Dimuat di Radar Mojokerto, Minggu 17 September 2017
Judul : Kisah Bulu Tengon
Penulis : Dian K
Ilustrator : R. Herningtyas
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Cetakan : Pertama, Mei 2017
Tebal : 32 halaman
ISBN :978-602-394-691-4
Peresensi : Ratnani Latifah. Alumni Universitas
Islam Nahdlatu Ulama Jepara.
Indonesia kerap kali disebut sebagai
negara yang gemah ripah loh jinawi—yang mana menggambarkan sebagai
negara yang memiliki kekayaan alam. Namun ternyata selain kaya akan alam,
Indonesia juga negara yang kaya akan adat dan budaya. Mengingat di Indonesia
memang terdiri dari berbagai suku yang berbeda dari Sabang sampai Merauke. Namun
begitu, sebagaimana semboyan kita, Bhinneka Tunggal Ika—meskipun
berbeda-beda tetap kita satu jua.
Inilah keunikan Indonesia. Dan
sebagai warga yang baik, sepantasnya
kita menghargai berbagai kekayaan yang ada di tanah air ini. Salah satunya
dengan mengenal cerita- rakyat di Indonesia. Karena sadar atau tidak sadar,
dari kisah-kisah rakyaat di Indonesia, kita bisa mengambil banyak pelajaran
dari kisah tersebut. Salah satunya
adalah “Kisah Bulu Tengon” sebuah kisah rakyat yang berasal dari Kalimantan
Utara. Kisah ini patut dijadikan guru dalam berperilaku.
Mengisahkan tentang Ku Anyi yang
hidup bahagaia dengan istrinya. Ku Anyi merupakan kepala suku Dayak yang sangat
disayangi dan dihormati oleh penduduk. Mengingat Ku Anyi ini memang sangat
ramah dan tidak segan membantu. Ku Anyi kerap membagikan hasil buruanya kepada
penduduk (hal 4). Hanya satu hal yang kerap membuat Ku Anyi dan istrinya
sedih. Mereka belum juga dianugerai anak
oleh Yang Maha Kuasa. Namun begitu, mereka tetap bersabar dan berdoa kepada
Allah. “Sabar. Dan teruslah berdoa. Suatu saat Tuhan akan mengabulkan doa
kita.” (hal 7).
Selain bersabar dan berdoa, mereka
juga terus berbuat kebaikan. Mereka percaya Kebaikan akan berbuah kebaikan (hal
8). Hingga pada suatu hari, Ku Anyi
bekerja seperti biasa, dia pergi berburu ditemani anjing setianya. Anehnya, anjing itu tiba-tiba menyalak. Pada
awalnya Ku Anyi menduga kalau anjingnya melihat rusa atau kelinci. Tapi
ternyata dia salah. Saat itu mereka berada di antara bambu betung. Dan entah kenapa ada
bisikan-bisikan aneh yang membuat Ku Anyi mendekatinya.
Di sana dia menemukan sebuah telur
besar, yang akhirnya dia bawa pulang. Mungkin terlur itu bisa dimasak dan
dijadikan lauknya. Selain membawa telur,
Ku Anyi juga membawa bambu betung yang juga bisa dijadikan sayur. Sayangnya,
ketika Ku Anyi meminta istrinya untuk memask telur dan sayur itu, sang istri
menolak, karena mereka sudah memiliki lauk yang lebih cukup. Akhirnya Ku Anyi
pun setuju dan berencana memasak telur itu untuk esok hari. Hanya saja ketika
pagi tiba, mereka dikejutkan dengan keberadaan dua bayi yang sangat
menggemaskan. Kira-kira apa yang akan
terjadi selanjutnya?
Sebuah kisah yang menarik dan
dipaparkan dengan asyik juga. Dilengkapi ilustrasi yang cantik, semakin membuat
kisah ini enak untuk dibaca. Membaca kisah ini kita bisa belajar bahwa orang
yang suka berbuat kebaikan akan mendapat balasan kebaikan juga. Dan kita juga belajar, bahwa di balik
kesulitan pasti ada kemudahan. Selain
itu dalam buku ini kita juga bisa belajar tentang sejarah tentang cikal bakal
Kesultanan Bulungan.
Menarik bukan? Rasanya
sayang jika tidak mengoleksinya. Membaca buku ini selain mendapat pelajaran
moral, kita juga belajar sejarah mengenai keunikan-keunikan kisah rakyat di
setiap daerah. Tidak ketinggalan,
mengingat buku ini bilingual book, maka kita juga bisa belajar bahasa
Inggris lewat buku ini.
Srobyong, 10
Agustus 2017
No comments:
Post a Comment