Dimuat di Majalah Aulee, edisi September 2017
Judul : 99 Notes for Muslimah
Penulis : Satria Nova
Penerbit : Mizania
Cetakan : Pertama, 1 April 2017
Tebal : 194 halaman
ISBN : 978-602-418-157-4
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas
Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.
Muslimah yang baik adalah muslimah
yang bisa menjaga diri—menjaga aurat dengan baik agar tidak menimbulkan fitnah
apalagi bencana. Dalam sebuah hadis
riwayat Imam Muslim dijelaskan, “Ada dua golongan ahli neraka yang aku belum
pernah melihatnya. Pertama, golongan yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang
dengan cambuk tersebut mereka mencambuki orang-orang. Kedua, golongan perempuan
yang berpakaian tapi telanjang, yang
cenderung (tidak taat kepada Allah) dan mengajarkan orang lain untuk
meniru perbuatan mereka.” (hal 66).
Buku ini dengan gaya bahasa yang
renyah dan gurih, memaparkan tentang nasihat-nasihat untuk muslimah. Salah
satunya adalah tentang bagaimana
seharusnya seorang muslimah memakai busana. Sedari kecil kita tentu sudah
dijelaskan tentang batas-batas aurat seorang muslimah. Yaitu seluruh tubuh,
kecuali muka dan telapak tangan. Dan kita pun dianjurkan memakai jilbab. Hanya
saat ini tidak semua muslimah tergerak untuk memakainya. Padahal perintah ini sudah dijelaskan dalam
surat Al-Azhab ayat 59. “Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak
diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (hal 68).
Di antara alasan yang sering
dipaparkan para muslimah ketika tidak segera memperbaiki gaya busana—khususnya
mengenakan jilbab yaitu, merasa belum
siap dan beranggapan yang terpenting adalah memiliki hati baik. Padahal
berjilbab dan harus memiliki hati baik
itu sama-sama perintah Allah yang harus dilaksanakan, kita tidak boleh memilih
salah satu.
Kemudian kali kita juga merasa
jilbab dan pakaian lebar akan mengangggu aktivitas dan membuat kita kepanasan.
Padahal panas di dunia tidak sebanding dengan panas yang akan kita terima di
neraka kelak. Selain itu perlu kita ketahui,
jilbab dan pakaian muslimah sama sekali tidak membatasi ruang gerak dan
aktivitas kita. Banyak saat ini para muslimah yang tetap bisa bersekolah
tinggi, traveling, keliling dunia, bekerja, berbisnis dan melakukan hobi
mereka, meski memakai pakai syar’i (hal 70-71).
Kerap kali kita juga berpikir dengan
memakai jilbab dan baju tertutup akan membuat diri mereka tidak menarik. Dan
pendapat dengan memakai baju dan jilbab
lebar kita akan kesulitan dalam mendapat
jodoh dan pekerjaan. Ini sungguh pemikiran yang bodoh. Masalah jodoh itu
ketetapan Allah. dan jika kita tidak diterima dalam sebuah instansi perusahaaan
karena jilbab, itu tanda perusahaan tersebut kurang baik, karena tidak
menghargai keyakinan karyawannya. Tidak ketinggalan kita sering berasalan bahwa
kita belum dapat hidayah untuk berjilbab. Padahal kenyataanya kita sendiri yang
kadang menghalangi hidayah itu sendiri.
perlu kita ketahui hidayah itu bukan ditunggu, melaikan diusahakan. Kita
harus paksa diri untuk berjilbab dan memakai baju syar’i, maka lama-lama hati
kita akan merasa nyaman.
Ada alasan tersendiri kenapa Allah
memerintahkan para muslimah untuk berjilbab dan menutup aurat. Di mana ternyata
hal itu memiliki banyak manfaat. Di antaranya bisa melindungi diri dari kejahatan
seksual yang saat ini marak terjadi, hati menjadi tenang serta menunjukkan jati
diri sebagai seorang muslimah itu sendiri.
Perlu diingat dalam menjaga aurat
kita tidak sekadar memakai jilbab, tetapi benar-benar memperhatikan apakah
pakaian yang dikenakan itu sudah syar’i atau belum. Yang mana ciri-cirinya
adalah pakaian muslimah seyogyanya tidak ketat—di mana masih memperlihatkan
lekuk tubuh muslimah itu sendiri, tidak
transparan, sehingga bagian tubuh muslimah bisa dilihat dari luar, tidak menyerupai pakaian laki-laki, tidak
memakai pakaian yang menyerupai pakaian wanita kafir, tidak boleh
memperlihatkan perhiasan kepada selain mahramnya, tidak bermegah-megahan saat
mengenakan pakaian dan jilbab yang dipakai harus menjulur sampai dada. Selain itu
cara berpakain itu harus diterapkan di mana saja. Bukan hanya ketika sedang
bepergian, namun juga di lingkungan sekitar rumah.
Kita harus selalu menjaga sikap baik
dengan tidak berbicara buruk, mencintai kebersihan, berani melakukan perubahan
dan mandiri. Dengan melakukan semua itu,
bukankah sama saja kita menghargai diri sendiri? Jangan sampai kita menjadi
seorang muslim yang rugi karena bertindak tidak sesuai norma agama dan ujungnya
merugikan diri sendiri.
Buku ini sangat patut dibaca bagi
para muslimah. Karena selain memaparkan tentang masalah gaya busana, di sini
dipaparkan juga tentang pesan-pesan bijak yang harus diketahui para muslimah,
dimulai dari pentingnya menuntut ilmu, hingga masalah aktivitas, ibadah juga
menjemput jodoh.
Srobyong, 1 Juli 2017 – 16 Agustus
2017
No comments:
Post a Comment