Dimuat di Kabar Madura, Jumat 31 Maret 2017
Judul : My Grandmother Asked Me to Tell You She’s Sorry
Penulis : Fredrik Backman
Penerjemah : Jie Efendie
Penerbit : Noura Books
Cetakan : Pertama, November 2016
Tebal : 496 hlm
ISBN :
978-602-385-164-5
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama,
Jepara.
Setiap anak itu unik, memiliki
keistimewaan tersendiri yang tidak bisa diprediksi. Berbeda itu tidak salah.
Karena tak selamanya anak yang memiliki kekurangan itu buruk dan tidak
selamanya orang yang terlahir sempurna itu baik. Karenya apa yang diberikan
oleh Tuhan adalah sebuah anugerah yang pasti memiliki hikmah.
Novel ini mengisahkan tentang sosok
Elsa yang berusia tujuh tahun yang
dianggap berbeda dari kebanyakan orang
dewasa—yang kemudian membuatnya tidak memiliki teman. Satu-satunya teman yang
dimiliki hanyalah sang nenek yang berusia tujuh puluh tujuh tahun (hal 2).
Bersama sang nenek, Elsa melakukan hal-hal luar biasa yang tidak pernah
diketahui oleh orang lain. Itulah yang Elsa suka. Mereka memiiki rahasia—tentang
dongeng dari Miamas, monster dan perburun harta karun.
Hanya saja, Elsa tidak bisa
selamanya memiliki nenek yang selalu setia menjadi teman, menghibur dan
mengenalkannya dengan keajaiban-keajaiban yang menyenangkan. Pada suatu waktu
dia harus rela, bahwa sang nenek telah pergi untuk selamanya, karena sakit
kanker yang dideritanya. Di sinilah
titik Elsa harus mulai melepas kepergian neneknya.
Meski sedih, Elsa mencoba menerima
kepergian neneknya dengan lapang. Dia lalu fokus pada sebuah misi terakhir yang
diberikan sang nenek. “Besok aku akan mengirimmu dalam perburuan harta karun
yang paling besar yang pernah kau tahu,
kesatria kecilku yang pemberani.” (hal 54).
Dalam misi yang diberikan sang nenek
mengatakan sesuatu yang membuat Elsa bingung. Di mana dia tidak boleh membenci
neneknya, harus melindungi kastel, melindungi teman-teman dan memberikan sebuah
surat pada siapa yang menunggu.
“Berikan surat ini kepada siapa yang
menunggu. Dia tidak akan mau menerimnya, tapi katakan padanya kalau surat ini dariku. Beritahu dia, nenekmu
mengirim salam dan berkata dia menyesal.”
(hal 57). Meski tidak memahami kenapa neneknya harus meminta maaf dan
menyuruhnya melakukan misi itu ..., Elsa tetap melakukannya.
Pelan tapi pasti karena misi itu,
Elsa mengetahui sesuatu yang selama ini tidak pernah neneknya ceritakan
padanya. Kehidupan neneknya sebelum menjadi nenek. Bagaimana hubungan neneknya
dengan sang ibu. Kesibukan neneknya hingga orang-orang yang pernah ditemui
neneknya. Dan alasan kenapa nenek harus mint maaf.
Kalau boleh jujur, Elsa sempat
marah, sedih dan merasa dikhianati. Apalagi dongeng yang katanya hanya menjadi
rahasia mereka berdua, juga diketahui oleh orang lain. Bahkan ternyata dari
tempat tinggal orang itu, nenek merajut cerita dongeng untuknya. Namun,
mengingat semua kenangan yang pernah dilakukan bersama sang nenek, Elsa tidak
bisa marah terlalu lama. Dia malah
sangat merindukan neneknya.
Selain menjalankan misi, Elsa juga
dihadapkan pada hubungannya dengan sang ibu yang menikah lagi dan sedang hamil.
Otomatis Elsa harus bersiap memiliki adik. Ada ketakutan kalau setelah
mememiliki adik, dia akan dilupakan. Juga kehidupan para tetangganya yang
rata-rata memiliki ciri khas sendiri, yang kadang membuatnya kesal. Entah apa
yang dilakukan Elsa untuk mengatasi segala keruwetan hidup dan bagaimana dia menyikapi kesedihannya.
Sebuah novel yang apik dan
inspiratif. Saya banyak belajar dari
novel ini. Bahwa setiap orang itu unik dengan dirinya masing-masing. Kita tidak
bisa menyakiti orang lain dengan mudah hanya karena dia berbeda. Dan tidak selamanya seorang ayah tiri itu
jahat. Selain itu dari novel ini saya juga belajar bahwa kita tidak bisa
menilai orang lain dari luarnya saja.
Namun perlu digaris bawahi orangtua, ketika memutuskan bercerai dan
membangun keluarga lagi, sangat perlu untuk memikirkan dengan masak dampak
psikologi anak.
Mengangkat tema yang sering terjadi
pada kehidupan sehari-hari, membuat kisahnya begitu lekat dan kuat. Sesekali sedih, lucu dan sangat menyentuh.
Kita diajak mengenal bagaimana Elsa menghadapi berbagai kesedihan. Baik ketika
dia terlahir berbeda dan harus merasakan pembulian dari teman-temannya, lalu
masalah keluarganya yang tidak utuh. Di mana dia bisa menjalani dengan
bijak. Dipaparkan dengan gaya bahasa
yang unik dan renyah, terjemahan yang
asyik, membuat buku ini memikat. Beberapa kesalahan yang ada tidak mengurangi
kenikmatan dalam membaca novel ini.
Srobyong, 6 Februari 2017
o, ini buku terjemahan to ... kalau terjemahannya saja bagus .. apalagi aslinya .. tp, sayang .. b.inggrisku masih pas-pas'an ..
ReplyDeleteNggak apa-apa atuh baca yang versi ini saja. Pasti seru.
DeleteYup, bisa baca buku yang terjemahannya kalau penasaran. :D
Deleteaku lama banget ga baca di blognya samean, Mbak Ratna
ReplyDeletesampek kangen...
aku ikut ambil pelajarannya yah mbakk.... :*
Hhheh, boleh Rohma. Mungkin karena kamu semakin sibuk hehheh :)
Delete