Saturday 22 December 2018

[Resensi Buku] Dongeng Ajaib yang Menginspirasi


Dimuat di Koran Pantura, 17 Juni 2019 

Judul               : Kumpulan Dongeng Aneh bin Ajaib
Penulis             : Arleen A
Ilustrator         : Kabita,Veronica Winata,dkk
Penerbit           : Bhuana Ilmu Populer
Cetakan           : Pertama, 2018
Tebal               : 200 halaman
ISBN               : 978-602-455-226-8



Kisah-kisah dongeng meski aneh dan tidak masuk akal, namun banyak nilai-nilai pembelajaran yang bisa diteladani. Kisah yang diceritakan selalu menginspirasi dan memotivasi untuk intropeksi diri. Oleh karena itu, dongeng masih menjadi bacaan yang disukai anak-anak. Apalagi dalam kisah-kisah dongeng biasanya terdapat ilustrasi menarik, yang membuat anak  semangat.  Sebagaimana Kumpulan Dongeng Aneh bin Ajaib karya Arleen A ini. Terdiri dari 10 dongeng aneh dan ajaib, buku menarik untuk dibacakan atau dibaca bersama anak-anak.

Misalnya saja kisah berjudul “Ketika Aku Jadi Sepatu” yang menceritakan tentang tokoh ‘aku’ yang tiba-tiba menjadi sepatu. Dimulai jadi sepatu ayahnya, hingga dia bisa melihat kerja keras sang ayah saat bekerja. Lalu dia menjadi sepatu sang ibu, juga sepatu adiknya. Kira-kira bagaimana akhir kisah tokoh aku ini? Apakah dia akan terus menjadi sepatu atau akan kembali menjadi dirinya sendiri? (hal 1).

Dalam kisha ini anak diajak untuk lebih menghargai orangtua. Dalam artian sebagai anak kita harus menghormati dan membantu orangtua semampu kita. Karena orangtua sudah bekerja keras untuk merawat dan mendidik kita. Ayahnya bekerja siang malam agar bisa membiayai hidup kita. Sedang ibu selalu membersihkan rumah agar nyaman untuk ditinggali. Ibu juga selalu menyiapkan sarapan yang lezat dan bergizi.

Ada pula kisah berjudul “Teko Ajaibku” yang menceritakan tentang seorang gadis kecil yang tidak sengaja menemukan sebuah teko ajaib—di mana teko itu selalu penuh isinya. Lebih menarik lagi air yang ada di dalam teko itu  sangat lezat dan bisa menyembuhkan pilek yang diderita si gadis kecil tersebut.  Gadis kecil itu pun membagikan info itu pada teman-temannya. Hingga banyak orang datang untuk melihat teko ajiabnya.

Karena semakin lama banyak orang yang datang, si gadis kecil itu menarik bayaran bagi yang ingin minum. Awalnya dia menarik harga murah, namun semakin lama dia menarik harga sangat mahal. Sejak itu para pengunjung pun semakin sepi. (hal 35). Dalam kisah ini anak diingatkan untuk tidak sembarangan memungut barang temuan di jalan. Selain itu anak juga diajak menjadi pribadi yang sudah berbagi dalam kebaikan. Bukan malah memanfaat sebuah momen untuk keuntungan diri sendiri.

Tidak kalah menarik ada kisah berjudul “Kutilku yang Besar dan Biru” menceritakan tentang gadis kecil yang memiliki kutil di hidungnya. Hal itu tentu sangat meresahkannya. Dia malu respon apa yang akan dikatakan teman-temannya tentang kutil itu. Oleh karena itu dia berusaha keras untuk menutupi kutilnya. Bahkan kalau bisa bersembunyi sampai kutil itu hilang (hal 47).Sebuah kisah yang menarik. Di sini anak diajarkan untuk menjadi diri sendiri. Tidak usah malu dengan kekurangan yang kita miliki, tapi tunjukkan prestasi.

Lalu ada juga kisah berjudul “Menara yang Tumbuh” yang mana dari kisah ini kita akan dihibur dengan kisah menakjubkan tentang harapan gadis kecil yang ingin memiliki rumah tinggi agar bisa melihat bintang dan bulan. Namun apa jadinya ketika rumahnya akhirnya bisa tinggi? Di sini kita diajak untuk mensyukuri apa yang kita miliki. Jangan suka iri dan dengki, karena pada akhirnya hanya akan merugikan diri sendiri.

Selain tiga tersebut masih banyak lagi kisah-kisah aneh dan ajaib yang sangat menginspirasi. Seperti “Tertempel pada Tutup Tong Sampah” yang memotivasi kita untuk menjadi pribadi yang tidak membeda-bedakan teman. Bertemanlah dengan siapa saja tanpa melihat status sosialnya. Atau kisah “Ketika Aku jadi Lemari” yang mengajarkan untuk tidak berlebihan dalam apa saja. Misalnya dalam menyukai atau mengoleksi sebuah barang.

Semua dipaparkan dengan apik dan mudah dipahami anak.  Bahasanya ringan  dan sederhana. Buku ini sangat cocok dijadikan bahan bacaan anak. Lebih menarik lagi, buku ini disusun dengan dua bahasa—Indonesia dan Inggris. Jadi selain bisa menikmati kisah yang diceritakan, anak juga sekaligus belajar bahasa Inggris melalui cerita.

Srobyong, Minggu 28 Januari 2018


2 comments: