Judul :
Lepaskan, Relakan, Ikhlaskan
Penulis :
@temupenulis
Penerbit :
Laksana
Cetakan :
Pertama, Januari 2018
Tebal :
316 halaman
ISBN :
978-602-407-290-2
Dalam hidup ini, tidak mungkin semua bisa berjalan
lurus. Pasti suatu kali akan ada riak atau kerikil yang menjadi batu sandungan
kita. Ada cobaan yang akan memberi kita kekuatan dan mengajarkan arti syukur
serta keikhlasan. Karena memang begitulah kodrat hidup manusia. Ada suka ada
duka. Ada cobaan juga pasti ada penyelesaian. Buku based
on true story ini, dengan paparan yang lugas, renyah dan tidak menggurui
memberikan banyak pembelajaran kepada kita tentang pentingnya sikap sabar dan
ikhlas. Bahwa di balik sebuah cobaan, pasti akan ada hikmah yang bisa kita
ambil dan teladani.
Misalnya saja kisah dari Dwi Suwiknyo berjudul “Berdamai dengan Diri
Sendiri” dalam kisah ini kita akan dihadapkan pada masalah sebagian banyak anak
SMA yang mengalami dilema dalam menentukan jurusan kelas—apakah memilih kelas
IPA, yang terkenal dihuni para anak-anak berprestasi, atau memilih kelas IPS,
yang lebih sering disebut sebagai kelas buangan. Atau
ketika kita harus memilih universitas juga fakultas favorit. Inilah yang dilema
yangdialami Dwi. Dia sudah sangat yakin dengan pilihannya masuk IPS dan akan
melanjutkan ke STAN. Akan tetapi ternyata Tuhan memiliki rencana yang lain. (hal 27).
Ternyata, dia gagal masuk STAN. Meski sedih, dia memilih
segara bangkit, berusaha merelakan, melepas dan ikhlas akan semua ketentuan
Allah. Dia percaya Allah pasti memiliki rencana lebih indah dari apa yang dia
rencanakan.
Ada pula kisah dari Redy Kuswanto “Ketika Kenyataan
Tak Sesuai Harapan” pada kisah ini kita akan dibuat hanyut oleh kisah yang
mengharukan dari penulis yang pernah menjadi jawara lomba “Seberapa
Indonesiakah Dirimu?” yang diadakan Penerbit Tiga Serangkai. Di mana dipaparkan
sejak awal kedatangan Redy dari tanah rencong adalah untuk melanjutkan pendidikan
strata satu. Namun ketika sampai di Yogyakarta, ternyata pendafataran untuk
universitas dan fakultas idamannya sudah tutup. Redy merasa sedih dan kecewa.
Namun dia tidak mau terlarut dalam kesedihan. Dia mencari jalan lain yang
mungkin bisa dia tempuh. Dia memilih melanjutkan sekolah D1. Hanya saja pilihan
itu, malah membuat dia dibenci oleh Yandi dan Desi—dua temannya, seperjalanan
dari Aceh ke Yogjakarta.
Meski begitu, Redy tetap memilih lanjut dan bertahan.
Namun berbagai cobaan tidak terduga kembali menerjangnya. Dimulai dari seretnya
kiriman orangtua, hingga masalah penyerangan GAM—Gerakan Aceh Merdeka—yang berimbas pada keluarganya. Di sinilah
kesabaranya diuji. Akan tetapi dengan sabar dan ikhlas dia melalui semua cobaan
itu, hingga satu persatu masalah bisa diatasi.
Tidak kalah inspiratif adalah kisah karya Jack
Sulistya berjudul “Penerbit Abal-abal Penguji Mental” Menceritakan tentang kejadian tidak terduga
yang dialami Jack ketika memenangkan sebuah lomba—dengan hadiah bisa
menerbitkan buku secara mandiri. Namun
siapa duga, ketika dia sudah menstransfer uang untuk pemesanan beberapa
ekslempar buku, ternyata buku itu tidak kunjung dikirim. Dan setelah dia
selidiki alamat penerbit itu palsu (hal 225).
Sebal dan marah itulah yang dirasakan Jack pertama
kalinya. Dia berkali-kali mencoba menghubungi penerbit yang bersangkutan untuk
bertanggung jawab. Tetapi hasilnya nihil. Sebenarnya bisa saja Jack menuntut
pihak penerbit. Namun Jack lebih memilih sabar dan ikhlas. Hal itu dia jadikan
pelajaran untuk lebih berhati-hati lagi ketika ingin menerbitkan buku secara self
publishing.
Selain tiga kisah tersebut tentu saja masih banyak
kisah-kisah lain yang tidak kalah menginspirasi. Seperti kisah Merelakan LDR
Pasca Married karya Kak Adin, Bila yang Tertulis Untuku Adalah yang
Terbaik Untukmu karya K. Mubarokah, Jalan Terbaik Merelakan Kebangkrutan
karya Seno NS dan banyak lagi.
Dari kisah-kisah yang termaktub dalam kisah ini,
saya menyadari bahwa sabar dan ikhlas
memang tidak mudah, namun kita harus tetap berusaha, karena keduanya adalah
kunci utama agar kita selalu mensyukuri segala nikmat Allah baik suka atau
duka.
Srobyong, 31 Maret 2018
Terima kasih, Mbak, sudah me-review buku kami. Semoga bermanfaat 😘
ReplyDeleteSama-sama Mbak, Semoga berkenan dengan resensi ini. Insya Allah buku ini sangat bermanfaat :)
Delete