Saturday 1 December 2018

[Resensi] Pendidikan Keuangan untuk Meraup Kekayaan

Dimuat di Koran Jakarta, Rabu 21 November 2018


Judul               : Why the Rich are Getting Richer
Penulis             : Robert T. Kiyosaki & Tom Wheelwright
Penerjemah      : Fairano Ilyas
Penerbit           : Gramedia
Cetakan           : Pertama, Februari 2018
Tebal               : 306 halaman
ISBN               : 978-602-03-8107-7
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumna Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Jika kita ingin menjadi seorang jutawan, maka kita memerlukan pendidikan keuangan. Dengan pendidikan keuangan, kita bisa mengelola uang yang kita miliki dengan baik, sehingga kita bisa memperoleh banyak keuntungan.  Buku yang ditulis Robert T. Kiyosaki dan Tom Wheelwright ini sangat cocok untuk kita baca.  Dengan sudut pandang baru dan cara berpikir yang berbeda, Robert mengajarkan tentang konsep keuangan yang baik dan akurat.  Buku ini dengan lugas dan jelas, akan memaparkan tentang apa itu pendidikan keuangan dan pengaruhnya dalam memperoleh kekayaan. 

Jika dulu menabung merupakan cara pintar dalam mengumpulkan uang, maka saat ini penabung dianggap sebagai pecundang.  Dahulu kala, menjalani hidup di bawah  kemampuan dan banyak menabung adalah sesuatu yang masuk akal. Kita bisa memperoleh jaminan keuangan, mungkin bahkan menjadi kaya, dengan hidup berhemat dan menabung untuk masa depan. Namun setelah 1971, tahun ketika Presiden Nixon melepaskan dolar dari standar emas dan membuka pintu bagi bank serta pemerintah untuk mencetak uang, hidup di bawah kemampuan dan menabung menjadi tidak masuk akal.

Lebih jelasnya dipaparkan oleh penulis, pada 1976 tabungan sebesar $ 1juta X bunga 15% = $150.00 setahun. Pada masa dulu kita akan sejahtera dengan %150.000 dari hasil tabungan kita. Akan tetapi pada masa sekarang, tabungan $ 1juta X bunga 2% = $20.000 setahun. Ini menunjukkan bahwa bunga tabungan mulai meninggi. Kemudian mari kita lihat suku bunga dibandingkan dengan inflasi, yang terjadi karena pemerintah terus mencetak uang. Jika tingkat inflasi 5%, berarti kita telah kehilangan 3% uang yang kita tabung per tahun.

Maka tidak salah ketika Warren Buffet memberikan pesan bagi penabung, “Satu hal yang akan saya katakan pada Anda adalah bahwa investasi terburuk yang Anda lakukan adalah investasi tunai. Semua orang mengatakan uang tunai adalah yang terpenting dan segala sesuatu seperti itu. Dalam beberapa waktu, uang tunai tidak akan ada nilainya.” (hal 36).

Kemudian permasalahan pajak, yaitu pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara yang digunakan kembali untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum.  Bagi sebagian orang akan menganggap bahwa pajak, sedikit banyak akan mengurangi kekayaan kita. Padahal jika kita mengetahui pendidikan keuangan, maka kita bisa menyiasati pembayaran pajak lebih kecil secara legal. Sehingga keyayaan kita bukannya berkurang namun bertambah.

Kita bisa melihat siapa yang membayar pajak paling  besar atau sedikit lewat kuadran. Pertama E—employee (pegawai) membayar pajak 40%. B—big business owner (pengusaha besar) membayar pajak 20%. S—Self-employed (bekerja sendiri), small businers, atau spesial dokter, pengacara dan lain sebagainya membayar sebanyak 60%. Dan I—investor aktif membayar 0%.

Misalnya saja Gubernur Mitt Rommey membayar pajak 13% sedangkan Presiden Barack Ombama membayar 30%.  Ini terjadi karena Rommey beroperasi dari kuadran B—big business owner (pengusaha besar) dan sebagai I—investor aktif. Sedangkan Obama beroperasi  sebagai E—employee (pegawai) dan S—Self-employed (bekerja sendiri), small businers, atau spesial dokter, pengacara dan lain sebagainya (hal 55).

Oleh sebab itu Tom Wheelwright, memaparkan “Seseorang harus menempatkan diri dalam situasi yang tepat untuk memperoleh manfaat pajak. Bila kita melakukannya, tidak peduli kaya atau tidak, kita akan memperoleh manfaat pajak.” (hal 57).

Selain yang sudah dijelaskan di atas, penulis juga membahas tentang manfaat utang yang ternyata juga memiliki potensi untuk membuat orang kaya semakin kaya. Salah satunya karena adanya  bunga pinjaman dan utang ternyata bebas pajak. Tom Wheelwright memaparkan, “Aturan umumnya semua pendapatan dikenakan pajak. Pendapat sendiri adalah uang yang Anda terima yang boleh  digunakan sesuka hati tanpa terikat apa-apa. Dan utang bukanlah pendapatan. Anda harus membayar kembali. Jadi, bila Anda meminjam uang untuk diinvestasikan, itu adalah bebas pajak. Hal itu membuat utang menjadi lebih murah daripada ekuitas (uang yang sudah dipajaki). Jadi, meskipun Anda dikenakan bunga 5-6%, utang jauh lebih murah daripada bila Anda menggunakan ekuitas yang dikenakan pajak 40%.” (hal 101).

Buku ini sangat pas dan patut dibaca bagi siapa saja yang ingin bisa mengelola uang dengan baik dan meraup kekayaan.

Srobyong, 18 November 2018

6 comments:

  1. Waw bukunya keren banget ini...
    Kita jadi semakin tahu mengelola keuangan, investasi, dan mengenai pajak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, jadi nambah pengetahuan soal pengelolaan uang :)

      Delete
  2. jadi pingin tahu...invest yg menguntungkan dlm versi penulis yg spt apa

    ReplyDelete
  3. saya punya bukunya mbak, tapi belum kelar bacanya.
    buku ini merupakan versi pasa sarjana dari rich dad poor dad. Nabung adalah pecundang,

    ReplyDelete