Dimuat di Jejak Literasi, edisi September 2017
Judul : A Head Full of Ghosts
Penulis : Paul Tremblay
Penerjemah : Reni Indardini
Penerbit : Noura Books
Cetakan :Pertama, Maret 2017
Tebal :398 halaman
ISBN : 978-602-385-253-6
Peresensi : Ratnani Latifah, Alumni Universitas
Islam Nahdlatul Ulama, Jepara.
Mengutip salah satu pendapat dari pembaca novel ini,
Sara Gran—penulis Claire DeWitt and the City of the Dead dan Come
Closer—mengungkapkan, “Berbeda dengan novel horor mana pun yang pernaah kau
baca, tapi anehnya, terasa sangat familier. Kengeriannya akan
menghantuimu.”
Novel ini merupakan Bram Stoker’s
Award Winner tahun 2015—sebuah penghargaan yang diberikan Horror Writers Association (HWA) untuk
“prestasi unggul” dalam penulisan novel horor.
Mengambil tema psikologi hororo, novel ini menceritakan tentang kehidupan keluarga Barrett, sebuah keluarga
yang tinggal di pinggiran New England. Pada awalnya mereka menjalani kehidupan normal
seperti biasa. Sampai sebuah kejadian membuat kehidupan mereka berubah.
Marjorie, putri pertama mereka, yang
berusia empat belas tahun, menunjukkan tanda-tanda memiliki sebuah penyakit
yang mengharuskan mereka untuk selalu melakukan konsultasi pada dokter
Hamilton. Di mana Marjorie kerap melakukan tindakan-tindakan aneh, seperti
mengeluarkan suara aneh dan memiliki banyak luka aneh di tubuhnya. Hal ini tentu saja membuat orangtua Marjorie
khawatir. Belum lagi sikap Marjorie meski sudah diobati sama sekali tidak
menunjukkan kepulihan. Yang ada, Marjorie semakin menggila.
Hal ini-lah yang pada akhirnya
membuat orangtua Marjorie merasa putus asa. Apalagi sudah satu tahun lebih
John, ayah Marjorie tidak bekerja akibat PHK masalah yang dilakukan tempat
perusahaan dia bekerja dulu—Barter Brothers—perusahaan pembuat mainan yang
berbasis di New England (hal 43). Sedang biaya pengobatan Marjorie tidak
sedikit.
Selain Marjorie, ada Merry putri
bungsu keluarga Barrett yang memang sangat dekat dengan kakaknya. Sehari-hari
dia sering bersama kakaknya. Mendengar sang kakak menceritakan kisah-kisah
horor yang seru tapi juga menakutkan.
“Menjelang akhir, yang tertinggal
hanyalah dua anak perempuan yang menghuni rumah kecil di punck gunung. Kedua
anak itu bernama Marjorie dan Merry. Mereka tinggal bersama ayah mereka. Ibu
mereka menghilang sewaktu berbelanja
berminggu-minggu sebelumnya, ketika yang tumbuh mulai menyerang mereka. Dan
ayah mereka ternyata tidak beres, Marjorie yang malang juga tidak beres.
Tinggal si bungsu Merry yang sehat. Lalu tanpa sengaja Merry menemukan jasad
ibunya dan menyadari bahwa sang ayah-lah yang telah meracuni ibu dan
kakaknyaa.” (hal 55-57).
Saat itu Merry tidak paham, kalau
kakaknya sedang sakit. Dia hanya tahu ... kakaknya kadang-kadang memang aneh.
Bahkan ayahnya mengangap kalau tubuh Marjorie dirasuki oleh iblis. Oleh karena
itu, ayahnya bekerja sama dengan Pastor Wanderlay melakukan
eksorsisme—pengusiran hantu. Selain
itu ayahnya juga bekerja sama dengan sebuah acara televisi untuk mem-filmkan
apa yang terjadi pada keluarga mereka demi mendapat uang. Mereka masuk dalam
acara The Possesion.
Dan lima belas tahun kemudian,
kebenaran di balik kisah itu terungkap melalui seorang penulis terkenal—Rachel
yang tertarik dengan keluarga Barrett dan meminta kesediaan Merry untuk
melakukan wawancara. Di mana pada sesi wawancara itu, Merry saksi mata kejadian
yang tidak pernah dia duga—kejadian yang menakutkan dan mencekam, mulai
memaparkan fakta menarik dan kisah Marjorie yang tidak pernah menua dalam kurun waktu lima belas tahun ini. Sebenarnrya apa yang telah terjadi pada
Marjorie dan keluarganya?
Sebuah novel yang menarik. Karena
penulis memaparkan dengan cara yang tidak biasa. Mengambil alur maju mundur, membuat kita
diajak pelan-pelan memasuki setiap labirin kebenaran yang disimpan penulis.
Namun sejujurnya untuk rasa horor, entah kenapa saya belum merasakan feel-nya,
serta novel ini terasa agak lambat dalam penceritaan. Namun lepas dari kekurangannya,
novel ini mencoba membuka tabir tentang pentingnya sebuah keluarga menjaga
keharmonisan.
Kekurangan novel ini tertutupi
dengan kepiawaian penulis dan mengeksekusi cerita, sehingga membuat saya
menyelesaikan kisah sampai akhir untuk mengetahui kebenaran dari kisah ini.
Sebuah kebenaran yang tidak pernah terduga dan cukup membuat saya terkejut.
Srobyong, 20 Juli 2017
No comments:
Post a Comment