Wednesday, 27 September 2017

[Cerpen] Pundak Lawean

Dimuat di Radar Lampung, Minggu 24 September 2017


*Kazuhana El Ratna Mida

Desa Serayu geger. Ini sudah ketiga kalinya. Selalu saja seperti itu, setiap kali dia menikah. Setiap itu pula laki-laki yang dia nikahi, dalam waktu dekat akan meninggal. Kejadian itu tentu saja semakin menguatkan pendapat masyarakat, kalau Marni memang pembawa sial. Dia si pundak lawean, yang mestinya harus dijauhi oleh para lelaki.  Oleh karena itu, ketika ada laki-laki lagi yang ingin melamar Marni, banyak warga yang tidak terima. Apalagi orang itu adalah salah satu pemuka agama.

Benar kata pepatah,  menilai keburukan orang lain itu lebih mudah daripada menilai keburukan diri sendiri. Usia Marni 10 tahun ketika menyadari, banyak orang dewasa yang selalu menatap aneh padanya. Mereka terlihat takut dan anti pati.  Kala itu Marni  tidak tahu pasti alasan yang membuat mereka seperti itu.  Sampai akhirnya Marni tanpa sengaja mengetahaui tentang   makna simbol hitam, berbentuk bundar melekat pada bahu kiriknya. Konon katanya setiap wanita yang memiliki tanda itu disebut sebagai pundak lawean dan akan membawa petaka.

~*~


No comments:

Post a Comment