

Dimuat di  Koran Jakarta Rabu 21 Maret 2018



Judul               : Tubuh Sehat, Giginya?
Penulis             : drg. Pramono Rendro Pangarso, M. Kes
Penerbit           : Qanita
Cetakan           : Pertama, Okotober 2017
Tebal               : xii + 148 halaman
ISBN               : 978-602-402-088-0
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Fakta yang terjadi di masyarakat saat ini, berbagai masalah kesehatan gigi belum terlalu banyak diketahui. Kenyataan yang ada masyarakat hanya tahu dari pemaparan  orang lain—dari “katanya”—yang artinya  lebih banyak mitos daripada fakta yang dipercayai masyarakat. Prihatin dengan keadaan tersebut, drg. Pramono Rendra Pangarso, M.Kes, mencoba menjelaskan uraian yang benar tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mematahkan mitos yang ada di masyarakat.

Di sini penulis mencoba menekankan bahwa kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, baik untuk fungsional (mengunyah, bicara) maupun estetika (senyum dan lain-lain). Sehingga kesadaran untuk memeriksa kesehatan gigi dan mulut idealnya dilakukan sedini mungkin.

Masalah yang kadang kita alami adalah fluorosis atau kelebihan  fluoride. Di mana gigi kita memiliki bercak putihnya. Fluoride sendiri adalah mineral yang memperkuat email gigi dan melindungi terhadap karies (lubang gigi). Memang fluoride ini panting untuk gigi, tapi jika berlebihan bisa menjadi bahaya. Oleh karena itu kita harus menghindari atau mengurangi makanan dan minuman yang mengandung fluoride di antaranya ikan, anggur, teh dan minuman ringan lainnya (hal 3).

Penting untuk kita perhatikan juga adalah cara menyikat gigi.  Agar gigi selalu sehat, kita harus menyikat dengan cara yang benar. Yaitu dengan teknik BASF yaitu dari merah ke putih (artinya dari arah gusi ke gigi). Di sikat dengan gerakan memutar  dan merata ke seluruh permukaan gigi. Jangan menyikat gigi terlalu keras dan horisontal—mitos yang beredar—karena hasilnya bukan gigi yang sehat, tapi kita bisa mengalami abrasi gigi, yaitu hilangnya email gigi atau lapisan luar yang melindungi gigi (hal 64).

Perlu kita ketahui, gigi manusia sangatlah sensifit. Ketika selembar serat daging menempel di gigi, pasti akan terasa sangat menganggu, padahal ketebalannya mungkin hanya 0,1 milimeter saja. Karena itu, rasa sakit biasa pun akan menjadi hal yang sangat serius jika terjadi di daerah mulut. Singkatnya, ganggungan sedikit pada gigi dan mulut dapat membawa dampak buruk yang besar bagi kesehatan (hal 67).

Mitos yang paling sering kita dengar adalah mencabut gigi bisa mengakibatkan kebutaan. Padahal faktanya bukan seperti itu. Runtutan saraf mata dan mulut secara jelas bahwa tidak ada hubungan antara saraf mata dan gigi. Hanya saja, jika ada pasien yang berbohong kalau giginya masih sakit dan memaksa dicabut, ada kemungkinan kuman yang ada di gigi masuk ke dalam pembuluh  darah kapiler dan menyumbat pembuluh darah yang mengalir menuju mata, sehingga pemandangan mata akan menjadi kabur, bukan buta. Di mana kejadian itu bisa disembuhkan dengan pemberian antibiotik dosis tinggi (hal 70).

Oleh sebabnya  sangat penting diketahui, mencabut gigi tidak boleh dalam keadaan sakit gigi ataupun gusi sedang bengkak yang bersisi nanah. Di erah moderen saat ini, sebenarnya gigi yang sudah berlubang sampai terkena sarafnya bisa ditambal, tetapi harus dirawat dulu menggunakan teknik endodontik, yaitu teknik mewarat saluran akar gigi dan mengisinya dengan bahan-bahan pengisi saluran akar.  Pengisian ini membuat gigi tidak perlu dicabut.

Ada mitos lagi yang cukup menggelikan, yaitu tentang gigi berlubang yang awalnya di kiri, kemudian gigi kanan itu berlubang. Oleh sebagian orang mengatakan hal itu akibat ulat di gigi kita menyebar ke gigi yang lain. Dan tentu saja anggapan itu keliru. Kenapa ketika gigi kiri berlubang dan kemudian diikuti gigi kanang, hal itu terjadi karena naluri kita. Artinya ketika gigi sakit karena berlubang, secara otomatis kita  tidak akan menggunakan gigi tersebut untuk mengunyah. Kita akan memilih menggunakan gigi di sebelahnya untuk menguyah. Pengunyahan secara terus menerus inilah yang lama kelamaan akan membuat gigi ikut rusak juga, berlubang, dan mengalami abrasi gigi sehingga menimbulkan rasa sakit.

Selain membahas berbagai masalah keluhan gigi, buku ini juga memaparkan tentang pentingnya kesehatan rongga mulut. Karena kesehatan rongga mulut itu cerminan dari kesehatan diri secara utuh. Yang artinya gambaran penyakit pada tubuh bisa terlihat dari rongga mulut seseorang. 

Tidak ketinggalan dijelaskan pula tentang beberapa tanaman obat yang bisa membantu menjaga kesehatan gigi. Seperti bawang putih yang memiliki antibiotik alami, jahe memiliki hasiat untuk menghilangkan bengkak dan sakit dan banyak lagi. Buku ini mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi juga rongga mulut sedini mungkin.


Srobyong, 15 Maret 2018 

2 comments: