Dimuat di Tribun Jateng, Minggu 18 Maret 2018
Judul :
Novel Baswedan : Biarlah Malaikat yang Menjaga Saya
Penulis :
Zaenuddin HM
Penerbit :
Mizan
Cetakan :
Pertama, November 2017
Tebal :
272 halaman
ISBN :
978-602-441-046-9
Peresensi :
Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara
“Korupsi itu bukanlah masalah sepele. Korupsi itu
jauh lebih parah daripada perampokan.” (hal 89).
Sebagaimana kita ketahui korupsi masih menjadi
masalah yang cukup rumit di negeri ini. Banyak kasus korupsi yang tidak
ditindak dengan benar, bahkan berkahir dibiarkan tanpa adanya hukuman. Karena
pada kenyataannya korupsi lebih banyak dilakukan para pemilik kuasa—sehingga
sering kali para pelaku korup melakukan lobi hukum karena adanya uang dan
kekuasaan. Inilah yang sangat
disayangkan mengingat korupsi pada dasarnya hanya akan merugikan negeri sendiri
dan rakyat.
Masalah itulah yang disoroti oleh Novel Baswedan.
Sebagai penyidik KPK, dia berusaha keras untuk memberantas korupsi di negeri
ini, agar tidak lagi merampas hak-hak warga juga hak negara untuk maju. Buku
ini dengan paparan yang menarik dan apa adanya, mengisahkan sepak terjang Novel
Baswedan dalam upanya memberantas praktik korupsi di negeri ini. Menurutnya memberantas korupsi adalah bagian
dari amal baik, bahkan ibadah, sehingga dia tidak pernah takut memerangi
korupsi, menangkapi koruptor (hal 91).
Hal itu ditunjukkan dengan keberhasilan Novel dalam
membongkar kasus-kasus besar korupsi yang ada di negeri ini. Seperti kasus
korupsi yang terjadi pada proyek penyesuaian infrastruktur daerah. Di mana atas
kasus tersebut, Politikus PAN, Wa Ode Nurhayati, divonis 6 tahun dan denda Rp500 juta subsider enam
bulan kurungan (hal 97). Ada pula kasus
E-KTp, korupsi Wisma Atlet SEA game Palembang.
Selain kasus itu tentu saja masih banyak kasus lain yang telah berhasil
Novel beberkan.
Namun di sanalah masalahnya, keberhasilan Novel ini
menjadi ancaman bagi dirinya sendiri. Keberaniannya dalam membongkar berbagai
kasus besar perihal tindak korupsi, membuat dia memiliki musuh banyak dan
berusaha menjatuhkannya. Dia kerap mendapat teror—dimulai percobaan tabrakan
motor, hingga disiram air keras. Akan tetapi teror itu sama sekali tidak
berhasil menjatuhkan mental dan semangat Novel. Bahkan sebaliknya, dengan
integritas tinggi, Novel semakin menunjukkan cakarnya demi memerangi korupsi.
Novel selalu berprinsip jika apa yang dilakukannya
memang benar, maka dia tidak perlu takut. Dia juga sosok yang tidak pernah
pandang bulu jika itu berhubungan dengan tegaknya hukum. Dia tidak mudah dirayu
bahkan oleh orangtuanya sendiri.
Sebuah buku yang menarik dan memberi pencerahan.
Melalui sosok Novel Baswedan kita ditunjukkan tentang kepedulian terhadap
masalah korupsi dan bagaimana usaha kita untuk memberantasnya sampai akar. Kita
diingatkan pentingnya menegakkan hukum yang adil dan tidak mudah menyerah,
selalu berserah diri pada Allah.
Srobyong, 3 Februari 2018
No comments:
Post a Comment