Thursday, 13 April 2017

[Resensi] Tanamkan Karakter Anak Lewat Cerita

[Dimuat di Tribun Jateng, Minggu 26 Maret 2017]

Judul               : Ahmad dan Domba Kecil
Penulis             : Wikan Satriati
Ilustrasi           : EorG
Penerbit           : Alif Republika
Cetakan           : Pertama, September 2016
Tebal               : 52 hlm
ISBN               : 978-602-0822-33-4
Peresensi         : Ratnani Latifah.

Ini merupakan naskah asli sebelum diedit redaksi yang bisa dibaca di gambar. 

Anak adalah aset bangsa. Karena itu sejak dini anak perlu mendapat pendidikan yang baik. Salah satunya adalah pendidikan moral atau akhlak berdasarkan kisah-kisah Islam. Dengan mendapat pendidikan akhlak yang baik sejak dini, maka hal itu akan membangun sikap dan pola pikir anak yang selalu memiliki sopan santun dan bisa membawa diri dengan baik.

Buku ini, merupakan salah satu seri dari rangkaian Seri Belajar Islam secara Menyenangkan.  Sebuah buku yang patut dibaca untuk anak. Karena nilai-nilai moral yang terdapat di dalamnya sangat baik untuk diketahui dan dipraktikkan oleh anak.  Disajikan dengan lues dan renyah pasti akan sangat cocok untuk anak. Ditambah lagi buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi cantik yang semakin membuat anak suka melihatnya.

Dalam buku ini terdiri dari enam kisah yang seru juga menyenangkan. Sebut saja “Ahmad dan Domba Kecilnya”. Berkisah tentang Ahmad yang sedang mengembala domba. Namun tiba-tiba ada salah seekor dombanya hilang. Ahmad pun berusaha mencari di mana dombanya. Dia mengkhawatirkan dombanya yang dia tahu adalah makhluk lemah, pasti akan sangat menyedihkan jika belum ditemukan sampai malam hari. Bisa-bisa nanti domba itu dimakan serigala pemangsa (hal 8).

Saat sedang mencari, Ahmad melihat  Kakek Gembala yang tinggal di padang yang subur. Di sana sang kakek sedang membuat pagar agar domba-dombanya tidak berlari ke luar kandangnya.  Ahmad pun mendekati Kakek Gembala, melihat mungkinkah ada dombanya yang tersasar di sana.  Dalam cerita ini anak diajak untuk menjadi seorang yang jujur.  Karena kejujuran akan membawa keberuntungan bagi diri sendiri dan orang lain.

Ada pula kisah berjudul “Di Bawah Cahaya Bulan Purnama”. Menceritakan tentang dua gadis kecil—kakak beradik yang tinggal di dekat stasiun kereta. Pada suatu malam mereka sedang asyik bercengkrama. Sang kakak membayangkan jika dia bisa menjadi masinis. Sedang adiknya membayangkan bisa tidur di tempat  yang memiliki pintu dan atap (hal 16). 

Hanya saja itu hanya impian mereka. Karena mereka selama ini tinggal di gerobak bersama sang ayah yang selalu bekerja keras agar mereka bisa makan. Apalagi sejak ibu mereka sudah meninggal dunia. Tapi apakah kedua kakak beradik itu sedih atau marah? Kisah ini mengajak anak untuk selalu mensyukuri apa yang mereka miliki, meski itu hanya sedikit.

Selain dua ini ada juga kisah “Peniagaan Terindah” yang mengajarkan untuk berjualan dengan jujur dan tidak membohongi pembeli.  Dengan begitu uang yang diterima pasti akan berkah. Atau kisaha  Si Gembul yang mengajak untuk tidak berlebihan dalam makan atau dalam melakukan sesuatu. Lalu Ikan di Dalam Es serta Permata Gemerlap di Dalam Misykat.

Membaca buku ini anak selain mendapat pengetahuan tentang pendidikan akhlak yang baik, juga meningkakan daya imajinasi mereka. Sekaligus bagi orangtua bisa menularkan kebiasaan membaca sejak kecil pada anak. Mengajak anak untuk mencintai budaya membaca, karena membaca adalah jendela dunia.

Srobyong, 12 Maret 2017 

2 comments:

  1. Budaya membaca...
    Yak, salahsatu pe,er terbesar buat generasi Indonesia,
    hehehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya itu PR yang sulit dikerjakan, hehh Tapi harus tetap usaha. :D

      Delete