Dimuat di Radar Madura, Minggu 9 April 2017
Judul : Mata Bara
Penulis : Diani Savitri
Penerbit : Gramedia
Cetakan : Pertama, Oktober 2016
Tebal : 216 hlm
ISBN :
978-602-3387-8
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama.
Jepara.
Mitologi adalah sekumpulan mitos dan
legenda yang berkisah tentang para dewa dan pahlawan. Sedangkan dongeng adalah
kisah-kisah berbentuk khayalan yang menarik dan luar biasa. Sebagaimana diketahui baik mitologi atau
dongeng itu sama-sama memiliki sifat mistis dan ketidakpastian. Hanya saja
keberadaan mereka tetap menjadi sajian yang asyik untuk dikulik dan dinikmati.
Dalam kumpulan cerpen yang dipaparkan dengan gaya bahasa renyah dan
memikat ini, penulis mencoba memadukan
unsur mitologi dan dongeng dengan kisah cinta, kehidupan sehari-hari, kepahitan
dalam satu kesatuan yang asyik untuk dinikmati. Terdiri dari 16 cerita, kita akan diperkanalkan dengan
kisah-kisah yang penuh intrik, dan penuh kejutan.
Sebut saja cerpen yang berjudul
“Cerpen yang Menerbangkan Kupu-Kupu dari Untaian Rambuatnya”. Dalam kisah ini kita dikenalkan dengan sosok
Socha gadis cantik yang konon katanya bisa menerbangkan kupu-kupu dari
rambutnya (hal 11). Pada awalnya penduduk tidak mempercayai berita itu. Sampai
kemudian mereka melihat secara langsung.
Dengan munculnya gadis yang bisa menerbangkan kupu-kupu, maka kehidupan
penduduk pun berubah lebih baik. Sebagaimana yang diberitakan, keberadaan gadis
itu adalah anugerah dan menjadi ketergantungan bagi penduduk.
Namun siapa sangka, di kala
kehidupan peduduk tengah dalam masa kesuksesan, Socha tiba-tiba menghilang. Hal
ini tentu saja membuat penduduk kecewa dan marah. Bahkan sampai ketika keberadaan Socha sudah
bisa ditemukan, penduduk tetap tidak berdaya. Cerpen ini memiliki judul panjang
dengan ending yang tidak terduga. Penulis memadukan kisah mitos. dongeng dan
kehidupan sehari-hari yang kerap dilakukan masyarakat umum.
Kisah lain yang tidak kalah seru
adalah “Ros Menemukan Suaminya”. Dalam
kisah ini kita diajak memecahkan misteri keberadaan suami Ros. Setelah
kepergiannya yang tanpa kabar, Ros akhirnya berhasil menemukannya. Namun pada
titik itu, ditemukannya Satar—nama suami Ros—malah menjadi masalah. Membuka sesuatu yang tidak pernah diguga Ros,
kenapa Satar bisa menghilang tanpa jejak (hal 27).
Pada cerpen ini kita kembali
dihadapakan realita kehidupan yang sering dilakukan oleh orang-orang yang rakus
dan tidak sabaran. Di mana, tanpa berpikir dua kali berbagai cara dilakukan
agar bisa memenuhi nafsu untuk mencapai kepuasan.
Lalu ada pula cerpen yang berjudul
“Betina” judulnya sangat padat, tapi juga sangat kuat karena bisa langsung
mengundang rasa penasaran. Belum lagi
endingnya yang benar-benar tidak terduga, jika dipikirkan secara logika.
Penulis memiliki ide-ide yang suka bertabrakan. Namun disitulah keunikannya.
Di sini cerita berfokus pada toko
aku yang memiliki anjing bernama
Izsla—anjing betina. Tokoh aku memiliki kegemaran melakukan lomba pacu hewan
dan Izslah adalah lakon utama yang selalu dia banggakan. Karena Izsla sangat
pintar dan selalu bisa menyenangkannya. Izalah selalu menang jika ikut lomab
pacu hewan. Apalagi karena Izsla juga kekayaan si tokoh aku semakin melimpah
ruah.
Namun pada suatu waktu, Izsla
memperlihatkan sikap yang membuat tokoh aku marah. Hingga pada puncaknya mereka
bertengkar dan diakhiri dengan kenyataan yang tidak terbayangkan (hal 44).
Membaca buku ini, kita akan diajak
berpetualang dengan kisah-kisah yang tidak terduga. Yang menarik lagi dari kumpulan cerpen ini
adalah perihal ide-ide yang dimiliki penulis. Idenya tidak biasa dan akan
membuat pembaca terkaget-kaget. Hanya saja ada beberapa cerpen yang menurut
saya agak lamban. Dan perihal cover
back yang terasa kurang menarik. Tapi lepas dari itu, secara keseluruhan
buku ini sangat asyik untuk dinikmati.
Membaca buku ini kita bisa mengambil
sedikit gambaran realita kehidupan yang sering terjadi saat ini dan memetik
hikmahnya untuk perbaikan diri. Dari cerpennya penulis mencoba mengingatkan
bahwa dalam hidup kita janganlah suka mengandalkan sebuah mitos atau dongeng
masa lalu. Yang terpenting adalah kita harus mau berusaha dan tidak mudah
menyerah. Pesan lainnya adalah janganlah menjadi pribadi rakus yang rela
menjual diri demi kekayaaan. Karena penyesalan selalu berada di akhir.
Srobyong, 1 Januari 2017
No comments:
Post a Comment