[Dimuat di Tribun Jateng, Minggu 26 Maret 2017]
Judul : Ahmad dan Domba Kecil
Penulis : Wikan Satriati
Ilustrasi : EorG
Penerbit : Alif Republika
Cetakan : Pertama, September 2016
Tebal : 52 hlm
ISBN :
978-602-0822-33-4
Peresensi : Ratnani Latifah.
Ini merupakan naskah asli sebelum diedit redaksi yang bisa dibaca di gambar.
Anak adalah aset bangsa. Karena itu
sejak dini anak perlu mendapat pendidikan yang baik. Salah satunya adalah
pendidikan moral atau akhlak berdasarkan kisah-kisah Islam. Dengan mendapat
pendidikan akhlak yang baik sejak dini, maka hal itu akan membangun sikap dan
pola pikir anak yang selalu memiliki sopan santun dan bisa membawa diri dengan
baik.
Buku ini, merupakan salah satu seri
dari rangkaian Seri Belajar Islam secara Menyenangkan. Sebuah buku yang patut dibaca untuk anak.
Karena nilai-nilai moral yang terdapat di dalamnya sangat baik untuk diketahui
dan dipraktikkan oleh anak. Disajikan
dengan lues dan renyah pasti akan sangat cocok untuk anak. Ditambah lagi buku
ini juga dilengkapi dengan ilustrasi cantik yang semakin membuat anak suka
melihatnya.
Dalam buku ini terdiri dari enam
kisah yang seru juga menyenangkan. Sebut saja “Ahmad dan Domba Kecilnya”.
Berkisah tentang Ahmad yang sedang mengembala domba. Namun tiba-tiba ada salah
seekor dombanya hilang. Ahmad pun berusaha mencari di mana dombanya. Dia
mengkhawatirkan dombanya yang dia tahu adalah makhluk lemah, pasti akan sangat
menyedihkan jika belum ditemukan sampai malam hari. Bisa-bisa nanti domba itu
dimakan serigala pemangsa (hal 8).
Saat sedang mencari, Ahmad
melihat Kakek Gembala yang tinggal di
padang yang subur. Di sana sang kakek sedang membuat pagar agar domba-dombanya
tidak berlari ke luar kandangnya. Ahmad
pun mendekati Kakek Gembala, melihat mungkinkah ada dombanya yang tersasar di
sana. Dalam cerita ini anak diajak untuk
menjadi seorang yang jujur. Karena
kejujuran akan membawa keberuntungan bagi diri sendiri dan orang lain.
Ada pula kisah berjudul “Di Bawah
Cahaya Bulan Purnama”. Menceritakan tentang dua gadis kecil—kakak beradik yang
tinggal di dekat stasiun kereta. Pada suatu malam mereka sedang asyik
bercengkrama. Sang kakak membayangkan jika dia bisa menjadi masinis. Sedang
adiknya membayangkan bisa tidur di tempat
yang memiliki pintu dan atap (hal 16).
Hanya saja itu hanya impian mereka.
Karena mereka selama ini tinggal di gerobak bersama sang ayah yang selalu
bekerja keras agar mereka bisa makan. Apalagi sejak ibu mereka sudah meninggal
dunia. Tapi apakah kedua kakak beradik itu sedih atau marah? Kisah ini mengajak
anak untuk selalu mensyukuri apa yang mereka miliki, meski itu hanya sedikit.
Selain dua ini ada juga kisah “Peniagaan
Terindah” yang mengajarkan untuk berjualan dengan jujur dan tidak membohongi
pembeli. Dengan begitu uang yang
diterima pasti akan berkah. Atau kisaha
Si Gembul yang mengajak untuk tidak berlebihan dalam makan atau dalam
melakukan sesuatu. Lalu Ikan di Dalam Es serta Permata Gemerlap di Dalam
Misykat.
Membaca buku ini anak selain
mendapat pengetahuan tentang pendidikan akhlak yang baik, juga meningkakan daya
imajinasi mereka. Sekaligus bagi orangtua bisa menularkan kebiasaan membaca
sejak kecil pada anak. Mengajak anak untuk mencintai budaya membaca, karena
membaca adalah jendela dunia.
Srobyong, 12 Maret 2017
Budaya membaca...
ReplyDeleteYak, salahsatu pe,er terbesar buat generasi Indonesia,
hehehee
Iya itu PR yang sulit dikerjakan, hehh Tapi harus tetap usaha. :D
Delete