Monday, 24 December 2018

[Review Buku] Kisah Tentang Kebohongan dan Kesempatan Kedua


[Sumber gambar : Pixiz] 

Judul               : My Real Boy
Penulis             : Ansar Siri
Penerbit           : Buku Pintar Indonesia
Cetakan           : Pertama, Agustus 2018
Tebal               : x + 222 halaman
ISBN               : 978-602-5849-21-3
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

“Yang namanya kebohongan, dibela dari sisi mana pun, tetap saja salah.” (hal 211).

Mengambil tema dunia remaja, novel  ini menghadirkan sebuah kisah menarik tentang suka duka dalam masa putih abu-abu. Dengan konflik yang tidak terduga dan penuh kejutan, kita akan dibuat penasaran bagaimana akhir kisah ini  nantinya. Memang benar, tema semacam ini sudah banyak beredar di toko buku. Namun jangan salah, dengan sentuhan unik penulis, kisah ini tetap memiliki magnet tersendiri, untuk dinikmati.

Saat ini nama Gilang sudah tidak asing lagi di telinga. Apalagi bagi pengguna Wattpad. Kepandaian Gilang dalam merangkai kata dan ketampanannya yang khas aktor Korea, telah menyedot perhatian publik. Dan karena banyaknya followers Gilang, tulisan yang dia post di Wattpad itu pun langsung dipinang salah satu penerbit besar.  Gilang juga mengadakan Meet and Greet agar bisa menyapa para penggemarnya.

Di sisi lain ada pula Alea. Dia merupakan salah satu fans berat puisi-puisi karya Gilang.  Menurutnya puisi Gilang itu sangat menyentuh dan manis banget. Namun berbeda dari para fans Gilang, yang selalu meributkan soal ketampanan, Alea, hanya fokus pada karya. Hingga suatu hari, keadaan membuat mereka berada di sekolah yang sama.  Jika menilik latar Alea yang merupakan fans berat karya Gilang, harusnya dia bersemangat dan menyambut kehadiran Gilang. Namun nyatanya, Alea merasa  aneh (hal  23).

Belum cukup kebingungan Alea, dengan kepindahan Gilang, yang sangat mendadak,  tiba-tiba cowok itu mengutarakan cinta.  Tentu saja pengakuan itu semakin membuat Alea blingsatan. Di satu sisi dia merasa istimewa, di sisi lain, dia bimbang, karena menyadari bahwa Ratih, sahabatnya  juga menyukai Gilang.   Dan masalah yang ada semakin runyam, ketika tiba-tiba ada sosok gadis cantik, bernama Aira,  yang melabrak Alea, karena dianggap sebagai perusak hubungan orang lain.

Tidak berhenti sampai di sana. Sebuah konflik lain dimunculkan penulis, dengan takaran yang pas,  sukses membuat pembaca tercengang. Karena di sini terlihat penulis sangat rapi sekali menyimpan plot twist. Dari awal membaca novel ini, saya tidak pernah menyangka akan ada konflik semacam ini.  Masa lalu Alea, yang ternyata memiliki benang merah dengan kehidupan Aira, serta kebohongan besar yang telah dilakukan Delon, sahabat Alea, semakin menambah warna tersendiri pada novel ini.
Tidak hanya membahas tentang cinta, novel ini juga menghadirkan kisah persahabatan manis antara Alea, Ratih dan Delon.  Meski sempat mengalami masa krisis, mereka berhasil mengatasi masalah itu dengan sangat baik. Ada juga masalah keluarga, yang  akan menyadarkan kita tentang pentingnya kasih sayang dan perhatian orangtua. Serta kisah perjuangan remaja yang ingin meraih mimpi.

“Pada dasarnya semua mimpi berhak untuk terwujud. Dan lo sudah bertanggung jawab atas mimpi itu.” (hal 28).

Secara keseluruhan, novel ini menarik untuk dinikmati. Pilihan tema sederhana yang dipilih penulis, tidak menghalanginya dalam menghadirkan nilai-nilai kehidupan yang patut kita renungkan. Dengan gaya bahasa sederhana, kita akan mudah dalam memahami apa yang disampaikan penulis. Dan sebagai naskah yang merupakan jebolan Wattpad, saya merasa novel ini berbeda dari beberapa novel jebolan Wattpad lainnya. 

Hanya saja dalam novel ini, saya masih menemukan beberapa kesalahan tulis. Dan saya kurang puas dengan bagian Ratih  yang tidak dilibatkan sampai akhir pada kisah ini. Padahal Ratih memiliki peran penting dalam menghidupkan kisah ini. Namun lepas dari kekurangannya dari novel ini saya belajar tentang kesabaran, persahabatan, ketulusan dan semangat juang tinggi dalam meraih mimpi. Kita juga diajak menjadi pribadi pemaaf, yang  mau memberikan kesempatan kedua kepada orang lain untuk berubah. 

Srobyong, 15 September 2018 

2 comments: