[Sumber gambar : Pixiz]
Judul : Fixing a Broken Heart
Penulis : Indah Hanaco
Penerbit : Gramedia
Cetakan : Pertama, Mei 2017
Tebal : 296 halaman
ISBN : 978-602- 03-4002-9
Setiap orang pasti memiliki masa lalu—entah itu
masa-masa yang menyenangkan atau malah masa-masa tersulit dalam hidup—semua
menjadi keberagaman warna yang bisa menjadi jalan untuk mendewasakan diri. Masa
lalu adalah jejak langkah dari hidup kita. Dari masa lalu kita belajar untuk
menjadi pribadi yang lebih baik. Dari masa lalu kita bisa mengambil pengalaman
agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Untuk itulah kita perlu berdamai
dengan masa lalu. Jangan jadikan masa lalu sebagai batu sandungan, tapi jadikan
sebagai batu loncatan.
Cinta dan masa lalu, merupakan dua tema yang tidak
akan ada habisnya untuk dijadikan sebuah kisah. Karena pada kondisi nyata,
setiap orang memang selalu berhubungan dengan dua masalah tersebut. Dan Indah
Hanaco—penulis yang sangat produktif ini, selalu memiliki keunggulan tersendiri
dalam mengeksekusi cerita. Meski dia mengambil tema yang bisa dibilang mainstream,
tapi dia berhasil membuat kisah-kisahnya selalu menarik untuk dibaca.
“Fixing a Broken Heart” mengisahkan tentang kehidupan
Brisha yang penuh dengan jejak-jejak masa lalu, yang menakjubkan. Dia pernah
memiliki pacar posesif yang suka
memukul, hingga berhubungan dengan pria—yang ternyata sudah menikah bahkan
sering memakai jasa cewek nakal. Hal itulah yang cukup membuat Brisah depresi,
hingga dia mengalihkan kemarahannya itu lewat makanan. Tapi karena itu pula, kini tubuhnya
membengkak. Padahal bagi wanita, tubuh harus dijaga sedemikian rupa agar selalu
tampit cantik.
Brisha pun bertekad untuk memperbaiki penampilannya
dengan meminum obat pelangsing. Tapi bukannya berhasil melangsingkan tubuh, dia
berakhir tumbang dan dibawa ke rumah sakit (hal 14).
Di sinilah tanpa sengaja Brisha bertemu dengan
Austin, mantan pacar sahabatnya—Sophie, yang merupakan seorang artis. Brisha yang sejak awal agak menjaga jarak
dengan makhluk bernama cowok, karena sejarah masa lalunya, entah kenapa dengan
Austin dia merasa nyaman.
Bukankah cinta memang tidak tahu kapan akan datang?
Namun masalanya ketika cinta itu mulai tumbuh, Brisah harus dihadapkan kembali
dengan potret masa lalunya. Siapa sangka kalau Austin adalah sahabat dari
Andaru—mantan pacarnya yang posesif dan suka memukul itu (hal 124).Kenyataan
itu tentu saja cukup membuat Austin kaget dan bingung. Karena selama yang dia
kenal Andaru adalah sosok sahabat yang baik.
Selain harus berhadapan dengan Andaru, masalah
lainnya adalah, ketika harus berhadapan dengan berbagai gosip cinta lokasi yang
sering menerpa Austin. Tak hanya itu, munculnya juga masalah dari gadis
berorientasi seksual tak biasa dan sebuah kasus pembunuhan.
Novel ini cukup kompleks dengan berbagai masalah.
Namun dengan porsinya masing-masing penulis mampu membuat kisahnya tetap
menarik. Meski dalam buku ini masih ditemukan sedikit kesalahan tulis, dan kita tidak akan menemukan sebuah misteri khas
Hercule Poirot atau Detective conan. Karena memang pada dasarnya novel ini
lebih ke romance.
Tapi lepas dari kekurangannya, novel yang juga
mengandung unsur persahabatan ini, tetap menarik. Keunggulan lainnya dari novel
ini adalah gaya percakapan penulis yang membuat kisahnya semakin hidup.
Sederhana tapi sukses bikin pensaran.
Membaca novel ini kita diajak menjadi pribadi yang
lebih tangguh. Bahwa setiap masalah ada penyelesaiannya dan kita harus berdamai
dengan masa lalu.
Srobyong, 17 Maret 2018
entah kapan terakhir kali saya baca novel... terakhir kali saya membaca novel Bintang Bunting, itu udah lama banget... cerita yang disungguhkan cukup menarik, karakter yang saling terkiat 1 sama lain
ReplyDeleteLebih suka baca non-fiksi ya Mas?
Delete