Belakangan ini, entah kenapa aku
banyak mendapat pertanyaan seperti ini.
1. “Apa sih tipsnya biar mudah
tembus media? Soalnya sering sekali baik naskah cerpen atau resensi Mbak
dimuat.”
Padahal aslinya masih banyak yang
lebih sering dimuat, lho. ^_^
2. “Mbak, bagaimana sih, kok bisa
menang kuis terus?”
Tahu nggak masih banyak juga para
pemuru GA yang lebih sering beruntung daripada aku. ^_^
Untuk jawaban pertama.
Pertanyaan
ini cukup membuat bingung. Padahal jujur, aku baru serius menekuni bidang
literasi lagi awal Maret 2014, setelah dulu terlalu fokus dengan kuliah sambil
kerja. Bermula dari ikut event-event, baik secara indei atau mayor. Sampai
akhirnya di akhir bulan 2014 mencoba peruntungan mengirim ke media.
Tapi
tentu semua tak langsung cling, naskahku dimuat. Naskahku sering mental dan
bahkan sempat pengen menyerah. Tapi masak iya baru segini harus menyerah?
Tanggung sudah kepalang basah. Akhirnya bermodal nekat sambil terus belajar.
Aku mulai berselancar. Mencari referensi naskah-naskah yang langganan dimuat di
media. Apa keistimewaannya, kenapa sampai disukai redaktur? Dari membaca itu
aku belajar. Menyesuaikan kriteria yang disukai redaktur.
Aku
akan membaca banyak naskah yang dimuat media yang ingin aku tuju. Berkali-kali
sampai memahami dengan benar naskah yang disukai.
Dan
alhamdulillah akhir 2015, bulan September itulah kali pertama naskah cerpenku
dimuat.
Yah,
soal resensi jujur itu juga tantangan baru. Karena sebelumnya aku lebih fokus
pada menulis cerpen. Tapi melihat beberapa tumpukan buku dan sempat mendapat
tantangan dari seorang teman, aku mulai tertarik belajar meresensi.
Langsug
bagus? Tentu tidak. Masih sangat kacau. Novel yang pertama aku resensi itu
Cheeky Romance, baru kemudian Bumi Kuntilanak. Lalu berlanjut ke buku-buku lain
hingga kemudian baru berani mengirim resensi dari novel Ilana Tan. Ini juga
kali pertama dimuat di bulan September 2015.
Satu
yang aku pegang ketika ingin mengirim naskah baik untuk cerpen atau pun resensi
adalah, belajar dan membaca. Yah, sebelum aku memantapkan niat mengirim, aku
akan membaca beberapa naskah yang sering dimuat untk tahu selera redaksi. Ini
sangat penting dicatat. Serta syarat-syarat yang harus dipenuhi. Tenang saja
saat ini banyak sekali media yang membagikan syarat pengirman naskah. Kalau mau
mencari sebentar, sekali klik di Mbah google banyak sekali info yang bisa kita
dapat. Jangan malas untuk mencari informasi.
Karena
aku memang semula bermodal dari searching untuk tahu berbagai alamat media dan
tatacara pengiriman. Nggak enak dong tiba-tiba nodong sama senior buat ngasih
semua alamat media, Istilahnya minta disuapi. Cari tahu dulu kalau kepepet dan
sangat butuh baru minta tolong. Dan dalam meminta tolong juga harus sopan
dengan etika yang baik.
Setelah
itu baru kirim, berdoa dan lupakan dengan menulis lagi. Tidak lupa ketika
mengirim naskah ke redaktur, sertakan pengantar, ini juga harus sopan. Soalnya
ini pun menjadi poin penting.
Untuk jawaban kedua.
Ini
apalagi. Entah bagaimana menjelaskannya. Dulu, aku pun sangat jarang menang
dalam Giveaway dan suka gemes sendiri. Kok sulit banget sih menang.
Tapi
perlahan, aku memahami ketika mengikuti kuis, maka aku akan memerhatikan
seluruh persyaratan yang diajukan. Dan aku akan mengkuti semuanya. Dan jika
belum beruntung tidak langsung menyerah. Mencoba lagi. Karena kuis itu
sejatinya adu keberutungan.
Jika
dalam kuis disuruh menjawab pertanyan aku akan menjawab dengan semenarik
mungkin kalau bia berbeda, biar dilirik jurinya.
Tapi
jika tetap tak beruntung di kuis satu mungkin di kuis yang lain. Positif
thingking aja. Setiap orang punya kesempatan menang masing-masing. Yang penting
tak mudah menyerah, berusaha dan berdoa.
Mungkin
begitulah sedikit yang bisa aku bagikan mengenai kenapa bisa sering menang
kuis. Pokoknya ikutin apa persyaratan jawab semenarik mungkin, kalau disuruh
bikin quote buat sesuatu yang unik dan berkelas. Setelah itu tentu pasrah pada
kuasa Allah.
Banyak kuis yang bertebaran, jadi
kita bisa menebar keberuntungan. ^_^
Srobyong, 26 Mei 2016
Nyimak, Mbak. Saya juga pengen banget bisa dimuat di media tulisan-tulisannya. Makasih udah berbagi pengalamannya.
ReplyDeleteSama-sama Mas, terima kasih sudah mampir dan membaca. Ayuk semangat terus berusaha ^_^
DeleteTsaya jarang sekali ikut kuis mbak. Yang penting nulis aja...
ReplyDeleteAku suka dua-duanya, Mas. nambah bacaan dan nambah referensi buat diresensi ^_^ kan buat belajar juga. Memang sih ikut kuis kan pilihan hati, ikut monggo, tidak juga monggo
Deleteseneng banget dengan kegigihan mbak Ratna hingga mencapai titik kesuksesan saat ini :D
ReplyDeleteTerima kasih Rohma ^_^ ayuk kamu juga pasti bisa ^_^
Deletemakasih tipsnya mbak ratna kudu banyak belajar neh dari mbak
ReplyDeleteSama-sama Mbak ^_^ saya juga masih banyak belajar ^_^
DeleteBlm nyoba lagi ngirim ke media
ReplyDeleteAyo coba kirim Jiah ^_^
DeleteKalau resensi belum pernah mencoba mengirim ke media. Tapi kalau lomba menulis resensi, saya pernah beruntung mendapatkan juara. Dan kalau soal kuis, memang rada susah menjelaskan kenapa bisa dilirik. Tapi saya bisa menyebutnya keberuntungan. soalnya di satu giveaway ada puluhan orang yang ikut dan sama-sama mengikuti aturan.
ReplyDeleteShare-nya keren, Mbak. Terima kasih ya.
Wah ayuk coba kirim, Mas. Aku belum pernah menang ketika ikut lomba resensi hheh. Masih harus banyak belajar :D
DeleteIya, share ini soalnya banyak yang penasaran kok aku sering menang GA, padahal seperti yang Mas Adin bilang, keberuntungan memang poin utama. Tapi tentu dengan usaha, kan? hheh kita tak ikut sekali dua kali misal dalam blogtour hingga bisa menang di salah satu hehh.
Terima kasih sudah mampir Mas,