Dimuat di Koran Pantura, Kamis 23 Februari 2017
Judul : Ubah Patah Hati Jadi Prestasi
Penulis : Dwi Suwiknyo
Penerbit : Quanta, Elex Medi Komputindo
Cetakan : Pertama, Oktober 2016
Halaman : xiii + 266
ISBN :
978-602-02-9393-6
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama,
Jepara.
Setiap orang sudah pasti pernah
merasakan patah hati—baik itu memang karena urusan hati ditinggal kekasih,
merasakan cinta bertepuk sebelah tangan, atau karena dihina orang lain. Namun
perlu kita sadari, jangan sampai hanya karena patah hati, membuat kita merasa putus asa atau bahkan
merencakan tindakan gila. Jadikan patah hati sebagai ajang perbaikan diri, menjadi pribadi yang lebih baik. Menghadapi
patah hati dengan sikap positif—bangkit dan mencoba meraih prestasi. Tapi bagaimana
cara bangkit? Buku ini akan sangat cocok dibaca untuk diambil ibrah dan
muhasabah diri.
Sebuah buku yang mengungkap dengan
baik perihal bagaimana menghadapi patah hati yang kerap dialami oleh sebagian
orang. Bahwa patah hati itu bukan sebuah
kegagalan. Namun sebuah awal dalam menunju kualitas baik jika bisa
menghadapinya dengan lapang. Apa saja langkah yang perlu diambil?
Pertama, menyakini bahwa patah hati
itu rezeki. Perlu disadari kehidupan itu selalu berputar. Ada masa sakit ada
masanya sehat. Karenanya apa pun keadaan yang menimpa, sebaiknya selalu
disyukuri dianggap sebagai rezeki. Karena dengan memiliki pemikiran tersebut
akan membuat tenang. Dalam hidup kita
memiliki pilihan—meratapi atau bangkit. Kualitas diri akan tampak ketika sedang
terpuruk. Sebab bagaimana sikap kita menghadapi keterpurukan itu yang
mencerminkan kualitas diri kita (hal 38).
Kedua, dari pada terkunkung dengan
sakit hati yang mendalam lebih baik mencoba mengembangkan potensi diri. Jangan
sampai kita menyia-nyiakan kesempatan dengan menyesali nasib. Setiap
orang diciptakan Allah dengan kecerdasan masing-masing. Karena itu sangat perlu
bagi kita untuk mengetahui potensi apa yang
dimiliki. Ketika bisa mengenali diri sendiri, maka akan mudah
mengoptimalkan potensi yang ada untuk
menciptakan kehidupan yang lebih baik. Bahkan bisa tampil menjadi pribadi yang
bermanfaat bagi orang lain (hal 59).
Ketiga, menjalani hidup dengan kualitas. Jangan sampai kita
menyia-nyiakan waktu dan jangan mengulangi kesalahan yang sama. Karena mengulangi kesalahan hanya akan
merugikan diri sendiri.
Rasulullah saw bersabda, “Seorang yang beriman tidak terperosok di satu
lubang yang sama.” Sebab jelas bawa
orang-orang yang mengulangi kesalahan yang sama, adalah orang yang merugi.
Tidak bisa melepaskan diri dari kejahilan dirinya sendiri, dan tidak mau
bangkit dari keterpurukan. Meski dosa-dosa yang dikerjakan terhitung kecil,
tetapi bukankah tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus? (hal
111).
Keempat, encoba mendekatkan diri
dengan Allah. Dengan dekat dan berserah
kepada Allah, hati akan terasa tenang dan hidup pun menjadi tenteram. Kita harus selalu ingat bahwa Allah
mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Karenanya perlu sikap positif agar
bisa bangkit dengan cepat dari sakit hati yang
berkepanjangan. Dan ingat selalu pemenang melihat potensi yang bisa
dikembangkan, sedangkan pecundang hanya sibuk meratapi kegagalan (hal 159).
Kelima, mencoba menjalani kehidupan
baru dengan penuh syukur. Dalam segala
cobaan hidup, sebaiknya harus dijalani dengan baik. Meski kadang jatuh
terpuruk. Hal itu tetap harus disyukuri. Karena dari keterpurukan itu, banyak pembelajaran yang bisa dijadikan
pencerahan diri. Kita hanya perlu ikhlas dan bersyukur agar apa yang terjadi
nantinya bisa menjadi berkah di masa depan.
Di sini kita diajarkan untuk menerima
segalanya dengan lapang dan sikap positif. Mengambil pembelajaran dari patah
hati untuk menjadi pribadi yang lebih
tegar.
Selain lima yang telah dipaparkan,
masih banyak lagi kiat yang sangat
bermanfaat untuk diterapkan. Belum lagi
dalam setiap pembasan penulis menyelipkan keteladanan langsung dari kisah-kisah
nyata yang pernah terjadi. Ditulis dengan gaya bahasa yang renyah menjadi nilai
tambah buku ini. Sebuah buku yang sangat memikat dan menginspirasi.
“Keberhasilan adalah kemapuan untuk
melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa
kehilangan semangat.” (hal 171).
Srobyong, 16 Januari 2017
No comments:
Post a Comment