Saturday, 8 October 2016

[Resensi] Tiga Misteri Pembunuhan Penuh Intrik

Judul               :  The World’s Favorite Agatha Christie (Karya Agatha Christe Pilihan Favorit Pembaca Sedunia)
Penulis             : Agatha Christie
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan           :  Pertama, Maret 2016
Halaman          : 624 hlm
ISBN               : 978-602-03-2621-4
Peresensi         : Ratnani Latifah, penikmat buku dan literasi. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.

Siapa yang tidak mengenal Agatha Christie—yang pada tanggal 15 September ini diperingati sebagai hari jadinya yang ke 126? Dia adalah penulis misteri paling terkenal di dunia.  Karya-karyanya selalu laris manis dalam berbagai bahasa.  Memperingati hari jadinya yang ke 125, Gramedia Pustaka Utama menerbitkan karya Agatha Christe Pilihan Favorit Pembaca Sedunia. Tiga naskah yang akhirnya dipilih ini merupakan hasil dari pengumpulan suara pembaca di seluruh dunia.

Tiga naskah ini tidak memiliki benang merah satu sama lain dan sejatinya merupakan potongan-potangan buku yang sudah pernah diterbitkan sebelumnya. Namun kisah yang terpilih ini  mengungkapkan betapa cerdiknya seorang Agatha Chrtistie dalam membuat kisah misteri pembunuhan.

Tiga kisah itu adalah And Then There Were None (Lalu Semua Lenyap) pertama diterbitan pertam kali  1939. Lalu Murder on the Orient Express (Pembunuhan di Orient Express) yang diterbitkan pertama kali 1934 dan The Murder of Roger Ackroyd (Pembunuhan Atas Roger Ackroyd) diterbitkan pertama kali 1926.

Lalu Semua Lenyap. Mengisahkan tentang sepuluh orang yang diundang ke sebuah pulau terpencil—Pulau Negro. Mr. Justice Wargrave, Vera Claythorne, Philip Lombard, Emily Brent, Jendral Macarthur, Dokter Amstrong, Anthony Marston, Henry Blore, Tomas Rogers dan Ethel Rogers. Bagaimana mereka sampai di sana, sungguh unik dan sangat mencurigakan.

Keadaan semakin kacau dan mencekam, ketika tiba-tiba ada suara yang mengungkap kejahatan yang dituduhkan pada sepuluh tamu tersebut. (hal. 34) Lalu berturut-turut satu persatu dari mereka ditemukan mati mengikuti pola sebuah lagu. Korban pertama adalah Anthony Marston yang meninggal karena keracunan sianida. Hanya saja siapa yang memasukkan racun itu tersebut itulah yang tidak tercium jejak pelaku. Namun pada akhirnya mereka sadar, mungkin pembunuh sejatinya berada di antara mereka sendiri.

Kisah kedua Pembunuhan di Orient Express pun tak kalah rumit dengan bagian pertama.  Saat kereta terjebak salju di Balkan, salah satu penumpang bernama Mr. Ratchett terbunuh dalam keadaan yang mengenaskan. (hal. 218). Kasus ini pada akhirnya membuat Inspektur Hercule Poirot turun tangan untuk menanganinya.

Dengan cara yang unik Poirot mengumpulkan informasi untuk mengetahui siapa pembunuh yang sebenarnya dari dua belas orang yang dicurigai. Apa motif yang dimiliki pembunuh dan bagaimana cara melakukan aksi pembunuhan itu. Hingga akhirnya terungkap siapa pelaku yang sama sekali tidak terduga. Mengejutkan dan luar biasa.

Terakhir adalah Pembunuhan Atas Roger Ackroyd yang kembali melibatkan Hercule Poirot untuk memecahkan kasus yang ada di desa King’s Abbot.  Diceritakan Mr. Ackroyd tiba-tiba ditemukan meninggal di ruangannya sendiri oleh dr. Sheppard.  Sedang orang yang berada di rumah saat itu, masing-masing memiliki alibi yang cukup kuat.

Sebelum kematian Mr. Ackroyd sebenarnya dia tengah bersedih karena kekasihnya Mrs. Ferrars ditemukan tewas bunuh diri. Katanya perempuan itu tidak sanggung menanggung kesedihan karena merasa bersalah telah membunuh sauminya dulu. Tapi belakangan Mr.Ackroyd baru tahu, kekasihnya itu tertekan karena diperas seseorang yang mengetahui kejahatan yang telah dilakukannya.  Mrs. Ferrars meninggalkan sepucuk surat untuk mengungkap siapa sang pelaku pemerasan. Namun sebelum itu terungkap, Mr. Ackroyd telah ditemukan terbunuh.

Hercule Poirot yang kebeteluan di sana, akhirnya menerima tawaran keponakan dari Mr. Ackroyd—Flora untuk menyelidiki kasus itu hingga keakar-akarnya.

Sebagaimana keabiasannya Poirot melakukan penyelidikan dengan cara unik dan sangat mendetail. Dan ketika pada sampai kesimpulan siapa pembuhnya, maka pembaca akan dibuat tertegun dan tidak percaya. Karena si pelaku sangat lihai dalam menyamarkan diri.

Ketiga kisah misteri ini benar-benar sangat sulit ditebak. Twits endingnya sangat keren. Penulis benar-benar lihai menyembunyikan pelaku kejahatan dengan sangat rapi.  Dan cara mengungkapkan siapa pelaku sebenarnya juga keren. Tidak diragukan lagi jika karya-karyanya disukai semua pembaca di dunia. Salut. Bagi para pencinta buku misteri dan memang penggemar Agatha Christie, buku ini recomended untuk dibaca.

Kisah-kisah dalam buku ini mengajarkan untuk tidak memelihara dendam dan diperbudak uang. Karena dendam dan gila uang hanya akan menyulut pada kejahatan. Quote yang paling mengesankan ketika membaca kisah ini adalah, “Dosamu akan selalu mengejarmu.” (hal. 69)

Srobyong, 2016. 

Dimuat di Radar Sampit, Minggu 2 Oktober 2016 


No comments:

Post a Comment